nusabali

Pangdam Pantau Pembangunan Pompa Hidram di Desa Penglumbaran

  • www.nusabali.com-pangdam-pantau-pembangunan-pompa-hidram-di-desa-penglumbaran

BANGLI, NusaBali
Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak meninjau pembangunan pompa hidram di Banjar Serai, Desa Penglumbaran Kecamatan Susut, Bangli, Rabu (18/8) sekitar pukul 15.40 Wita.

Pangdam meninjau lokasi didampingi Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, Dandim 1626/Bangli Letkol Inf I Gde Putu Suwardana, dan Kapolres Bangli AKBP I Gusti Agung Dhana Aryawan.  

Mayjen Maruli mengatakan, pengembangan pompa hidram sebagai pilot project untuk pemenuhan air bersih bagi masyarakat. “Program ini sudah dilaksanakan di NTT karena di sana kekurangan air. Ternyata di Bali juga ada kekurangan air bersih sehingga program ini dikembangkan di 8 lokasi,” jelas Mayjen Maruli. Khusus di Bangli, pompa hidram dikembangkan di Desa Penglumbaran dan Desa Catur Kecamatan Kintamani. Di Desa Penglumbaran memasang 4 pompa dengan lokasi sumber air ekstrim serta jarak cukup jauh. “Dua pompa dapat menghasilkan 9-10 liter per menit. Di sini dipasang 4 pompa,” jelas Mayjen Maruli.

Mantan Komandan Paspampres ini menegaskan, pompa hydram akan dievaluasi jika fungsi benar dan tidak mengganggu alam akan ditindaklanjuti bahkan sampai ke kementerian. Bisa juga didukung oleh pemerintah desa maupun pemerintah daerah. Diharapkan, di desa lain bisa dikembangkan dengan memanfaatkan sumber mata air yang ada. Pengembangan pompa hidram ini tidak menghabiskan anggaran yang besar. Alat dibuat sendiri dan pengerjaan di lapangan oleh anggota TNI dan masyarakat.

Perbekel Desa Penglumbaran, I Wayan Aryawan, mengatakan untuk pemenuhan air bersih selama ini, warga Banjar Serai memanfaatkan mesin pompa air. Penggunaan mesin dengan operasional cukup tinggi. Pengelolaan air dilakukan oleh banjar dinas dengan 85 pelanggan. Pelanggan bayar air yang digunakan dan uang beban per bulan. “Sebelum pandemi Covid-19, harga air Rp 5 ribu per kubik, uang beban Rp 25 ribu per bulan. Saat pandemi harga air Rp 2.500 dengan uang beban Rp 20 ribu per bulan,” jelas Wayan Aryawan.

Penurunan tarif bagi rumah tangga sedangkan pelaku usaha menggunakan tarif awal. Perawatan jaringan melibatkan 3 karyawan. Penyediaan air bersih sepenuhnya untuk pelayanan, bukan semata profit. Adanya bantuan pompa hidram dari Kodam IX/Udayana diharapkan biaya operasional penyediaan air bersih dapat ditekan. Begitu pula tarif air ke pelanggan bisa diturunkan. “Pompa hidram hanya perlu perawatan, tidak menggunakan bahan bakar. Biaya operasional bisa ditekan dan tarif ikut turun,” jelasnya.

Pompa hidram dapat mengangkat air 15 liter per menit. Nantinya pompa hidram yang akan difungsikan utama dan pompa yang sudah ada sebelumnya digunakan sebagai cadangan. Bila terjadi gangguan, pemenuhan air bersih tetap jalan. “Pompa bisa digunakan secara bergantian,” tegasnya. Pembangunan pompa hidram dilakukan secara gotong royong oleh anggota TNI bersama warga. Kegiatan meliputi pemasangan pompa. Pengerjaan sudah 90 persen. “Setelah rampung perlu ujicoba lagi. Mudah-mudahan segera tuntas dan bisa dioperasikan,” ungkap Wayan Aryawan. *esa

Komentar