nusabali

Pratama Widya Pasraman Rare Semesta: Pendidikan Usia Dini di Kaki Gunung Agung

  • www.nusabali.com-pratama-widya-pasraman-rare-semesta-pendidikan-usia-dini-di-kaki-gunung-agung

AMLAPURA, NusaBali.com - Pentingnya pendidikan usia dini kini mulai disadari oleh semua pihak. Sayangnya tidak semua orang dapat menikmati fasilitas pendidikan usia dini.

Di wilayah pedesaan umumnya agak sulit menemukan sekolah usia dini seperti sekolah PAUD maupun TK. Begitu pun di Banjar Dinas Besakih Kawan, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem.

Di desa yang berada di kaki Gunung Agung, sebelum tahun 2018, belum memiliki sekolah Taman Kanak-Kanak (TK). Namun berkat kegigihan Putu Gede Asnawa Dikta, 28, masyarakat setempat kini dapat mengakses pendidikan usia dini, dengan jarak relatif dekat, bahkan dengan biaya gratis. 

“TK Rare Semesta merupakan sekolah di Banjar Dinas Besakih Kawan yang dirintis berdasarkan aspirasi masyarakat karena memang di banjar kami belum ada sekolah di jenjang pendidikan anak usia dini, sehingga memang diperlukan untuk membentuk basis-basis karakter dan mental anak-anak di pedesaan,” ujar Putu Gede Asnawa Dikta, pendiri Yayasan Rare Semesta yang menaungi TK Rare Semesta, Jumat (30/7/2021).

Pria asli Banjar Besakih Kawan tersebut menuturkan meski baru berjalan pada Juli 2018, TK Rare Semesta sebenarnya sudah digagas pada tahun sebelumnya, namun tertunda akibat Gunung Agung erupsi pada waktu itu. “Sekarang TK ini sudah tiga tahun, sekarang menuju tahun yang keempat,” imbuh alumnus Program Studi Pendidikan Fisika Undiksha tersebut.    

Dikta mengakui fasilitas yang tersedia di TK Rare Semesta belumlah begitu memadai bahkan untuk ruang belajar masih dilakukan di Balai Banjar Besakih Kawin. Pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan sarana dan prasarana melalui bantuan dari berbagai pihak. 

“Kebetulan pada tahun ini kami direncanakan akan mendapatkan bantuan berupa gedung belajar dari Kementerian Agama RI. Begitu pula kami akan berupaya melengkapi berbagai fasilitas penunjang seperti alat permainan edukatif dalam ruangan maupun luar ruangan serta perangkat-perangkat pendukung lainnya,” ungkap Dikta. 

TK Rare Semesta, dijelaskan Dikta, merupakan sekolah berbasis agama Hindu, sehingga izin operasionalnya berada di bawah Kementerian Agama Republik Indonesia. “Jadi istilahnya adalah Pratama Widya Pasraman (Taman Kanak-Kanak),” imbuhnya. 

Dikta mengatakan para alumni TK Rare Semesta tidak akan begitu saja dilepas setelah lulus. Melainkan tetap dirangkul, sehingga apabila mereka membutuhkan bantuan misalnya dalam hal beasiswa maupun paket belajar, pihaknya akan semaksimal mungkin untuk membantu. 

Dirinya pun berharap melalui pendidikan mental maupun karakter serta jati diri yang didapat di TK Rare Semesta, anak-anak yang lulus nantinya bisa menjadi insan yang unggul, berkarakter, serta berguna bagi lingkungan sekitarnya. 

Sementara itu Kepala TK Rare Semesta, Ni Komang Ayu Trisha Hermawati SPd, mengatakan sekolah yang dipimpinnya selalu mengalami perkembangan sejak awal didirikan. Dari yang awalnya siswa duduk lesehan di lantai sekarang sedikit demi sedikit sudah memiliki beberapa fasilitas. 

“Sudah mulai berkembang dari awal saya mulai bekerja di sini masih lesehan belum ada peralatan yang memadai, sekarang dengan bantuan donatur ada meja, alat bermain, dan alat tulis,” ungkap Hermawati. 

Ia menuturkan dengan berbagai fasilitas yang ada tersebut, orang tua siswa tinggal mengantar anaknya untuk datang belajar ke TK tanpa dipungut biaya sekolah.
Di sisi lain, seperti sekolah lainnya, di masa pandemi Covid-19 TK Rare Semesta juga melakukan pendidikan jarak jauh atau online. Pembelajaran dilakukan dengan mengirimkan video pembelajaran melalui aplikasi WA (WhatsApp) kepada orangtua masing-masing siswa.

“Video dikirimkan lewat WA pada orangtua, lalu orang tua mengirimkan video anak-anak mereka ke grup (WA),” terang Ni Luh Nilawati, salah guru TK Rare Semesta. *adi
 

Komentar