nusabali

Buaya Ditemukan Mati Membusuk, Bangkainya Dikubur di Pantai Lebih

Buaya yang Berkeliaran di Loloan Tukad Sangsang Akhirnya Ditemukan Tersangkut Jaring

  • www.nusabali.com-buaya-ditemukan-mati-membusuk-bangkainya-dikubur-di-pantai-lebih

Pasca ditemukannya buaya mati membusuk, polisi dan BKSDA Provinsi Bali tetap akan melakukan pemantauan di sekitar Loloan Tukad Sangsang selama 7 hari ke depan, untuk antisipasi munculnya buaya lain

GIANYAR, NusaBali

Seekor buaya muara yang berkeliaran di sekitar aliran Tukad Sangsang, perbatasan Pantai Lebih (Desa Lebih, Kecamatan Gianyar) dan Pantai Siyut (Desa Tulikup, Kecamatan Gianyar), akhirnya ditemukan dalam kondisi sudah mati, Kamis (15/7) pagi. Buaya jenis Crocodylus Porosus yang sempat bikin resah warga ini ditemukan tersangkut pada jaring yang sengaja dipasang oleh tim gabungan.

Temuan buaya dengan panjang sekitar 2 meter tersangkut jaring ini pertama kali dikethui oleh seorang warga yang sedang memancing, Kamis pagi sekitar pukul 10.00 Wita. Ketika itu, yang bersangkutan memancing di sebelah utara lokasi pertama kali kemunculan buaya tersebut di Loloan Tukad Sangsang, 21 Juni 2021 lalu. Atas temuan tersebut, kemarin pagi si pemancing langsung melapor ke Polsek Kota Gianyar dan instansi terkait.

Begitu mendapat laporan, jajaran Polsekta Gianyar bersama tim BKSDA Provinsi Bali langsung menuju TKP di Loloan Tukad Sangsang, guna memastikan. Bahkan, Kapolsekta Gianyar Kompol I Gusti Ngurah Yudistira juga terjun langsung ke lokasi TKP.

"Setelah dicek ke TKP, ternyata benar ditemukan buaya tersangkut jaring yang sengaja dipasang tim pencari sebelumnya. Ketika dievakuasi, buaya tersebut sudah dalam kondisi mati membusuk. Di sebelah bangkai buaya ini turut ditemukan seekor lele jumbo yang juga sudah membusuk," jelas Kompol IGN Yudistira, Kamis siang.

Karena ditemukan membusuk, bangkai buaya tersebut kemarin langsung dikubur di lahan milik warga sebelah barat Loloan Tukad Sangsang kawasan Pantai Lebih, Desa Lebih. Ada prosesi khusus dengan dihaturkan canang di lokasi kuburan bangkai buaya.

Menurut Kompol Yudistira, pasca ditemukannya buaya sudah dalam kondisi mati membusuk, kepolisian dan BKSDA Privinsi Bali tetap akan melakukan pemantauan selama 7 hari ke depan. "Kita akan pantau selama 7 hari ke depan, untuk mengantisipasi kemungkinan muncul buaya lainnya. Yang jelas, buaya yang ditemukan mati ini memang buaya yang sempat muncul dan meresahkan warga sebelumnya," tandas Kompol Yudistira.

Sejak pertama kali diketahui muncul di Loloan Tukad Sangsang, 21 Juni 2021 siang sekitar pukul 11.20 Wita, buaya sepanjang 2 meter yang akhirnya ditemukan mati membusuk ini berkeliaran secara misterius. Keberadaannya tidak terendus, hingga membuat warga was-was. Tim gabungan dari BKSDA Provinsi Bali dan BPBD Gianyar pun memasang perangkap berisi seekor bebek. Perangkap yang dipasang, antara lain, berupa jaring. Akhirnya, buaya yang bikin resah ini berhasil ditemukan.

Sementara, Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Provinsi Bali, Sulistyo Widodo, menjelaskan sejak awal buaya itu muncul sebulan lalu, pihaknya bersama masyarakat terus melakukan upaya penangkapan. Selain memasang perangkap box, pihaknya juga memasang jaring untuk mempersempit pergerakan buaya.

"Kita lokalisir lokasi bersama pemerintah desa, masyarakat, dan kepolisian. Kita pasang jaring juga untuk mempersempit pergerakan buaya. Dan, itu kita monitor setiap hari, pagi dan sore, bersama Balawista Gianyar," papar Sulistyo saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Kamis kemarin.

Sulistyo menyebutkan, jaring perangkap tersebut dipasang di aliran sungai kecil yang ada di sebelah aliran Sungai Sangsang, sebelah utara jembatan. Pihaknya juga meletakkan umpan berupa kepala ikan, dengan harapan buaya tersebut masuk ke jaring kemudian jalurnya otomatis tertutup setelah umpan dimakan.

"Daripada buayanya semakin besar, ya kita lakukan upaya penangkapan ini. Kita pasang perangkap di aliran sungai yang cabangnya ke kanan ini dengan harapan gampang evakuasinya," tegas Sulistyo.

Namun, karena setelah beberapa hari upayanya belum membuahkan hasil, menurut Sulistyo, pihaknya kembali turun ke Loloan Tukad Sangsang menggunakan perahu, Sabtu (10/7) lalu. Terlebih, saat itu debit sungai relatif besar. Ketinggian air yang biasanya hanya 1 meter, hari itu naik dua kali lipat menjadi 2 meter.

Hanya saja, buaya tersebut tak kunjung tertangkap, sampai seorang pemancing menemukannya tersangkut jaring dalam kondisi mati membusuk, Kamis kemarin. "Terakhir, tim turun memonitor, Sabyu lalu, tapi buaya belum tertangkap. Akhirnya, hari ini (kemarin) buaya ditemukan tersangkut di jaring,” katanya.

Sulistyo memprediksi buaya yang sempat meresahkan warga ini tersangkut jaring sejak beberapa hari lalu, sehingga tidak bisa bergerak dan akhirnya mati membusuk. Sulistyo memastikan buaya tersebut mati karena tersangkut jaring, bukan lantaran sengaja dibunuh seperti ditembak. Sebab, sebelumnya telah disosialisasikan kepada masyarakat untuk tidak membunuh atau menembak buaya tersebut.

Kemunculan buaya di Loloan Tukad Sangsang sendiri, sebagaimana diberitakan, pertama kali dilihat oleh I Ketut Budiawan, 30, pria asal Banjar Roban, Kelurahan Bitera, Kecamatan Gianyar, saat memancing di lokasi, Senin (21/6) siang pukul 11.20 Wita. Ketika itu, Ketut Budiawan memancing di sisi timur Loloan Tukad Sangsang. Nah, saat menoleh ke arah barat, Budiawan melihat ada sesuatu di atas kayu.

Awalnya, Budiawan mengira sesuatu itu adalah seekor biawak. Namun, begitu diperhatikan secara seksama, hewan melata tersebut tampak seperti buaya dengan mulut menganga. "Buaya itu seperti sedang berjemur. Cukup lama di atas kayu. Saya sempat ambil gambar dengan kamera HP," ungkap Budiawan saat ditemui NusaBali di lokasi penampakan buaya sekitar Loloan Tukad Sangsang, Selasa, 22 Juni 2021.

Karena melihat ada buaya berjemur, Budiawan pun mengurungkan niatnya untuk memancing. Budiawan sempat memberitahu nelayan dan warga disekitar lokasi bahwa dirinya melihat kemunculan buaya. Harapannya, agar para nelayan dan masyarakat lebih waspada.

Sementara, foto buaya jepretan Budiawan di Loloan Tukad Sangsang langsung beredar melalui grup-grup WhatsApp (WA). Tak heran jika masyarakat datang berduyun-duyun ke lokasi untuk menyaksikan TKP Loloan Tukad Sangsang dari pinggir Jalan Bypass Prof Dr IB Mantra Padanggalak (Denpasar)-Kusamba (Klungkung).

Petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Gianyar juga menindaklanjuti hal ini dengan pengecekan ke lokasi, 21 Juni 2021 sore. Kemudian, petugas BPBD Gianyar kembali ke lokasi keesokan harinya. Karena buaya menghilang, tim gabungan selanjutnya memasang perangkap. *nvi

Komentar