nusabali

Saat Walaka sebagai Veteran dan Seniman Tari Klasik

Ida Pedanda Gede Jelantik Karang Lebar di Usia 97 Tahun

  • www.nusabali.com-saat-walaka-sebagai-veteran-dan-seniman-tari-klasik

AMLAPURA, NusaBali
Ida Pedanda Gede Jelantik Karang lebar di usia 97 tahun di Geria Karang, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Minggu (12/9) sekitar pukul 08.45 Wita.

Semasih walaka bernama Ida Made Putra Sari dikenal sebagai veteran pejuang dan seniman tari klasik. Upacara palebon pada Sukra Umanis Merakih, Jumat (31/12). Mantan Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri melayat ke rumah duka, Senin (13/9).

Salah seorang putra almarhum, Ida Wayan Oka Adnyana, mengatakan Ida Pedanda Gede Jelantik Karang lebar karena sakit. Terakhir muput upacara di Banjar Pande Mas, Desa Budakeling pada Buda Paing Landep, Rabu (8/9). Sebelum lebar masih menggelar nyurya sewana pada Wraspati Pon Landep, Kamis (9/9). Rencana upacara maca mana digelar pada Buda Kliwon Gumbreg, Rabu (6/10). “Setelah menggelar paruman di Geria Karang, palebon digelar pada Sukra Umanis Merakih, Jumat (31/12),” jelas Ida Wayan Oka Adnyana, kemarin.

Sebelum palebon, rencana ada upacara penghormatan karena almarhum sewaktu walaka adalah veteran pejuang, anggota pasukan Ciung Wanara pimpinan I Gusti Ngurah Rai. Terlibat perang di Banjar Tanah Aron, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem pada tahun 1946. Setelah perang, pada tahun 1947 mendirikan Tugu Pahlawan di Banjar Tanah Aron untuk mengenang kontak fisik dengan pasukan Belanda.

Selama walaka juga aktif sebagai penari gambuh, topeng, arja, parwa, dan drama. Begitu madiksa jadi sulinggih pada tahun 1992, berhenti sebagai seniman. Ida Pedanda Gede Jelantik Karang meninggalkan 6 anak dan 12 cucu. Setelah beberapa kali jadi guru nabe, tercatat memiliki 13 oka didarma dan 5 putu didarma. *k16

Komentar