nusabali

Bypass Mantra, Pemicu Cucukan Makin Maju

  • www.nusabali.com-bypass-mantra-pemicu-cucukan-makin-maju

DENPASAR, NusaBali.com
Banjar/Desa Adat Cucukan, Desa Medahan, Kecamatan Blahbatyuh, Gianyar, salah satu wilayah banjar paling strategis di Kabupaten Gianyar. Karena wilayah ini dilintasi Jalan Bypass Ida Bagus Mantra, jalur Tohpati, Denpasar,  – Desa Kusamba, Kecamatan Dawan,  Klungkung.

Jalan Bypass Mantra pun jadi pemicu wilayah ini makin maju. Wilayah ini kini makin dikepung fasilitas pariwisata, terutama hotel dan villa. Sebelum sabuk jalan itu dibangun tahun 2002, Cucukan merupakan kampung terpencil. Akses masuk ke Cucukan ketika itu hanya melalui sebuah jalan kecil yakni jalan Subak Panjang, Desa Medahan. Lokasi jalan Subak Panjang tersebut sekitar 200 meter dari perempatan Masceti di Jalan Bypass Ida Bagus Mantra ke arah utara,  menuju Medahan melalui arah kanan. Sebaliknya, jika dari arah utara yakni Dari Desa Medahan ke selatan menuju Pantai Masceti, belok kiri. Dari  ujung jalan berbelok-belok ke  beberapa ratus meter, barulah tiba di Cucukan.

“Jalan tersebut sekarang disebut Jalan Cucukan lama,” ungkap Ida Bagus Putu Arta, Bendesa Adat Cucukan. Namun jalan kini tidak seperti dulu, sempit dan tidak beraspal. Jalan Cucukan lama sudah beraspal dan lebih lebar, mobil pun gampang melintas. Sejak jalan Bypass Ida Bagus Mantra dibuka, akses menuju Cucukan tak perlu lagi melewati jalan Cucukan lama. Karena dari Bypass Ida Bagus Mantra sudah langsung ke Cucukan, yakni ke arah selatan sebelah timur perempatan Masceti. Cucukan tak lagi  ‘tersembunyi’ seperti masa lampau.

Jalan Desa di Cucukan sudah lebar dan beraspal hotmix. Beberapa tokoh dari pusat memiliki villa di sini , menunjukkan Cucukan memiliki pesona untuk menjadi tempat tinggal dan berwisata.

Sebelum pandemi Covid-19, Pantai Cucukan salah satu tempat yang ramai dikunjungi. Terutama pada hari-hari tertentu libur dan hari raya keagamaan seperti Banyu Pinaruh. “Lumayan ramai dan berdampak pada perekonomian warga kami,” ungkap Gus Aji Putu Arta.

Menjadi petani dan bendega adalah pekerjaan sebagaian besar warga Cucukan yang terdiri dari 37 KK. Petani  yang dimaksud adalah petani penggarap. Hal itu karena sebagian besar tanah sawah di Cucukan  milik warga luar Cucukan. Diantaranya, dari Desa Lebih, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, dan dari Desa Medahan, induk Banjar Cucukan. Bahkan ada sawah milik warga Desa Sulang, Klungkung. “Kami di sini hampir  tidak punya tanah sawah,” ujar  Gus Aji Putu Arta.

Pekerjaan lain warga disini yakni menjadi pedagang, buruh bangunan dan lainnya. Yang tidak ada adalah pekerjaan sebagai PNS/ASN. “Di sini kami tidak ada yang jadi PNS,” ungkap penghobi bola voli ini.

Desa Adat Cucukan ngempon 6 pura, yakni Kahyangan Tiga (Pura Puseh, Desa dan Pura Dalem). Pura Prajapati, Pura Segara, dan Pura Melanting. “Kami tidak ada luputan (bebas tangungjawab), semua ngayah,” ujar Gus Aji Putu  Arta. *nat

Komentar