nusabali

Bendesa Adat dan Perbekel Besakih Catat 13 Manfaat

Pembangunan Perlindungan Kawasan Suci Pura Besakih oleh Gubernur Koster

  • www.nusabali.com-bendesa-adat-dan-perbekel-besakih-catat-13-manfaat

AMLAPURA, NusaBali
Pembangunan Perlindungan Kawasan Suci Pura Besakih di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem senilai hampir Rp 1 triliun, merupakan salah satu pembangunan monumental yang dilakukan Gubernur Bali Wayan Koster dalam 3 tahun kepemimpinannya.

Pembangunan Perlindungan Kawasan Suci Pura Besakih ini sedikanya akan memberikan 13 manfaat. Hal tersebut disasmpaikan Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiartha, dan Kepala Desa (Perbekel) Besakih I Wayan Benya, saat kepada NusaBali secara terpisah, Senin (6/9) lalu. Jro Mangku Widiartha menyatakan banyak sisi positif atas dibangunnya Perlindungan Kawasan Suci Pura Besakih.

Menurut Jro Mangku Widiartha, tercatat 13 manfaat didapatkan dari proyek monumental yang dilakukan Gubernur Koster ini. Manfaat dimaksud, masing-masing menyangkut dibangunnya parkir yang memadai, pedagang direlokasi, jalan lebih lebar, kebersihan terjaga, keamanan terjamin, pengelolaan diserahkan ke Desa Adat Besakih, serapan tenaga kerja, kesakralan pura terjaga, dibangunnya Gedung Desa Adat Besakih, dibangunnya Gedung Pengelolaan Kawasan Suci Pura Besakih, dibangunnya Gedung Perbekel Besakih, dibangunnya SDN 1 Besakih, dan dibangunnya Puskesmas Besakih.

Selama ini, kata Jro Mangku Widiartha, Kawasan Suci Pura Besakih terkesan semrawut, di mana kamar kecil terlihat kurang etis mencolok ke jalan, kios-kios  kurang tertata, hingga sampah teronggok di setiap sudut kawasan. Sekarang, dilakukan satu paket penataan yang akan mengubah segalanya.

Jro Mangku Widiartha menyebutkan, masyarakat Desa Besakih nantinya sangat merasakan perubahan besar tersebut. Karena itu, sejak awal masyarakat setempat mendukung Pembangunan Perlindungan Kawasan Suci Pura Besakih. Tidak ada kendala berarti mulai dari pembebasan lahan. Versi Jro Mangku Widiartha, 3 tahun pertama kepemimpinan Gubernur Koster merupakan titik kulminasi keberhasil-annya menata Bali.

Khusus dalam dari Pembangunan Perlindungan Kawasan Suci Pura Besakih ini, kata Jro Mangku Widiartha, banyak manfaat yang didapatkan masyarakat. “Misalnya, ratusan pedagang kios nantinya direlokasi ke Bencingah Pura Besakih, menempati kios baru dan mereka tidak perlu memikirkan sewa kios. Semuanya diberikan gratis. Nantinya mereka jualan dengan aman dan nyaman melayani pamedek," jelas Jro Mangku Widiartha.

Tokoh adat asal Banjar Palak, Desa Besakih ini menambahkan, kepemimpinan Gubernur Koster selaam 3 tahun dinilai sangat aspiratif. "Visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ yang dijalankan pemerintahan Gubernur Koster jangan dipandang sebelah mata. Buktinya, Pura Besakih yang merupakan huluning Bali secara nyata telah dilakukan penataan untuk kepentingan umat sedharma," kata tokoh adat kelahiran 6 Juni 1970 ini.

Paparan hampir senada juga disampaikan Perbekel Besakih, I Wayan Benya. Menurut Wayan Benya, apa yang pernah dipresentasikan Gubernur Koster terkait Pembangunan Perlindungan Kawasan Suci Pura Besakih sebelumnya, kini mulai diimplementasikan di lapangan. Telah dimulai pembongkaran ratusan kios, dimulai membangun pondasi untuk bangunan parkir empat lantai, mulai membangun kembali Pura Titi Gonggang Besakih, dan bangunan pendukung lainnya.

"Pembangunan Perlindungan Kawasan Suci Pura Besakih banyak memberikan harapan di masa datang, terutama para pedagang lokal dari Desa Besakih dan penambahan tenaga kerja di Badan Pengelola Kawasan Suci Pura Besakih," jelas Wayan Benya.

Wayan Benya menyebutkan, Pembangunan Perlindungan Kawasan Suci Pura Besakih di era Gubernur Koster merupakan langkah spektakuler. Selama ini, nyaris setiap tahun saat Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih, terjadi masalah menyangkut sulitnya mengatur ribuan pamedek yang membeluda dan sulit mengatur parkir kendaraan yang semrawut di banyak tempat.

Pembangunan Perlindungan Kawasan Suci Pura Besakih senilai hampir Rp 1 triliun itu sendiri telah dimulai, ditandai ritual peletakan batu pertama oleh Gubernur Bali Wayan Koster bersama Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, pada Buda Umanis Dukut, Rabu, 18 Agustus 2021 pagi.

Pembangunan Perlindungan Kawasan Suci Pura Besakih, yang memiliki 117 gugus pura, meliputi penataan parkir, pesandekan, pasraman, jari-ngan air minum, drainase, pengelolaan sampah, sirkulasi kendaraan, selain juga penataan kios dan pelebaran jalan. Anggaran yang diper-lukan hampir Rp 1 triliun, tepatnya sekitar 900 miliar. Dari jumlah itu, 500 miliar bersumber dari APBN dan 400 milar dari APBD Semesta Berencana Provinsi Bali.

Dalam proyek ini, antara lain, akan dibangun gedung parkir empat lantai yang mampu menampung ribuan kendaraan, jalan akses masuk dan keluar parkir, parkir terbuka seluas 1.266 meter persegi, bale pesandekan seluas 543,6 meter persegi, bale pesandekan seluas 414 meter persegi, bangunan anjung pandang seluas 64 meter persegi, Pura Melanting seluas 250 meter persegi, 18 kios besar ukuran masing-masing 6 meter x 4 meter, 12 kios kecil masing-masing ukuran 3 meter x 2,5 meter, 167 unit toilet, 358 kios pedagang seluas 7.587 meter persegi di bencingah, 2 unit bale gong masing-masing luas 108 meter persegi dan 75 meter persegi, pelataran areal bermain anak-anak, pembangunan candi gelung agung. Penataan ditarget tuntas tahun 2022 mendatang. *k16

Komentar