nusabali

Gubernur Luncurkan Keyboard Aksara Bali

Punya 7 Keunggulan Fungsi, Diyakini Bisa Mendunia

  • www.nusabali.com-gubernur-luncurkan-keyboard-aksara-bali

Keyboard Aksara Bali merupakan ide kreatif Gubernur Koster, yang tugaskan Tim Peneliti dari Fakultas MIPA Unud untuk mengembangkannya

DENPASAR, NusaBali

Inilah pertama kali di Indonesia, Aksara Bali sebagai salah satu aksara asli nusantara ditransformasikan ke dalam bentuk digital dengan menggunakan media berupa Papan Ketik (Keyboard) Aksara Bali. Keyboard Aksara Bali yang baru diluncurkan Gubernur Bali Wayan Koster ini diyakini bakal mendunia, karena memiliki 7 item keunggulan fungsi.

Acara peluncuran Keyboard Askara Bali ini dilakukan Gubernur Koster bertepatan Tumpek Landep pada Saniscara Kliwon Landep, Sabtu (11/9), di Bale Gajah Rumah Jabatan Komplek Jaya Sabha Denpasar. Launching Keybord Aksara Bali sengaja dilakukan saat Tumpek Landep, karena merupakan rahina untuk menajamkan pikiran secara niskala.

Kegiatan peluncuran Keyboard Aksara Bali dilaksanakan secara hybrid (luring dan daring), dengan diikuti 45 siswa SD, SMP, SMA/SMK, SLB Kabupaten/Kota Se-Bali, serta 4 mahasiswa (perwakilan dari Unud, ISI Denpasar, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, dan Universitas Hindu Indonesia Denpasar). Acara ini juga dihadiri para Bupati/Walikota se-Bali, Rektor Perguruan Tinggi, serta diikuti secara virtual Satuan Pendidikan SMA, SMK, SLB Negeri dan Swasta Se-Bali dari 329 sekolah.

Peluncuran Keyboard Aksara Bali ini juga merupakan pencapaian 3 tahun kepemimpinan duet Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Bali, sejak dilantik oleh Presiden Jokowi pada 5 September 2018 lalu.

Keyboard Aksara Bali ini merupakan ide kreatif dan original Gubernur Koster, yang menugaskan Tim Peneliti dari Program Studi Informatika Fakultas MIPA Unud untuk mengembangkannya. Tim Peneliti tersebut terdiri dari Cokorda Rai Adi Pramartha PhD, IB Ary Indra Iswara MKom, I Putu Gede Hendra Suputra MKom, dan IB Gede Dwidasmara MSc.

Gubernur Koster menyebutkan, ide untuk mengembangkan Keyboard Aksara Bali ini merupakan kelanjutan pelaksanaan kebijakan visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru. Tujuannya, untuk melindungi keberadaan Aksara Bali sebagai warisan adiluhung dari leluhur Bali. “Diawali dengan menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali. Kemudian, Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali,” jelas Gubernur Koster.

Menurut Koster, Keyboard Aksara Bali merupakan perpaduan antara kearifan lokal Bali dan perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi, khususnya teknologi digital dalam era globalisasi dunia saat ini. Perkembangan teknologi digital yang mengglobal tidak boleh mematikan/menenggelamkan kebudayaan dan kearifan lokal Bali yang sangat kaya dan unik, seperti Aksara Bali.

Perkembangan teknologi, kata Koster, justru dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk melestarikan Aksara Bali melalui teknologi digital yang digemari oleh para generasi muda melenial, guna memajukan kebudayaan dan kearifan lokal Bali. “Ini program yang sangat keren. Dengan sarana Keyboard Aksara Bali ini, nantinya Aksara Bali tidak hanya dikenal oleh krama Bali, tetapi akan meluas ke pergaulan masyarakat nasional, bahkan memasuki pergaulan masyarakat dunia,” tegas Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Koster menegaskan, keyboard Aksara Bali diyakini akan mendunia, karena memiliki 7 keunggulan fungsi. Keunggulan pertama, menggunakan koneksi WiFi (USB dongle) atau Bluetooth. Kedua, dapat digunakan untuk menuliskan Aksara Bali secara natural (tanpa auto correction). Ketiga, dapat digunakan untuk menuliskan Aksara Bali pada sistem operasi yang berbeda, seperti Apple MacOS dan Microsoft Windows.

Keempat, dapat digunakan untuk membuat dan menyimpan dokumen digital pada berbagai macam aplikasi, seperti Microsoft Office, Google Office (Docs, Spreadsheet, Presentation), dan Notes, iWork dengan menggunakan Aksara Bali. Kelima, dapat digunakan untuk menuliskan dokumen pada website/internet dengan Aksara Bali. Keenam, dapat digunakan untuk menuliskan pesan pada media sosial seperti WhatsApp (WA), Facebook, dan Instagram dengan Aksara Bali. Ketujuh, hasil pe-mbuatan dokumen atau pesan yang dihasilkan dapat dibagikan kepada orang lain tanpa mengubah tampilan Aksara Bali yang telah dibuat sebelumnya.

Koster meyakini krama Bali, khususnya generasi muda milenial, bisa membawa Aksara Bali sejajar dengan aksara-aksara negara lain yang telah mendunia, seperti Tiongkok, Jepang, Korea, Thailand, dan India. Negara-negara tersebut memiliki aksara tersendiri, menunjukkan tingkat peradabannya di masa lalu, mampu bertahan sampai saat ini, dan akan mampu bersaing menghadapi dinamika global, ditandai kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakatnya.

Koster pun mengajak generasi muda milenial mensyukuri telah diberikan warisan budaya berupa Aksara Bali oleh para leluhur yang sangat hebat. “Semua aktivitas kehidupan dimulai dari aksara. Tidak ada kata tanpa aksara, tidak ada kalimat/narasi tanpa aksara, dan tidak akan ada kerja tanpa aksara,” tandas Koster.

“Untuk itu, dengan sekuat tenaga dan penuh komitmen, kita harus mampu memelihara, memuliakan, dan menjadikan Aksara Bali sebagai kebanggan bersama dan keunggulan krama Bali untuk diperkenalkan kepada masyarakat luas secara nasional dan global,” lanjut politisi senior asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang sempat tiga periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini.

Dengan kuatnya peradaban Bali, Koster meyakinkan bahwa krama Bali akan terus bergerak maju dan mampu menghadapi persaingan global. Karena itu,  ke depan Koster akan  menyelenggarakan program penyediaan Keyboard Aksara Bali dalam bentuk Laboratorium Praktek Aksara Bali di sekolah-sekolah, sehingga para guru dan siswa akan lebih mudah melaksanakan pembelajaran Aksara Bali.

Sementara itu, saat acara peluncuran Keyboard Aksara Bali di Jaya Sabha, Gubernur Koster sempat berinteraksi langsung dengan para siswa dan mahasiswa, seraya memberikan soal untuk diketik dalam Aksara Bali. Ada 7 soal yang diberikan kepada siswa dan mahasiswa. Hasilnya di luar dugaan, ternyata para siswa dan mahasiswa dengan sigap mampu menuliskan soal-soal tersebut secara benar dan cepat dari laptop masing-masing, yang ditayangkan langsung dalam layar virtual. Tim penilai saat itu terdiri dari Ketut Sumarta (Kelompok Ahli Pembangunan Provinsi Bali), Kadis Kebudayaan Provinsi Bali, dan Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap siswa dan mahasiswa yang ternyata masih sangat fasih dan peduli terhadap Aksara Bali, Koster secara spontan memberikan penghargaan berupa uang tunai masing-masing Rp 1 juta. Uang itu diberikan kepadxa 49 perwakilan siswa dan mahasiswa, yang nantinya akan ditransfer melalui rekening masing-masing di BPD Bali.

Sementara, Ketua Pengelola Domain dan Internet Indonesia (PANDI), Prof Yudho Giri Sucahyo PHd, menyampaikan apresiasi dan bangga pada komitmen serta pencapaian Gubernur Wayan Koster dalam melestarikan Aksara Bali. Menurut Prof Yudho, ini merupakan sebuah langkah besar terhadap kemajuan digitalisasi Aksara Bali dan sekaligus upaya pelestarian nilai-nilau budaya bangsa, khususnya budaya Bali.

Hal ini, kata Prof Yudho, sangat sesuai dengan program kerja yang sedang dikampanyekan PANDI, yaitu program ‘Merajut Indonesia melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN)’, di mana pemerintah pusat, pemerintah daerah hingga UNESCO turut mendukung secara penuh. Saat ini, PANDI sedang berusaha mempromosikan aksara nusantara ke ranah internasional, sehingga diharapkan proses digitalisasi aksara nusantara bisa lebih mudah.

“Dengan diluncurkannya Keyboard Aksara Bali, ini merupakan kemajuan yang luar biasa. PANDI akan terus mendukung pendaftaran Aksara Bali, serta upaya standarisasi keyboard agar sesuai dengan standar nasional dan internasional,” tegas Prof Yudho. *nar

Komentar