nusabali

Kasus Meningkat, Kuta Utara Kekurangan Tenaga Tracing

  • www.nusabali.com-kasus-meningkat-kuta-utara-kekurangan-tenaga-tracing

Eka Parmana menduga, naiknya kasus Covid-19 di Kecamatan Kuta Utara, ditengarai akibat tingginya mobilitas masyarakat, sebelum diterapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

MANGUPURA, NusaBali
Kecamatan Kuta Utara dalam dua pekan terakhir mengalami lonjakan kasus Covid-19 cukup tinggi. Bahkan hingga saat ini Kuta Utara mencapai jumlah kasus Covid-19 terbanyak di antara kecamatan lainnya di Kabupaten Badung. Per Kamis (29/7) lalu, jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Kuta Utara mencapai 3.148 kasus.

Camat Kuta Utara I Putu Eka Parmana, mengatakan terus melakukan penguatan tracing (pelacakan) di wilayahnya. Namun, di sisi lain dia mengakui saat ini tengah kekurangan tenaga tracing di lapangan. Tenaga puskesmas yang ada juga beberapa ada yang terpapar Covid-19, sehingga harus diisolasi.

“Dari tenaga puskesmas yang kami miliki, yang bertugas untuk tracing sebanyak 16 orang. Kemarin kami sangat kewalahan melakukan tracing di masing-masing desa,” ujar Eka Permana saat dikonfirmasi, Jumat (30/7).

Eka Permana menegaskan perlu melakukan langkah-langkah koodinasi dengan TNI-Polri untuk membantu tim di lapangan dalam melakukan tracing. Termasuk melakukan pengangkutan orang terkonfirmasi positif Covid-19 ke tempat isolasi terpusat. “Kami minta bantuan kepada TNI-Polri untuk membantu kami melakukan tracing dan pengangkutan ke isolasi terpusat,” harapnya.

Dikatakan, dalam mentracing satu kasus, setidaknya 30 orang harus ditelusuri riwayat kontaknya. Kemudian dari 30 orang tersebut, minimal 10 orang yang kontak erat dilakukan tes untuk memastikan rantai penularan yang kemungkinan terjadi. Karena kekurangan tim tracing, tim yang ada pun harus bekerja ekstra. “Staf puskemas kami, paginya melakukan rapid tes antigen, setelah itu sorenya tambah lagi kerjanya untuk melakukan tracing apabila ada temuan kasus,” kata Eka Parmana.

Eka Parmana menduga, naiknya kasus Covid-19 di Kecamatan Kuta Utara, ditengarai akibat tingginya mobilitas masyarakat, sebelum diterapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Di sisi lain, kondisi pariwisata di wilayah Canggu dan Tibubeneng, kata dia, saat ini sedikit menunjukkan geliat. Ada indikasi juga kasus meningkat, karena penularan kasus di rumah tangga, mengingat perumahan di wilayah Kuta Utara cukup banyak.

“Namun kenaikan kasus di Kuta Utara juga kadang-kadang kami sulit cari keberadaannya. Misal orangnya sudah tinggal di luar, tapi alamatnya tercatat di wilayah Kuta Utara. Atau KTP-nya dari Kuta Utara, tapi setelah dicari orangnya tidak ada, sehingga penambahan kasus yang tidak diketahui keberadaan orangnya, seringkali masuknya ke data kami,” kata Eka Parmana.

Lebih lanjut, dari hasil tracing bila menemukan kasus terkonfirmasi positif, langsung melakukan pendekatan-pendekatan agar yang terkonfirmasi positif mau diarahkan untuk menjalani isolasi terpusat. Meski diakui juga sering terjadi penolakan ketika diminta menjalani isolasi terpusat. “Untuk bisa isolasi mandiri pun kami cek apakah memenuhi syarat. Minimal kamar dan toiletnya tidak campur aduk dengan keluarga. Jika rumahnya tidak memadai untuk melakukan isolasi mandiri, kami sarankan untuk terpusat, karena lebih aman dan sudah disiapkan oksigen bila timbul gejala,” tandas Eka Permana. 7 ind

Komentar