nusabali

Spontanitas Bersih-Bersih Sungai Berujung Terbentuknya Komunitas Kali Bersih Empelan Terbin

  • www.nusabali.com-spontanitas-bersih-bersih-sungai-berujung-terbentuknya-komunitas-kali-bersih-empelan-terbin

DENPASAR, NusaBali.com - Mendapati sungai yang ada di sekitar rumahnya dipenuhi sampah kiriman, sejumlah warga  di Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur, secara spontanitas bersama-sama melakukan bersih-bersih sungai.

Itu adalah cikal bakal Komunitas Kali Bersih Empelan Terbin yang berlokasi di Jalan Hayam Wuruk Gang XXII, Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur. “Kami awalnya kegiatan spontan, tidak ada niatan membuat komunitas. Lihat sungai kotor kami bersihkan. Ada pengendapan banyak, kami angkat,” terang I Wayan Wijaya Ketua Komunitas Kali Bersih Empelan Terbin, Selasa (31/8/2021).

Ternyata, apa yang dilakukan oleh sejumlah masyarakat Tempek Dangin Tukad, Desa Sumerta Kelod tersebut mendapat perhatian dari Kepala Desa Sumerta Kelod. Mereka disarankan untuk membuat wadah resmi, sehingga pada tahun 2018 tersebut terbentuklah  Komunitas Kali Bersih Empelan Terbin dengan jumlah anggota sebanyak 30 orang.

Sejak adanya organisasi yang terstruktur, bantuan dari pemerintah mulai berdatangan walaupun dalam bentuk sederhana. Untuk membantu membersihkan sampah di sungai misalnya, mereka diberi bantuan alat pungut sampah. Selain itu, bantuan juga berupa bibit tanaman, yang bisa ditanami di sepanjang sempadan sungai.

Lebih jauh Wijaya menuturkan, pada tahun 2019 Wakil Walikota Denpasar pada saat itu, I Gusti Ngurah Jaya Negara yang sekarang menjadi Walikota Denpasar juga sempat mengunjungi Komunitas Kali Bersih Empelan Terbin. Wawali Jaya Negara pada saat itu memberikan apresiasi atas apa yang dilakukan Komunitas Kali Bersih Empelan Terbin, dan menjanjikan adanya bantuan penataan kawasan Sungai Empelan Terbin.

“Pada saat itu masterplan dan desain sudah dibuatkan oleh Dinas PU (Kota Denpasar), tapi tiba-tiba ada pandemi sehingga terkendala,” ungkap Wijaya.

Sementara itu salah satu anggota Komunitas Kali Bersih Empelan Terbin, I Ketut Sudarmawan, mengatakan tanggul sungai yang ada di wilayahnya menjadi salah satu penyebab tersangkutnya sampah-sampah yang datang dari arah utara (hulu).


Alhasil mau tidak mau masyarakat di sekitarnya harus rajin mengangkat sampah yang tersangkut agar tidak terjadi banjir ataupun terganggu dengan adanya pemandangan sampah.

“Ya kalau sampahnya kecil-kecil. Kalau batang pisang, kasur, bangkai binatang,” keluh Sudarmawan.  Ia melihat salah satu cara agar penanganan sampah di sungai lebih efektif, di perbatasan setiap banjar atau lingkungan perlu dipasang jaring sampah, sehingga bisa diketahui siapa pihak yang bertanggung jawan atas sampah yang ada.  “Sekarang saling tuduh, ada sampah yang dituduh pasti yang di utara (hulu), begitu seterusnya,” ujar Sudarmawan.

Sempadan sungai yang ditanami tanaman sayur oleh Komunitas Kali Bersih Empelan Terbin akhirnya terus berkembang. Pada akhirnya, tahun ini anggota Komunitas Kali Bersih Empelan Terbin juga membuat Kelompok Tani Empelan Terbin. Kelompok tani tersebut bahkan terpilih untuk mengikuti program P2L (Pekarangan Pangan Lestari) yang diadakan oleh Pemerintah Kota Denpasar.

Nama Sungai Empelan Terbin  berasal dari keadaan di masa lalu, di mana pada sekitar tanggul yang ada sekarang dulunya terdapat sebuah turbin yakni pada masa pendudukan Belanda di Bali. Empelan sendiri berarti tutupan, di mana lokasi tanggul merupakan sarana buka tutup pintu air.  “Orang odah zaman dulu susah bilang turbin, biar gampang dibilangnya terbin,” tandas Sudarmawan. *adi

Komentar