nusabali

Mainkan Berbagai Instrumen Musik, Haridwipa Gamelan Group Harumkan Bali di Mancanegara

  • www.nusabali.com-mainkan-berbagai-instrumen-musik-haridwipa-gamelan-group-harumkan-bali-di-mancanegara

TABANAN, NusaBali.com – Sebagai salah satu komunitas seni di Bali,  Haridwipa Gamelan Group mengharumkan nama Bali hingga mancanegara melalui seni budaya.

Grup kesenian yang berdiri pada 2001 ini mebawa gamelan Bali go international ke banyak Negara. Mulai dari  Chile dan Peru pada tahun 2005, Prancis (2006), New York, AS (2007), Austria (2009), dan Singapura (2018).

Tak ayal, misi budaya ini berbuah penghargaan di antaranya penghargaan Duta Besar RI di Santiago, Chile atas  partisipasi Peringatan HUT RI Ke-60 RI dan Promosi Budaya Indonesia di Santiago, Chile tahun 2005. Selanjutnya ada  penghargaan Duta Besar RI Peru di Lima atas Pentas Budaya ‘Danzas Tradicionales de las islas de Indonesia' Trujillo, Peru tahun 2005.

Sebelumnya ada juga penghargaan Best Musician for Completing the 2001 Irene Diamond Summer Institute, National Dane Institute New York tahun 2007, Best Performent at Play Freely Music Festival di Sinagpore tahun 2018 serta baru-baru ini meraih sertifikat Parama Patram Budaya dari Dinas Kebudayaan Provinsi dan Gubernur Bali tahun 2021.

Haridwipa Gamelan Group sendiri memiliki ciri khas penggunaan berbagai macam instrumen musik selain gamelan yang sudah umum digunakan, seperti gamelan semarandana, gender wayang, dan balaganjur.

“Kami  juga menggunakan instrumen musik luar Bali seperti, djembe dan udu (perkusi dari Afrika), conga (perkusi dari Kuba), serta terkadang menggabungkan alat nonmusikal seperti barang-barang bekas,” ujar I Gusti Nengah Hari Mahardika, Ketua Haridwipa Gamelan Group,  Kamis (23/9/2021).

Hari Mahardika menjelaskan bahwa personalitas sanggar yang memiliki 140 anggota ini mengedepankan satu rasa dalam jiwa dengan memaknai seni dengan berlandaskan konsep Tri Hita Karana.

“Keseimbangan manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam lingkungan, serta manusia dengan sesama, agar tercipta keselarasan kehidupan melalui ranah berkesenian, seni, berkontekstual dengan proses bergulatnya pelestarian seni, perkembangan seni, dan penciptaan seni lintas batas,” tuturnya.

Hari Mahardika mengatakan bahwa penggunaan nama Haridwipa Gamelan Group pada sanggar miliknya memiliki arti dan makna tersendiri yang terkandung di dalamnya. “Hari berarti Besar, Dwipa berarti makmur yang tertuju pada kebesaran jiwa bergelut dalam seni, menuju kemakmuran jasmani rohani,” ujar pimpinan sanggar bermarkas di Jalan Kenanga nomor 7, Banjar Tegal Belodan, Desa Dauh Peken, Tabanan ini.
 
Secara resmi Sanggar Haridwipa Gamelan Group diberikan amanah oleh Perbekel Desa Dauh Peken berdasar Surat keputusan tertanggal 2 Desember 2007, dengan kepengurusan dan mengembangkan kelembagaan organisasi dalam kegiatan seni budaya di Desa Dauh Peken.

Adapun kegiatan sanggar di masa pandemitetap  berjalan dan mengisi beberapa pertunjukan dalam negeri secara virtual. Bahkan pandemi tidak menjadi halangan Haridwipa Gamelan Group dalam terus berkreasi, dan menciptakan karya-karya baru.

“Banyak karya terlahir di dalam masa pandemi ini, seperti Okokan Kolosal Nangluk Merana pada festival Tanah Lot 2019, karya ‘Syukur’ dalam Festival Bali Jani 2020, Promosi Budaya dari Kemenparekraf 2021, serta karya penciptaan Musik Teatrikal Subak Ngalah untuk Ujian Tugas Akhir Pascasarjana ISI Denpasar tahun 2021,” terang hari Mahardika.

“Sebelum pandemi Haridwipa Gamelan Group juga aktif mengisi acara pada Sanur Village Festival 2010, Java Jazz Festival Jakarta 2008, Jazz Market di Taman Bhagawan Bali 2009, dan Pekan Komponis Muda 2005 di Solo,” tambahnya. *rma

Komentar