nusabali

RSUD Buleleng Turunkan Tarif Rapid Test Antigen 40 Persen

  • www.nusabali.com-rsud-buleleng-turunkan-tarif-rapid-test-antigen-40-persen

SINGARAJA, NusaBali
RSUD Buleleng kembali menurunkan tarif rapid test antigen. Langkah ini pasca terbit surat edaran (SE) Kemenkes Nomor HK.02.02/I/3065/2021.

SE yang mengatur tentang batas tarif tetinggi pemeriksaan Rapid Diagnostic Test Antigen (RDT-Ag), membuat RSUD Buleleng memutuskan untuk menurunkan tarif rapid test hingga 40 persen.

Sebelumnya, masyarakat yang membutuhkan layanan rapid test antigen di RSUD Buleleng dikenakan traif Rp 165.000. Dengan penyesuaian ini, masyarakat yang ingin melakukan pemeriksaan rapid test antigen hanya perlu membayar Rp 99.000. Tarif baru yang ditetapkan RSUD Buleleng berlaku mulai Jumat (3/9) kemarin.

Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha SpPD,  dihubungi Jumat kemarin, menjelaskan penetapan tarif baru ini untuk menekan pemalsuan dokumen hasil rapid test antigen maupun swab PCR. Kasus pemalsuan dokumen pemeriksaan ini memang tak jarang ditemukan pada pelaku perjalanan antar daerah. Disinyalir, salah satu penyebabnya karena biaya pemeriksaan rapid maupun swab PCR mahal.

“Mudah-mudahan dengan tarif yang lebih terjangkau ini, masyarakat tidak lagi menganggap test rapid dan swab ini tidak penting, atau hanya buang-buang uang. Sehingga mencari yang palsu,” kata dirut yang juga dokter spesialis penyakit dalam ini.

Dia berharap dengan penurunan tarif ini bisa memaksimalkan pelayanan testing untuk pencegahan penularan Covid-19 pada masyarakat. Selain juga memaksimalkan testing dan tracing dalam penanganan kasus covid-19 di Buleleng. Penurunan tarif rapid test antigen, membuat RSUD Buleleng harus melakukan efesiensi pada bahan habis pakai. Karena hingga saat ini harga bahan habis pakai untuk pelayanan test antigen masih tinggi. Efisiensi ini, menurutnya, untuk menekan pengeluaran. Namun untuk menutupi biaya, RSUD Buleleng berencana akan menerapkan sistem subsidi silang dengan layanan lainnya.

“Kalau berbicara pelayanan masyarakat, kami tidak bisa hanya berbicara untung rugi. Harus ada sisi sosialnya. Sehingag nanti akan ada subsidi silang dengan pelayanan lain,” imbuh Arya Nugraha.

Sementara itu, Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng  mencatat perkembangan kasus konfirmasi positif Covid-19 baru, Jumat (2/9) kemarin, 31 orang. Dari jumlah itu, 7 orang masing-masing dari Kecamatan Banjar dan Buleleng, 5 orang dari Kecamatan Sukasada, 4 orang Kecamatan Gerokgak, 3 orang masing-maisng dari Kecmaatan Kubutambahan dan Seririt, serta 2 orang dari Kecamatan Busungbiu.

Selain itu, dicatatkan 69 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Dari jumlah itu, 18 orang diantaranya berasal dari Kecamatan Buleleng, 13 orang dari Kecamatan Sukasada, 10 orang dari Kecamatan Banjar, 7 orang masing-masing dari Kecamatan Seririt dan Busungbiu, 6 orang dari Kecamatan Sawan, 5 orang dari Kecamatan Tejakula serta 3 orang dari Kecamatan Kubutambahan.

Pada hari yang sama juga ada tiga pasien Covid-19 meninggal dunia. Dari jumlah itu, 2 orang adalah warga Kecamatan Gerokgak dan seorang lagi warga dari Kecamatan Sawan. Perkembangan kasus Covid-19 di Buleleng menambah angka kasus konfirmasi kumulatif menjadi 10.070 orang. Dari jumlah itu, 9.289 orang sudah dinyatakan sembuh, 482 orang meninggal, dan menyisakan 299 orang masih dalam perawatan.*k23

Komentar