nusabali

Arak Bali Mulai Rambah Pangsa Pasar Internasional

Gubernur Koster Perkuat Branding Arak Bali dalam Lomba Desain Kemasan

  • www.nusabali.com-arak-bali-mulai-rambah-pangsa-pasar-internasional

DENPASAR, NusaBali
Arak Bali mulai didorong ke pangsa pasar internasional, untuk bersaing dengan minuman beralkohol (Mikol) di luar negeri, seperti Sake (dari Jepang), Soju (dari Korea), dan Vodka (dari Rusia).

Saat ini, arak Bali yang merupakan minuman fermentasi lokal petani Bali, sudah mulai rambah pasar Jepang. Ini tidak terlepas dari gebrakan Gubernur Wayan Koster, yang terbitkan regulasi tentang tata kelola minuman fermentasi khas Bali. Gubernur Koster juga perkuat branding Arak Bali dalam Lomba Desain Kemasan.

Hal itu diungkapkan perajin Arak Bali yang sekaligus pemilik pengolahan Mikol asli Bali, I Nyoman Budiarsana, saat memberikan testimoni di hadapan Gubernur Wayan Koster dalam acara penyerahan hadiah ‘Lomba Desain Kemasan Minuman Tradisional Arak Bali’, di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jaya Sabha Denpasar, Kamis (22/7) sore. Nyoman Budiarsana mengatakan, arak Bali kemasan botol yang diproduksinya dengan nama ‘Arak De'Wan’ ini sudah tembus pasar Jepang.

Menurut Budiarsana, di tengah pandemi Covid-19 ini, pihaknya sempat mengirim 15 dus arak Bali ke Jepang. Arak Bali tersebut dipesan khusus oleh penikmat Mikol di Negeri Matahari Terbit. "Minuman Arak Bali yang kami produksi kini juga dinikmati para tamu kenegaraan di Kedutaan Besar Indonesia di Jepang. Dari sini kami mencari pasar melalui para penikmat Mikol kelas papan atas. Mudah-mudahan, usai pandemi Covid-19 nanti order dari Jepang terus bergulir," papar Budiarsana.

Pengusaha asal Banjar Ketapean, Desa Sumerta Kelod, Kecamatan Denpasar Timur ini memaparkan, Arak Bali bisa menjadi Mikol berkelas setara dengan Vodka, Sake, Soju, dan Red Label kalau perajin mampu menjaga kualitas. Budiarsana sendiri biasanya mengolah arak para petani dari seluruh Bali menjadi Mikol impor, supaya pas di lidah penggemar Mikol berkelas.

"Kita mencari terobosan dengan menciptakan produk Mikol jenis arak, supaya punya taste yang nikmat dan berkelas. Para tamu di Kedubes Indonesia di Jepang sudah mengakui Arak Bali punya kualitas bagus," tegas Budiarsana saat ditemui NusaBali seusai testimoni dalam acara penyerahan hadiah pemenang ‘Lomba Desain Kemasan Minuman Tra-disional Arak Bali’, Kamis kemarin.

Versi Budiarsana, saat ini Arak Bali masih dicap minuman memabukkan. Padahal, kalau diminum sesuai dengan takaran dan aturan, Arak Bali memberikan dampak kebugaran dan rasa hangat bagi tubuh. "Di Jepang orang minum Sake ada kadar tertentu yang dibolehkan. Untuk perempuan, batas alkoholnya maksimal 20 persen. Mereka minum Sake 1-2 sloki saja untuk menjaga kebugaran tubuh," papar alumni Fakultas Pertanian Unud ini.

Budiarsana pun memberikan apresiasi kepada Gubernur Koster, yang telah menerbitkan Pergub Bali Nomor 01 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Dstilasi Khas Bali. "Di masa pandemi Covid-19 ini, kita belum bisa ekspor arak dengan lancar. Kawan-kawan perajin arak di Bali juga memasarkan produknya untuk dikonsumsi masyarakat lokal. Mereka beruntung dengan adanya Pergub Nomor 1 Tahun 2020, karena sama-sama bisa jalan dan menghidupi ekonomi keluarga," katanya.

Sementara itu, Gubernur Koster berjanji akan terus mendorong Arak Bali bisa tampil di pasar internasional. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali pun diminta memfasilitasi strategi tersebut. "Kita punya produk bagus, harus kita perjuangkan. Jangan kita sukanya dengan produk luar, jangan bangga dengan produk luar. Ini lho ada produk yang merupakan warisan leluhutr, ya harus dijaga," pinta Gubernur Koster.

Gubernur Koster mengatakan Bali dengan alam dan kebudayaan yang kuat, adalah anugerah luar biasa. Walaupun kecil, Bali punya sumber daya lokal yang unik dan unggul. Produk endemik lokal Bali pun sangat bervariasi, mulai Manggis Bali, Salak Bali, Kopi Bali, Jeruk Bali, Sapi Bali, Ayam Bali, hingga Arak Bali. "Alam Bali terbukti memberi kesejahteraan untuk krama Bali,” jelas Gubernur Koster yang kemarin didampingi Kadis Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, I Wayan Jarta.

Sayangnya, kata Koster, selama ini kurang ada kebijakan yang berpihak kepada sumber daya lokal Bali. “Kita terbawa arus yang datang dari budaya luar. Kita lebih suka dengan produk luar. Padahal, produk luar ini belum tentu lebih baik," tegas Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Koster menyebutkan, Bali dengan wilayah yang sangat kecil dianugerahi produk endemik dengan komoditas yang unggul dan memiliki nama terkenal di kancah nasional maupun internasional. Ini karena alam dan manusia Bali menyatu dengan tradisi, menjadikan Bali dikenal dunia. Bahkan, lebih dikenal Bali ketimbang Indonesia.

“Maka, kita harus bergerak untuk kembali kepada sumber daya lokal yang kita punya. Memanfaatkan sumber daya lokal yang kita punya sebagai sumber kehidupan dan kembangkan perekonomian Bali. Contohnya, ya Arak Bali ini," kata politisi senior PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.

Koster pun mengajak elemen masyarakat Bali untuk memuliakan produk lokal dengan cara menyatukan dan memanfaatkan sebagai sumber kehidupan. Juga sebagai upaya melestarikan budaya leluhur dan membangun perekonomian Bali.

"Kita akan bertumbuh dan berkembang dengan sumber daya yang kita punya. Jangan andalkan sesuatu dari luar. Kalau tidak, kita akan tergantung pihak lain. Kalau kita tergantung dengan pihak lain, kita akan dimainkan. Produk luar akan banjir Bali. Kita larut, lalu tinggalkan sumber daya lokal, maka habislah kita," warning Koster.

Koster mengingatkan orang Bali harus betul-betul memanfaatkan sumber daya lokal. Hal ini sudah tertuang dalam visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’, yang tujuannya bisa memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan sejati.

Menurut Koster, begitu terpilih menjadi Gubernur Bali melalui Pilgub 2018, dirinya langsung tangani potensi Arak Bali ini sebagai minuman lokal. Bahkan, Koster sampai meminta usulan perubahan Peraturan Presiden (Perpres), yang sebelumnya menyebut arak masuk daftar minuman negatif.

Koster juga keluarkan Pergub Bali Nomor 01 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Dstilasi Khas Bali. "Pergub ini untuk tata kelola, bukan membebaskan orang minum arak. Artinya, arak untuk sumber penghidupan untuk usaha kecil,” terang Koster seraya menyebut perajin arak kini tidak lagi diuber-uber polisi, karena sudah ada Pergub Bali.

Untuk memasarkan Arak Bali, Koster mengatakan kemasan dalam produksinya dan pemasarannya harus ada Branding Bali. Artinya, kemasan bagus, isinya bagus, rasanya bagus, agar bisa bersaing. “Jangan ada yang merusak ini. Jangan merusak dengan cara-cara fermentasi yang di luar cara lokal Bali. Makanya, desain kemasan minuman Arak Bali ini kita lombakan," tandas Koster yang sempat tiga kali periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali.

Sementara itu, Kadis Perindag Provinsi Bali, I Wayan Jarta, mengatakan label dan kemasan yang telah memenangkan ‘Lomba Desain Kemasan Minuman Tradisional Arak Bali’ akan dipatenkan dan menjadi brand bagi produk Arak Bali yang hendak dipasarkan. “Kemasan yang terpilih ini nantinya akan menjadi branding bagi produk kita, terutama arak yang telah menjalankan regulasi dan tata kelola sesuai dengan Pergub Bali Nomor 01 Tahun 2020,” jelas Wayan Jarta.

Wayan Jarta menegaskan, kemasan yang terpilih juga diharapkan menjadi bagian dari usaha pemenuhan pasar dalam negeri dan pasar ekspor, serta meningkatkan nilai tambah dan daya saing minuman tradisional Arak Bali, sehingga dapat mensejahterakan krama Bali, khususnya perajin arak. “Sesuai data yang ada, kini perajin arak di seluruh Bali berjumlah 1.472 unit, di mana masing-masing perajin menaungi 2-3 petani tuak,” katanya.

Sementara, I Made Januarta (asal Gianyar), keluar sebagai juara I dalam ‘Lomba Desain Kemasan Minuman Tradisional Arak Bali’. Dia berhak atas hadiah uang tunai Rp 7,5 juta, selain juga dapat piala dan piagam. Sedangkan peringkat kedua disabet I Wayan Parwata (asal Denpasar), yang berhak atas hadiah Rp 5 juta. Sebaliknya, peringkat ketiga diduduki I Made Sadnyana (asal Buleleng), yang berhak atas hadiah Rp 3,5 juta. Hadiah bagi pemenang lomba kemarin diserahkan langsung oleh Gubernur Koster. *nat

Komentar