nusabali

Banjir dan Longsor Terjang Jembrana

  • www.nusabali.com-banjir-dan-longsor-terjang-jembrana

Banjir di beberapa wilayah pemukiman warga, ada yang belum surut hingga Selasa (20/9).

NEGARA, NusaBali

Hujan deras pada Senin (20/9) sore hingga tengah malam mengakibatkan sejumlah lokasi di Kabupaten Jembrana diterjang banjir. Hujan deras berlangsung hampir 7 jam,  mulai pukul 16.00 Wita - 23.00 Wita itu, juga mengakibatkan bencana tanah longsor di beberapa desa.

Data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, sekitar 12 wilayah pemukiman warga di 3 kecamatan dilanda banjir saat hujan deras Senin malam tersebut.  Di antaranya 4 wilayah di Kecamatan Negara yakni Kelurahan Baler Bale Agung, di Kelurahan Loloan Barat dan di Desa Pengambengan. 5 wilayah di Kecamatan Jembrana yakni Banjar Tegal Asih di Desa Batuagung, Lingkungan Satria dan Lingkungan Pendem di Kelurahan Pendem, Banjar Sebual di Desa Dangin Tukadaya dan di wilayah Kelurahan Loloan Timur. Begitu juga terjadi banjir di 3 wilayah di Kecamatan Mendoyo yakni, di Desa Mendoyo Dauh Tukad, di Desa Yehembang, dan di Banjar Tembles, Desa Penyaringan.

Selain menggenangi sejumlah rumah warga, juga sempat terjadi genangan air pada sejumlah titik jalan umum maupun Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk di 8 wilayah Jembrana. Di wilayah Kota Negara sendiri, ada 3 titik genangan air yakni, di simpang empat Jalan Sudirman, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, di Jalan Ngurah Rai wilayah pertokoan sebelah timur Pasar Umum Negara, dan di Jalan Udayana sebelah timur Polsek Negara, Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara. Kemudian untuk genangan air di Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk, sempat terjadi di 5 wilayah. Masing-masing di Banjar Tembles, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, di timur pasar Tegal Cangkring, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, di barat jembatan Sebual hingga depan warung makan Tiga Putra di Banjar Sebual, Desa Dangin Tukadaya, di depan SPBU Sebual hingga di perempatan Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, dan di depan Puskesmas II Mendoyo, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo.

Di samping bencana banjir itu, juga diketahui adanya 7 bencana tanah longsor. Dari 7 titik tanah longsor itu, terjadi di 4 titik jalan pedesaan. Di antaranya  longsor yang menutup sebagian badan jalan pedesaan di Banjar Kemuning, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya,  dengan ketebalan material longsor sekitar 30 centimeter dan panjang sekitar 5 meter. Longsor pada bahu jalan di Banjar Pengajaran, Desa Berangbang, Kecamatan Negara. Longsor yang menutup sebagian jalan pedesaan di jalan Tempek Pangkung Kelepus, Banjar Munduk Anggrek, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo. Kemudian  longsor yang menutup badan jalan rabatan beton di wilayah Banjar Sekar Kejula, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, dengan ketebalan material longsor sekitar 50 centimeter hingga 2,5 meter dan panjang sekitar 8 meter.

Sedangkan 3 bencana longsor lainnya merupakan longsor yang menyebabkan kerusakan bangunan rumah warga. Di antaranya, longsor senderan belakang dapur milik keluarga I Putu Mahardika di Banjar Munduk Anggrek Kaja, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo. Kemudian retakan tanah yang menyebabkan keretakan tembok rumah milik keluarga I Gusti Ketut Wartana dan kerusakan tembok pagar merajan milik keluarga I Gede Wiardika di Kecamatan Mendoyo. Kemudian yang cukup parah, adalah bencana longsor yang menimpa belakang tembok rumah milik I Komang Widisastra, 23, di Banjar Rangdu, Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, yang menyebabkan tembok belakang rumah jebol sekitar 5 meter x 3 meter.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jembrana I Putu Agus Artana Putra, Selasa (21/9) kemarin, mengatakan karena ada laporan, Senin malam itu langsung menerjunkan personel untuk penanganan awal pada Senin malam, dilanjutkan Selasa kemarin. Tidak ada korban luka maupun korban jiwa. Hanya ada kerusakan bangunan rumah warga di Kecamatan Mendoyo, juga diketahui adanya kerusakan rumah milik Ahmad Widiono di Banjar Tengah, Kecamatan Negara. Sebagian atap belakang rumahnya jebol karena diguyur hujan deras pada Senin malam tersebut.

Menurut Agus Artana, khusus genangan air di sejumlah titik jalan umum maupun Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk yang sempat menghambat arus lalu lintas, khususnya pengendara sepeda motor, dipastikan sudah surut pada Senin sekitar pukul 23.30 Wita. Banjir di beberapa wilayah pemukiman warga, ada yang belum surut hingga Selasa kemarin, dan telah dilakukan penyedotan air bersama pihak Pemadam Kebakaran Jembrana.

Terkait bencana longsor yang menutup sejumlah jalan pedesaan, kata Agus Artana, sudah ditangani dengan gotong royong pada Senin kemarin. Materi longsor yang membuat jebol tembok belakang rumah I Komang Widisastra,23, di Banjar Rangdu, Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, sudah dibersihkan. “Semua sudah ditangani. Dari sekian bencana itu, kita juga pastikan tidak ada yang sampai mengungsi,” ucapnya.

Sejumlah bencana, jelas Agus Artana, karena hujan deras dengan durasi cukup lama dan luapan air dari wilayah hulu. Begitu juga banjir di beberapa wilayah kota ataupun di beberapa titik Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk tersebut, juga terjadi karena gorong-gorong ataupun saluran  yang terlalu kecil dan beberapa diduga mampet karena adanya endapan sedimen maupun sampah. “Debit airnya terlalu besar. Kemudian beberapa drainase ataupun terowongan drainase di Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk, daya tampungnya tidak memadai. Nanti itu juga akan dikoordinasi ke pihak Balai Jalan,” ungkap mantan Sekretaris Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Jembrana ini.

Sesuai data perkiraan cuaca, Agus Artana mengatakan, diprakirakan curah hujan tinggi di Jembrana masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Dirinya pun berharap warga yang berada di kawasan rawan banjir ataupun longsor untuk tetap waspada. “Dari koordinasi ke BMKG, dari prakiraan tiga sampai empat hari ke depan masih ada potensi hujan deras di Jembrana,” ucapnya. *ode

Komentar