nusabali

Siasati Pandemi, Peserta Berlomba Layangan Celepuk dari Rumah

  • www.nusabali.com-siasati-pandemi-peserta-berlomba-layangan-celepuk-dari-rumah

GIANYAR, NusaBali
Sekaa Teruna Suksma Kesuma, Banjar Tebasaya, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar, menggelar Lomba Layang-layang dalam situasi Pandemi Covid-19.

Namun tak seperti biasanya digelar di lapangan terbuka. Kali ini layangan mengudara dari rumahmasing-masing peserta.


Model lomba itu demi tetap tersalurkannya hobi pecinta layang-layang, namun tetap taat aturan pemerintah, utamanya protokol kesehatan, terutama tidak berkerumun.  Hanya satu jenis layangan yang dilombakan, Celepuk. Ketua Panitia Lomba I Kadek Surya Wijaya mengatakan peserta lomba tidak boleh keluar pekarangan rumah. Syarat lain, peserta yang menaikkan layangan dengan risiko mengganggu jaringan listrik dan fasilitas umum lainnya,  langsung diskualifikikasi.

Menurut Kadek Surya, penerapan PPKM bukan menjadi halangan bagi penggemar layangan untuk mengikuti lomba. Seluruh perserta yang sudah masuk dalam medsos group diwajibkan menaikkan layangan dari rumahnya masing-masing dengan menggunakan tiang bambu. "Layangan yang dilombakan hanya jenis Celepuk, karena terbang relatif stabil untuk menghindari risiko gangguan terhadap fasilitas umum," jelasnya.

Kadek Surya mengatakan lomba ini serangkaian perayaan HUT ke-76 Kemerdekaan RI dan juga HUT STT Suksma Kesuma. Jika lomba dalam satu lokasi sebagaimana lomba umumnya, protokol kesehatan Covid-19 sulit diawasi. "Kami mencoba memberi ruang kepada teman-teman untuk tetap bisa menjalankan hobi di tengah PPKM. Namun  ada jaminan Prokes Covid-18 dilaksanakan," ungkapnya.

Ada 3 jenis layangan Celepuk yang dilombakan, yakni polos, chatting, dan air brush. "Peserta yang ambil bagian kami batasi hingga 140 peserta. Ada beberapa peserta dari luar banjar, namun tetap berkolaborasi dengan warga,"  jelasnya.

Dia tidak ingin lomba ini menimbulkan gangguan fasilitas umum. Karena itu perserta yang menaikkan layangan di titik- titik berisiko, seperti dekat jaringan PLN  langsung didiskualifikasi. Lanjutnya, lomba layangan ini juga dijadikan momentum oleh  generasi muda setempat untuk dapat mempererat persaudaraan. Selain itu,  diharapkan berdampak juga dengan perputaran ekonomi yang ada di wilayah desa setempat.

"Kami juga edukasi protokol kesehatan covid 19, dan mengedukasi peserta agar menjadi rare angon yang disegani bukan yang membuat macet maupun geber-geber di jalanan," ujarnya.*nvi

Komentar