nusabali

Hanya Cukup Tampung Sampah Hingga Akhir Tahun

Gunung Sampah di TPA Bengkala Capai Belasan Meter

  • www.nusabali.com-hanya-cukup-tampung-sampah-hingga-akhir-tahun

SINGARAJA, NusaBali
Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala di perbatasan tiga desa di Kecamatan Sawan dan Kubutambahan, Buleleng, semakin mengkhawatirkan. Gunung sampah saat ini sudah mencapai setinggi 15 meter.  TPA sampah yang saat ini sudah dalam kapasitas penuh diperkirakan hanya mampu menampung sampah hingga akhir 2021.

Dinas Lingkungan Hidup (LH) Buleleng selama ini sudah berupaya untuk mencarikan jalan keluar TPA yang penuh itu. Bahkan di 2018, sudah direncanakan perluasan TPA dengan skema membeli lahan warga sekitar TPA seluas 1,7 hektare. Namun rencana tersebut terus terhalang anggaran hingga pandemi Covid-19 melanda. Pemkab Buleleng juga sempat mengajukan izin kepada Pemerintah Provinsi Bali untuk memanfaatkan lahan kosong di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, namun tak mendapatkan restu.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng I Gede Melanderat, Rabu (28/7), menjelaskan volume sampah yang masuk ke TPA Bengkala tetap banyak. Bahkan upaya pemerintah menetapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tidak berdampak pada pengurangan volume sampah. “Sampah yang masuk per harinya sangat tinggi, bisa 100 ton, sehingga timbulan sampah di TPA tidak bisa dihindari,” kata Melanderat.

Sejauh ini dengan kondisi TPA yang penuh, petugas Dinas LH Buleleng hanya menggunakan metode sanitary landfill. Setiap dilakukan timbunan sampah akan ditutup dengan tanah uruk yang bersumber dari proyek Bendungan Tamblang. “Sejauh ini hanya metode itu yang dapat kami lakukan untuk memperpanjang daya tampung TPA. Tanah uruk yang menimbun sampah akan membantu proses dekomposisi, selain mencegah kebakaran,” imbuh mantan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng, ini.

Dengan kapasitas TPA yang sudah penuh dengan gunung sampah yang sangat tinggi, potensi kebakaran sampah memang tidak dapat dielakkan. Apalagi kondisi kemarau yang dengan cepat dapat memicu kenaikan suhu dan kobaran api yang didukung keberadaan gas metan dan karbon dioksida di antara gunung sampah.

Menurut Melanderat, petugas TPA Bengkala sejauh ini masih kelabakan memilah sampah yang masuk setiap hari. Meskipun kesehariannya banyak pemulung membantu memilah sampah yang bernilai ekonomis. Sedangkan sampah organik yang masuk ke TPA, karena jumlahnya sangat banyak, membuat petugas pemilahan sampah kelabakan. Dinas LH pun masih menggenjot sosialisasi pemilahan sampah berbasis sumber. 7 k23

Komentar