nusabali

Sambut HUT Ke-76 RI, TCEC Serangan Lepaskan 276 Ekor Tukik Penyu Lekang

  • www.nusabali.com-sambut-hut-ke-76-ri-tcec-serangan-lepaskan-276-ekor-tukik-penyu-lekang

DENPASAR, NusaBali.com - Memeriahkan HUT ke-76 Republik Indonesia, TCEC (Turtle Conservation and Education Center), mengadakan pelepasan tukik di Pantai Melasti Serangan pada Selasa (17/8/2021) pagi.

Adapun jumlah tukik yang dilepas oleh lembaga konservasi penyu di Pulau Serangan ini sebanyak 276 ekor yang kesemuanya merupakan jenis penyu lekang (Lepidochelys olivacea).

Meski diadakan secara sederhana, karena masih dalam situasi PPKM, kegiatan tersebut berlangsung cukup meriah. Sekitar 10 orang anggota TCEC berseragam hijau mengikuti kegiatan tersebut, sementara masyarakat yang kebetulan ada di Pantai Melasti sebagian meminta ikut melepas tukik.

“Kenapa kami tidak mengekspos di media sosial sejak jauh hari, karena kondisi PPKM. Kami cukup lakukan dengan staf atau relawan. Jikapun ada masyarakat yang ikut, itu karena kebetulan ada di pantai sehingga bisa ikut merasakan melepas tukik,” ujar I Made Sukanta, Pengelola TCEC di sela kegiatan.
 

Tidak kebetulan, jumlah tukik sebanyak 276 dikatakan Sukanta merupakan simbol HUT  ke-76 RI. Keseluruhan tukik,  ujarnya, diambil dari penetasan telur sehari sebelumnya dari tiga buah sarang yang direlokasi oleh pihaknya. Dijelaskannya saat ini terdapat 15 sarang yang ada dalam pantauan pihak TCEC. Keseluruhan sarang tersebut setidaknya memiliki sekitar 1.700 butir telur penyu.

Selain di Pantai Serangan sendiri, sarang-sarang juga terdapat di luar Pulau Serangan, seperti Batu Belig dan Seminyak. Sukanta menuturkan, tidak semua telur yang ada di sarang-sarang tersebut akan direlokasi menuju penangkaran di TCEC. Jika dirasa aman dari gangguan predator maupun ancaman cuaca maka pihaknya akan membiarkan telur-telur tersebut menetas secara alami di pantai.

“Teman-teman yang ada di wilayah pantai atau pesisir, seandainya menemukan penyu yang sedang bertelur bisa laporkan ke kelompok (pelestari penyu) masing-masing. Karena di Bali sudah hampir di setiap kabupaten (kecuali di Bangli) sudah ada kelompok pelestari penyu,” tambah Sukanta.

Seorang relawan TCEC, I Gusti Made Raka Alvin Aditya, mengatakan kegiatan monitoring telur-telur penyu di wilayah pesisir dilakukan pada malam hari. Sekitar pukul 21.00 tim akan berangkat menuju ke wilayah pesisir di beberapa lokasi seperti di Pantai Seminyak, Gianyar, maupun di Serangan sendiri.

Di lokasi-lokasi tersebut tim TCEC akan menunggu penyu datang untuk bertelur, kemudian telur-telur tersebut diambil untuk direlokasi menuju penangkaran TCEC. “Bisa sampai jam 03.00 pagi,” terang Raka, mahasiswa Program Studi Biologi Universitas Gadjah Mada yang sedang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di TCEC.

Relawan lainnya, Khibar Syiar Moehammad, yang juga sedang melakukan PKL di TCEC, kagum dengan apa yang telah dilakukan oleh pihak TCEC. “Saya ke sini dalam rangka belajar. Di Bali katanya TCEC  sudah lebih maju untuk pelestarian penyu dan juga pelepasan penyu. Menurut saya untuk pemeliharaan di sini cukup bagus, dipelihara dengan baik, dan juga pelepasannya tidak hanya di Pantai Serangan tapi ada pantai-pantai lain,” terang mahasiswa Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan, Universitas Brawijaya.  *adi

Komentar