nusabali

Kini Sama-Sama Buta Kekuatan Lawan

Ketut Suwandi soal Peluang Bali di PON Papua

  • www.nusabali.com-kini-sama-sama-buta-kekuatan-lawan

DENPASAR, NusaBali
PON Papua XX/2021 yang resmi akan dimulai pada 2-15 Oktober 2021, dinilai sebagai ajang gelaran PON yang sama-sama buta kekuatan lawan.

Hal itu karena geliat olahraga berjalan tidak maksimal, usai Pra PON 2019 dan adanya pandemi Covid-19 pada awal 2020. Proses pembinaan olahraga pun tidak seperti saat normal sebelum adanya pandemi.

Persiapan menuju PON Papua secara umum minim ujicoba dan nyaris tanpa kejuaraan. Para atlet peraih tiket PON pun jarang, bahkan ada yang tidak pernah latih tanding sesama atlet PON. Hal ini mengakibatkan, sama-sama buta akan kekuatan lawan. Meski mengetahui prestasi sebelumnya semasa tahun 2019, hanya saja perkembangan masing - masing atlet di tahun 2021 sulit diketahui.

"Kami katakan sekarang ini, hampir semuanya buta kekuatan lawan. Selama dua tahun itu, tanpa adanya sparing patner dengan tim lain. Bagaimana bisa melihat dan mengukur kekuatan lawan. Jadi sekarang dalam posisi raba - raba saja," ucap Ketua Umum KONI Bali, I Ketut Suwandi, Rabu (4/8).

Karena itu, kata Ketut Suwandi, pihaknya sangat yakin dalam dua tahun, setiap atlet pasti ada perkembangan. Terlebih setelah PON 2020 diundur tahun 2021, perkembangan atlet sulit diketahui. Tidak diketahui atlet daerah mana dan atlet cabor apa saja yang berkembang pesat. Ini sulit diterka dan diprediksi. Hal itu biasanya dapat diketahui saat Kejurnas, ujicoba resmi, dan kejuaraan lainnya. Namun dengan situasi pandemi Covid-19, kejuaraan yang body contact tidak diperkenankan.

"Pastinya satu setengah tahun lebih tanpa kegiatan, ini memang menyulitkan masing-masing Pengprov Cabor melihat perkembangan atlet daerah lain," tegas eks Ketua Umum KONI Badung itu.

Pensiunan PNS di Lingkungan Pemkab Badung itu menegaskan, semua merasakan kondisi seperti itu. Tidak dialami Bali saja. Namun semua daerah. Jadi, sekarang tergantung atlet itu sendiri. Sejauhmana disiplin menyiapkan diri meraih medali.

"Saya harap atlet Bali selaku siap, dan jangan kendor datang ke Papua. Kita optimis saja untuk berjuang memberikan yang terbaik untuk daerah," kata pria yang dua periode menahkodai KONI Bali itu.

Sementara kondisi ini juga diakui Ketua Umum Pengprov PASI Bali, Ida Bagus Diptha. Bahkan, kata Ida Bagus Diptha, pihaknya tidak memasang target, karena kesulitan menerka perkembangan lawan.

Hal itu juga diakui pelatih kepala Pencak Silat Bali, Gusti Made Semarajaya. Dia mengaku kesulitan mengetahui progres atau perkembangan atlet rival. *dek

Komentar