nusabali

Wayan Andy Karyasa: Tidak Perlu Kaya untuk Mulai Berbagi

  • www.nusabali.com-wayan-andy-karyasa-tidak-perlu-kaya-untuk-mulai-berbagi

DENPASAR, NusaBali.com – Kehidupan sulit di masa lalu memberi kekuatan bagi Wayan Andy Karyasa.

Sosok asal Peninjoan Tembuku Kabupaten Bangli ini tak mau orang-orang mengalami kelaparan seperti yang dia pernah rasakan. Lahir pada 17 Juli 1979, Andy  berasal dari keluarga kurang mampu yang saat itu tinggal di sebuah rumah anyaman bambu (gedek). “Masa kecil saya diwarnai dengan kelaparan,” kenang Andy, Rabu (8/9/2021).

Bahkan kelaparan yang dialami oleh keluarganya di masa lalu, telah merenggut nyawa salah satu anggota keluarganya. “Saya 8 bersaudara, dan pada tahun 1963 saya kehilangan seorang kakak karena kelaparan. Setelah itu pada tahun 1980 saya juga nyaris kehilangan 2 kakak saya karena hal serupa, kelaparan,” ungkapnya.

Masa kecil Andy tak mudah. Dirinya harus mengambil air dari sungai di sekitar tempat tinggalnya, dan menjualnya demi membeli buku yang ia gunakan untuk melanjutkan pendidikannya. “Saya tidak pernah dibekali uang saku, untuk makan saja sulit apalagi untuk membeli buku dan biaya sekolah,” tuturnya.

Dengan segala pengalaman dan perjalanan hidupnya yang sulit, pada tahun 2005 Andy pun memulai kegiatan sosialnya untuk membantu masyarakat, khususnya masyarakat Bali yang kurang mampu. “Saya tidak ingin orang lain merasakan kelaparan yang seperti saya rasakan dulu,” ujarnya.

Hingga akhirnya pada tahun 2019, Andy mendirikan Yayasan Relawan Bali sebagai wadah kegiatan sosial yang ia laksanakan. “Saya sendiri Ketua Yayasan Relawan Bali, dan jumlah relawan yang tergabung ada ratusan. Saya sejatinya tidak terlalu fokus dengan struktur organisasinya, karena saya lebih fokus untuk kegiatan sosialnya,” ujarnya.

Setiap tahun,  yayasan yang didirikannya rata-rata menyalurkan donasi dari para donatur Rp 3 miliar – Rp 3,5 miliar. “Dana tersebut digunakan untuk berbagai macam kegiatan sosial, dari bedah rumah, pembagian sembako, bantuan uang sekolah, hingga pembelian kasur bagi masyarakat yang membutuhkan,” terang Andy.

Namun ditekankan pula bahwa wujud kepedulian terhadap sesama tidak selalu harus memberikan uang. “Apa saja bisa membantu, misalnya jika punya sayuran, bisa berbagi sayuran. Lalu kalau punya singkong, boleh membagi singkongnya. Sekali lagi tidak perlu menunggu kaya untuk mulai berbagi,” tegasnya.

Sebelum menyalurkan dana donasi, Andy selalu melakukan survei terlebih dahulu terhadap si calon penerima dana tersebut. Hal itu dilakukan Andy guna mencegah terjadinya salah sasaran dana bantuan. “Harus yang benar-benar membutuhkan,” jelas Andy.

Selanjutnya untuk menghormati dan menjaga kepercayaan bagi para donatur, Andy memastikan bahwa dirinya selalu membuat rincian dana masuk dan keluar. “Rinciannya selalu saya unggah di media sosial Facebook ‘Adm Andy Karyasa Wayan’,” jelas sosok yang sehari-hari juga seorang karyawan perusahaan swasta ini.

Soal aktivitas yang dilakoninya, Andy mengaku kadang merasa kewalahan dan kelelahan dalam membagi waktu untuk kegiatan sosial yang dilakukannya. “Namun karena dorongan hati saya untuk tergerak membantu sesama, jadi saya berusaha untuk selalu menyempatkan diri untuk melaksanakan kegiatan sosial,” ujarnya.

Andy pun berterima kasih terhadap donatur yang selalu mendukung setiap kegiatan sosial yang dilakukannya. Dirinya pun berharap agar lebih banyak lagi masyarakat yang peduli terhadap sesama, terutama peduli terhadap masyarakat yang kurang mampu. “Keberadaan masyarakat kurang mampu itu sudah ada saat sebelum pandemi melanda, bayangkan ditambah masa pandemi, pasti masyarakat tersebut tambah kesusahan. Maka dari itu mari bersama saling bantu memerangi kemiskinan,” ujarnya.

Sebuah rekening khusus juga disiapkan untuk menampung donasi dari para donatur yang ingin menyumbangkan dana. “Bagi masyarakat yang ingin menyumbangkan dana, berapa pun itu, detail norek Yayasan Relawan Bali ada di media sosial saya,” kata Andy. *rma

Komentar