nusabali

Usaha Menggiurkan Jajanan Pasar, Omzet Bisa Tembus Rp 1 Juta Per Hari

  • www.nusabali.com-usaha-menggiurkan-jajanan-pasar-omzet-bisa-tembus-rp-1-juta-per-hari

DENPASAR, NusaBali.com –  Hanya memproduksi tiga macam jajan pasar, usaha yang dirintis sejak lima tahun silam mampu menghasilkan omzet menggiurkan, yakni, Rp 1 juta per hari.

Begitulah bisnis pembuatan jajan pasar yang dilakoni oleh Eva Puji Lestari dan suamnya ini. Pemilik usaha ‘Arguesa Kuliner’ meraih omzet sebesar Rp 1 juta per harinya dari menjual jajanan pasar berupa kue bikang, kue lumpur, dan bakpao.

Bisnis makanan memang sudah dikenal sebagai salah satu bidang usaha yang masih bisa eksis di tengah pandemi Covid-19. Meski bukanlah makanan pokok, kudapan atau jajanan tampaknya masih menjadi salah satu kebutuhan masyarakat yang tidak bisa diduakan
.
“Di awal pandemi sempat mengalami penurunan omzet sekitar 50 persen, tapi beberapa bulan terakhir sudah mulai naik lagi,” terang wirausaha berusia 30 tahun ini saat ditemui di rumahnya Jalan Sidakarya Gang Taman Bunga yang sekaligus sebagai tempat produksi usaha jajanannya, Sabtu (4/9/2021).

Ia menuturkan usaha kuliner yang ia jalankan bersama suaminya  ini berawal dari jualan kue pukis di tengah pasar, kemudian sempat berjualan martabak, hingga kini menjual tiga macam jajanan pasar.

Perempuan asal Malang, Jawa Timur mengatakan jam produksi usahanya cukup padat. Pada pukul 13.00-17.00 ia akan sibuk membuat kue bakpao, lanjut pukul 22.00-03.00 ia akan mengerjakan pembuatan kue lumpur dan kue pukis. Sementara pukul 04.00-05.00 merupakan waktu mengirim kue-kue kepada para pelanggan yang didominasi oleh warung-warung ataupun pedagang di pasar (Suwung Batan Kendal).

“Dalam sehari saya biasanya memproduksi 800 kue bikang, 400 bakpao, dan 300 kue lumpur,” ujar Eva yang sebelum menggeluti usaha kuliner bekerja sebagai karyawan swasta.

Eva mengaku sebelum memberanikan diri menggeluti usaha kuliner memang memiliki hobi membuat kue. Di awal menggeluti usaha kuliner, ia juga banyak dibantu oleh keluarga dekatnya yang lebih mengetahui seluk beluk membuat jajanan pasar.

Meski mengaku cukup kewalahan dengan jumlah pesanan yang dikerjakannya, saat ini Eva hanya mengerjakan produksi kue bersama dengan suaminya saja. Terkadang kedua anak mereka juga turut membantu .

Suami Eva, Ahmad Sultan, 33, mengatakan di awal pandemi Covid-19 berbagai kegiatan benar-benar dibatasi yang mengakibatkan jumlah produksinya jauh berkurang. Sementara saat ini dilihatnya berbagai kegiatan sosial yang membutuhkan jajanan pasar sebagai pelengkap menu acara sebagian sudah diperbolehkan.

“Kalau waktu itu kan acara seperti resepsi-resepsi enggak bisa itu, kalau sekarang kan sudah mulai,” kata pria asli Jember.

Sebelum pandemi, ujar Ahmad, jajanan pasarnya bahkan bisa menembus hotel di Kota Denpasar. Jajanan buatannya digunakan dalam rapat-rapat yang diselenggarakan di hotel tersebut. “Mudah-mudah kalau pandeminya berakhir penjualan bisa naik lagi, hotel-hotel bisa dibuka,” pungkasnya. *adi

Komentar