nusabali

Penangkapan Ikan Kerapu Sudah Berlebihan

  • www.nusabali.com-penangkapan-ikan-kerapu-sudah-berlebihan

JAKARTA, NusaBali
Komite Nasional Pengkajian Sumber Daya Ikan (Komnas Kajiskan) menyebut, ikan-ikan karang sudah mengalami penangkapan berlebihan (over exploited) di 7 dari 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Indonesia.

Spesies ikan-ikan karang tersebut termasuk ikan kerapu karang, ikan kerapu bebek, kerapu balong, kerapu lumpur, kerapu sunu, ikan kakak tua, ikan ekor kuning, dan ikan napoleon. Karena itu, Komnas Kajiskan meminta pemerintah selalu melihat data ketersediaan atau stok ikan dalam mengelola atau menangkap sumber daya perikanan di laut.

"Ada batas tertentu (untuk penangkapan ikan). Setelah itu bisa collapse kalau terus-terusan tidak diantisipasi dan dikelola. Apa yang kita lakukan adalah menahan tekanan tersebut agar stok (ikan) kita sebisa mungkin kembali ke target awal," kata Ketua Komnas Kajiskan, Indra Jaya dalam webinar Optimalisasi Tata Kelola Perikanan Berkelanjutan di Jakarta, seperti dilansir kompas.com, Senin (23/8).

Indra mengungkapkan, status over exploited disematkan ketika populasi ikan jenis tersebut semakin rendah namun penangkapannya terus meninggi.  Data-data tersebut kemudian menghasilkan hasil pengkajian stok ikan dengan bentuk nilai maximum sustainable yield (MSY) yang terdiri dari level eksploitasi (E) dan total penangkapan ikan yang diperbolehkan (total allowance catch/TAC).

Adapun penangkapan ikan yang tinggi dipengaruhi oleh status ikan kerapu Indonesia yang strategis di pasar global. Tercatat, kerapu Indonesia menempati posisi kedua di pasar dunia pada tahun 2018. Begitu juga dengan ikan kakap yang 45 persen stoknya berasal dari Indonesia.

"Pada awalnya stok ikan banyak dan tekanan masih sedikit. Namun kemudian mulai banyak orang menangkap ikan, jadi tekanan penangkapan naik, maka biomassa berkurang. Naik lagi tekanan itu sehingga overfishing," beber Indra.

Adapun 7 WPP yang masuk dalam kategori over exploited untuk ikan-ikan karang adalah WPP 573, WPP 572, WPP 713, WPP 714, WPP 717, WPP 715, dan WPP 716. Sementara itu, WPP 711 masuk dalam kategori fully-exploited, dan 3 WPP lainnya masuk dalam kategori moderat.

Status ketersediaan ikan-ikan demersal termasuk ikan kakap masih lebih baik dibanding ikan-ikan karang. Dari 11 WPP, hanya 2 WPP yang mengalami status over exploited, yakni WPP 571 dan WPP 713. Enam WPP lainnya masuk kategori fully exploited, dan 3 WPP dalam kategori moderat.

Namun kata Indra, data tersebut belum bisa secara resmi menyimpulkan bahwa status ikan kerapu dan ikan kakap di Indonesia sudah tereksploitasi sepenuhnya, mengingat ikan tersebut masuk dalam kelompok jenis ikan karang dan demersal yang terdiri dari ratusan spesies.

"Kalau cukup resources pendataan, kami berharap (ada keterkhususan) kelompok jenis ikan ini. Maka kita (akan) keluarkan kakap, karang, dan rajungan (dari kelompok ikan demersal dan ikan karang menjadi kelompok tersendiri). Kunci utama kesuksesan (pengelolaan) harus berdasarkan data yang terukur," ucap Indra. *

Komentar