nusabali

3 Desa Wisata di Tabanan Raih Anugerah Desa Wisata Indonesia

  • www.nusabali.com-3-desa-wisata-di-tabanan-raih-anugerah-desa-wisata-indonesia

TABANAN, NusaBali
Tiga desa di Kabupaten Tabanan meraih Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2021. Desa ini lolos setelah memenuhi kategori desa wisata dan kelengkapan data melalui website www.jadesta.com.

Tiga desa dimaksud, Desa Wisata Pinge di Desa Tua, Kecamatan Marga, Desa Wisata Jatiluwih, Kecamatan Penebel, dan Desa Wisata Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur. Sekda Tabanan Gede Susila menjelaskan, tiga desa wisata di Tabanan yang lolos ADWI ini sudah diumumkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Rabu (18/8) lalu. Tiga desa wisata ini lolos bersama 300 desa wisata seluruh Indonesia. Desa wisata yang ikut anugerah ini, 1.831 desa wisata seluruh Indonesia. “Desa wisata di Tabanan ikut lolos 300 besar ADWI,” jelasnya, Kamis (19/8).

Menurutnya, kategori penilaian anugerah desa wisata hingga Tabanan masuk 300 besar ADWI, salah satunya berkat mengembangkan sejumlah inovasi di kawasan tersebut. Apalagi dari segi wisata budaya dan wisata pertanian bagus sehingga tiga desa ini mendapat nominasi.  “Tabanan hanya mengajukan tiga desa wisata, ketiganya masuk nominasi,” kata Sekda Susila.

Perbekel Desa Tegal Mengkeb I Dewa Made Widarma mengatakan, anugerah ini adalah kado istimewa sejak pertama kali Desa Wisata Tegal Mengkeb sandang status desa wisata i tahun 2020. Desa wisata ini didukung Badan Pengelola Pariwisata dengan ide-ide memajukan desa dengan potensi yang dimilikinya. Seperti keberadaan Pantai Kelecung dan lahan pertanian.

Menurutnya, sebelum masuk ADWI enam bulan lalu, tim pusat sempat turun mengecek kawasan desa wisata ini. Badan pengelola dan Pokdarwis mendampingi. Kata Dewa Widarma, penataan Desa Wisata Tegal Mengkeb dimulai tahun 2013, usai pembentukan badan pengelola pariwisata dan Pokdarwis tahun 2007. Tahun 2020, ditetapkan menjadi desa wisata dengan potensi Pantai Kelecung dan lahan pertanian. "Di Pantai Kelecung, kami punya konservasi penyu (pelestarian tukik) dan disana penataan dibagi tiga zona yakni Timur, Tengah dan Barat. Timur difokuskan untuk konservasi penyu, tengah untuk tempat wisata, dan Barat untuk tempat rekreasi seperti danau, tempat meditasi dan kemah,” jelasnya.

Dalam menjaga sektor pertanian, lima desa adat membentengi dengan perarem agar tidak terjadi alih fungsi lahan hingga menggeser nilai pariwisata. ‘’Kami sudah berembuk dengan desa adat, tidak boleh ada lahan pertanian untuk pengembangan perumahan," tandas Made Widarma.*des.

Komentar