nusabali

Dihajar Pandemi, BPW Belum Bisa Bergerak

  • www.nusabali.com-dihajar-pandemi-bpw-belum-bisa-bergerak

DENPASAR,NusaBali
Kalangan pelaku pariwisata Bali harus menerima kenyataan pahit. Belum bisa menjalankan bisnis, karena lonjakan kasus positif Covid-19  berujung Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa dan Bali.

Harapan menggenjot wisatawan domestik dan juga wisatawan mancanegara sama-sama  belum mungkin. “Kalau itu ditanya (soal pergerakan bisnis).  Terus terang saja. Kami belum bisa bergerak ke mana sekarang,” ujar Wisnu Arimbawa, Managing Director (MD) PT GEDE Transport- sebuah BPW Selasa (20/7).

Kenyataan tersebut, kata Wisnu Arimbawa tentu sangat berat. Karena sudah 1,5 tahun pariwisata Bali sudah tidak bergerak, sehingga kondisi pariwisata Bali juga sangat parah. “Sebagaimana sudah diketahui,” ujarnya.

Pria asal Klungkung inipun menuturkan, bagaimana parahnya kondisi pariwisata Bali, termasuk biro perjalanan wisata yang tidak ada  income atau pendapatan lagi.

Di pihak lain pariwisata rentan terhadap faktor-faktor yang melingkupinya. Diantaranya  faktor kesehatan dan juga  faktor lingkungan (bencana) yang berimbas kepada ekonomi secara umum.

”Itulah yang nyatanya memberi dampak sehingga pariwisata tidak bisa bergerak,” tunjuknya Wisnu Arimbawa tentang pandemi Covid-19.

Awalnya sempat optimistis, pariwisata akan pulih kembali. Namun kenyataanya sebaliknya. PPKM Darurat berlaku, karena kasus positif Covid-19 melonjak. “Akhirnya semua seperti hangus,”lanjutnya.

Mau mendatangkan wisatawan domestik tidak mungkin untuk saat ini.

“Kantong-kantong wisatawan domestik kita kan dari kota-kota di Jawa,” ungkapnya. Karenanya untuk sementara ini tidak mungkin mendatangkan wisatawan domestik ke Bali. “Bagaimana mau datang kalau di sana masih status ‘merah’(kasus positif Covid-19, tinggi/banyak),” ujarnya.

Apalagi wisatawan manca negara, lebih tidak memungkinkan lagi karena border penerbangan belum buka. “Padahal kami sebelumnya sudah sempat penjajagan dengan Thai Airways dan Singapore Airlines,” ungkap  Wisnu Arimbawa yang juga Koordinator Indonesia Inbound Tour Operators  Association (INTOA) untuk wilayah Bali, NTB dan NTT.

Penjajagan kerjasama tersebut adalah kesiapan kedua maskapai tersebut untuk mengangkut  wisman ke Bali. Namun belum sampai penjajagan tersebut berlanjut, di lapangan bicara lain. Kasus positif Covid-19  melonjak, sehingga Pemerintah memberlakukan PPKM Darurat.

“Akhirnya belum bisa terealisasi rencana kerjasama dengan kedua maskapai itu,” ucapnya. Sehingga otomatis, pengusaha pariwisata seperti usaha BPW  yang dilakoni Wisnu Arimbawa tak bisa ‘bergerak’.

I Wayan Sudiantara seorang pengelola daya tarik wisata ‘ Rumah Desa’ di Desa Baru, Kecamatan Marga Tabanan, menuturkan hal senada. “Diam – diam. Tidak ada tamu,” ujar Sudiantara dihubungi terpisah. Sementara yang bisa dilakukan hanya merawat DTW, agar kondisi tetap terjaga baik.

Seandainya  tidak ada pandemi, Juli ini merupakan salah satu puncak keramaian kunjungan wisatawan. Termasuk wisatawan domestik. Namun sekarang hal itu  tidak mungkin. “Malu, kan ada penyekatan ,” ujar Sudiantara, ketika ditanya kemungkinan. *K17

Komentar