nusabali

Terbuka Peluang 15.000 Tenaga Kerja, Masyarakat Sekitar Sambut Antusias

Pembangunan PKB oleh Gubernur Koster

  • www.nusabali.com-terbuka-peluang-15000-tenaga-kerja-masyarakat-sekitar-sambut-antusias

SEMARAPURA, NusaBali
Selain Pembangunan Kawasan Suci Pura Besakih, ada lagi sederet proyek monumental dalam 3 tahun kepemimpinan duet Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Bali 2018-2023.

Salah satunya, pembangunan Pusat Kebudayaan Bali (PKB) di bekas Galian C Desa Gunaksa (Kecamatan Dawan) dan Desa Tangkas (Kecamatan Klungkung). Pembangunan PKB ini mendapat dukungan luas, teramasuk dari masyarakat setempat.

Pembangunan PKB yang menelan anggaran Rp 2,5 triliun bersumber dari dana pinjaman lunak pemerintah pusat dalam bentuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk mewujudkan Bali Padma Bhuwana (Pusat Peradaban Dunia) ini, akan mengusung konsep Tri Mandala dan Sad Kerthi. Konsep Tri Mandala meliputi Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan.

Sedangkan Sad Kerthi meliputi Wana Kerthi (dengan pembangunan Taman Hutan Raya dan Taman Rekreasi), Danu Kerthi (dengan pembangunan Danau dan Estuary Dam), Atma Kerthi (dengan bangunan Catus Pata), Jagat Kerthi (dengan bangunan Panggung Terbuka dan pertunjukan lainnya), Jana Kerthi yang merupakan Pusat Kebudayaan Bali (dengan memiliki area pendukung apartemen, hotel), dan Segara Kerthi (Laut dan Marina).

Kawasan inti PKB terdiri dari Catus Pata, Museum dan Galeri, Gedug Film, Panggung Terbuka, Paviliun Kabupaten/Bali/Nusantara, Taman Patung, dan Pusat Promosi Exspor Bali. Sedangkan kawasan penyangga terdiri dari Auditorium Bung Karno, Gelanggang Tertutup, Rumah Sakit Internasional, Apartemen dan Kondotel, Pusat Perbelanjaan, Retail, Hotel, Marina, Nusa Penida Hub, Kebu Raya, dan Taman Rekreasi.

Selain itu, dalam konsep pembangunan PKB juga terdapat edukasi, konservasi, rekreasi, dan pembangunan ramah lingkungan yang berkelanjutan, dan pembangunan terintegrasi berbasis IT. Kemudian, ada juga konsep infrastruktur terintegrasi dan ramah lingkungan, dengan adanya perhubungan darat, berupa jalan, Kereta Light Rail Transit (LRT), dan Autonomous Rail Rapid Transit (ART), serta perhubungan laut (Pelabuhan Gunaksa dan Marina).

Pembangunan PKB telah diawali dengan penataan dan normalisasi Tukad Unda, yang kini tengah berlangsung menggunakan anggaran se-besar Rp 270 miliar dari APBN Kementerian PUPR dan pembebasan lahan (Tahap I) dengan anggaran sebesar Rp 52 miliar dari APBD Semesta Berencana Provinsi Bali. Pembangunan yang dimulai pada 2020 dilanjutkan tahun 2021 ini hingga nanti tuntas tahun 2022 mendatang.

Masyarakat terutama Desa Gunaksa dan sekitarnya menyambut antusias pembangunan PKB ini. Apalagi, keberadaan PKB nantinya akan menyerap sekitar 15.000 tenaga kerja.

Bendesa Adat Gunaksa, I Nengah Ariyanta, mengatakan berdasarkan arahan dari Gubernur Bali Wayan Koster, serapan 15.000 tenaga kerja itu akan diutamakan untuk masyarakat lokal terdekat, utamanya Desa Gunaksa (Kecamatan Dawan), Desa Sampalan (Kecamatan Dawan), Desa Tangkas (Kecamatan Klungkung), dan Desa Jumpai (Kecamatan Klungkung).

"Hal ini tentu bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ungkap Nengah Ariyanta kepada NusaBali di Semarapura, Kamis (9/9). Nengah Ariyanta sangat berharap apa yang dicita-citakan Gubernur Koster bisa segera terwujud. "Astungkara bisa terwujud apa yang direncanakan dan dicita-citakan oleh Bapak Gubernur. Kalau saya selaku bendesa adat, sangat berharap dan itu peletakan dasar yang sangat positif," terang tokoh adat yang juga anggota Fraksi PDIP DPRD Klungkung 2019-2024 ini.

Menurut Ariyanta, apa yang dilakukan Gubernur Koster-Wagub Cok Ace dalam 3 tahun kepemimpinannya, sangat positif untuk mengantarkan Bali yang lebih maju ke depan. "Kita apresiasi kepemimpinan Gubernur Koster,” tandas Ariyanti.

Paparan senada juga disampaikan Penjabat Perbekel Gunaksa, I Ketut Lamarta. Menurut Ketut Lamarta, pihaknya sangat mendukung dan menyambut baik pembangunan PKB yang diawali dengan normalisasi Tukad Unda. "Kalau tiang secara umum menyambut baik, apalagi ini program pemerintah yang tentunya sangat memperhatikan taraf hidup masyarakat," ujar Ketut Lamarta.

Ketut Lamarta menyebutkan, keberadaan PKB juga mampu mengalihfungsikan lahan (eks Galian C) yang awalnya 'tidur' akibat material erupsi Gunung Agung menjadi bernilai ekonomis. "Saya sangat mengapresiasi program Gubernur Koster. Investor pun belum bisa melakukan seperti ini," tegas Lamarta.

Ketika nanti pembangunan PKB sudah selesai, kata Lamarta, tentu akan mampu mendatangkan wisatawan untuk berkunjung. Lamarta pun berharap tenaga lokal bisa diberikan prioritas sesuai skill dan kemampuan masing-masing, sehingga mereka tidak hanya jadi penonton, namun bisa turut mengambil andil. "Mohon tenaga kerja lokal untuk tetap diperhatikan," harap tokoh asal Banjar Patus, Desa Gunaksa ini. *wan

Komentar