nusabali

Demer Minta Menteri BUMN Perhatikan Harga Semen

  • www.nusabali.com-demer-minta-menteri-bumn-perhatikan-harga-semen

JAKARTA, NusaBali
Mahalnya harga semen membuat Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Gede Sumarjaya Linggih (Demer) mendapat aspirasi dari masyarakat mengenai hal tersebut.

Bahkan mereka meminta secara gratis kepada Demer. Untuk itu, Demer berharap Menteri BUMN Erick Thohir memperhatikan tentang harga semen.

"Saya ingin komentar mengenai semen, walau tidak pada posisi pengawasan. Namun, saya tergelitik dengan permasalahan tersebut. Apalagi banyak yang meminta semen gratis kepada saya. Jadi, saya mengetahui keinginan masyarakat agar harga semen semurah-murahnya," ujar Demer dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi VI DPR RI dengan Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadia, Rabu (23/9).

Menurut Demer, rakyat membutuhkan semen untuk membangun sehingga mereka ingin harga semen murah. Hal tersebut bisa menjadi pertimbangan Kementerian BUMN. Dia juga menginstrusikan agar Kementerian BUMN dan Kementerian Investasi/Kepala BKPM melakukan kajian tersendiri. "Karena saya lihat, biasanya izinnya terbatas. Jika seperti itu akan terjadi oligopoli. Bahkan bisa terjadi kesepakatan harga diantara produsen. Ini pernah menjadi temuan dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)," jelas pria dari Fraksi Golkar ini.

Kemarin, kata Demer, ada temuan KPPU di pabrik ban dan sepeda motor. Mereka melakukan kesepakatan harga. Kesepakatan harga, lanjut pria yang sudah empat periode sebagai Anggota DPR RI ini, terjadi akibat sedikit pemain dan sedikit produsennya.

"Saya minta menteri-menteri melihat sejauh mana kepentingan kesepakatan-kesepakatan itu terjadi, sejauh mana bagi kepentingan pembangunan kita serta sejauh mana bagi kepentingan rakyat kita terkait persoalan semen," tegas Demer. Bagi Demer, itu perlu menjadi kajian Menteri BUMN dan Menteri Investasi/Kepala BKPM. "Karena lucu juga, sudah over suplay semen masih ada orang mau investasi di sana. Persoalannya ada di mana. Apakah yang ada sudah tidak efisien dan efektif atau bagaimana. Ini harus menjadi kajian menteri," ucap Demer. *k22

Komentar