nusabali

Akhirnya Bangkai Buaya Muara Ditemukan di Tukad Sangsang

  • www.nusabali.com-akhirnya-bangkai-buaya-muara-ditemukan-di-tukad-sangsang

GIANYAR, NusaBali.com - Setelah upaya lebih dari tiga pekan, akhirnya buaya muara (crocodylus porosus) yang menggegerkan kawasan Lebih, Gianyar pada 21 Juni 2021 yang lalu ditemukan.

Buaya ditemukan  dalam keadaan telah mati di sekitar Tukad (Sungai) Sangsang, Lebih, Gianyar pada Kamis (15/7/2021) pukul 12.25 Wita.  “Sebenarnya lebih baik ditemukan dalam keadaan hidup, mengingat buaya merupakan satwa yang dilindungi,” kata Sulistyo Widodo, Kepala Seksi Konservasi Wilayah (KSW) II Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali.

Buaya yang sudah mati tersebut telah dikuburkan langsung di TKP sekitar sungai Sangsang. Kini warga Desa Lebih terutama yang sering melakukan aktivitas di sekitar Tukad Sangsang Sangsang, dapat bernafas lega dikarenakan buaya muara tersebut telah ditemukan sehingga masyarakat sekitar dapat melaksanakan aktivitasnya dengan lebih tenang.

Diduga buaya muara mati setelah tersangkut di jebakan jarring yang dipasang pada Jumat (9/7/2021). POemasangan jarring dilakukan bekerjasama dengan warga Desa Lebih setelah ada laporan pergerakan buaya ke aliran cabang Tukad Sangsang yang lebih sempit. “Prediksinya buaya muara tersebut mati kelelahan akibat terjerat dan terperangkap di jaring,” duga Sulistyo.

Sebelumnya berbagai upaya telah dilakukan oleh petugas BKSDA Bali, Balawista Pantai Lebih, BPBD Gianyar, hingga pawang Taman Safari Gianyar.   “Pertama kali upaya memancing dengan bebek hidup, setelah itu melakukan jebakan yang berisi kail dengan umpan potongan daging ayam beserta kepala ikan di sejumlah titik aliran sungai Sangsang,” ujar Sulistyo.

Selain itu BKSDA juga sebelumnya telah melakukan upaya penangkapan menggunakan kandang jebak, dan tak kunjung membuahkan hasil. Menurut Sulistyo Widodo, buaya muara memiliki insting yang peka sehingga penangkapannya pun sulit dilakukan.

“Buaya merupakan hewan berdarah dingin yang memiliki insting yang tajam, lalu tingkat kepekaan buaya pun sangat tinggi. Dan tim BKSDA secara berkala terus melakukan monitoring di area aliran sungai Sangsang” ujarnya.

Insting buaya yang tajam tersebut menyebabkan beberapa upaya penangkapan yang dilakukan oleh tim BKSDA, Balawista Pantai Lebih, tim Taman Safari Gianyar, dan BPBD Gianyar berkali-kali tidak membuahkan hasil. Namun pada akhirnya, buaya ditemukan dalam keadaan mati, di aliran cabang sungai Sangsang pada Kamis (15/7/21) siang.

Meskipun demikian, Sulistyo Widodo tetap mengimbau masyarakat agar selalu waspada untuk beraktivitas di alam liar. “Selain buaya, sejatinya banyak satwa yang dapat membahayakan manusia. Tetap berhati-hati dan waspada,” tuturnya.

Sulistyo Widodo pun berharap agas satwa yang dilindungi seperti buaya muara tersebut dapat diperlakukan dengan lebih baik lagi. Agar meminimalisir oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dalam memelihara hewan seperti buaya muara. Ia pun mengimbau masyarakat agar lebih mencintai satwa.  “Mudah-mudahan hal seperti ini tidak terjadi lagi. Selain dapat membahayakan masyarakat setempat, tindakan yang tidak bertanggung jawab tersebut juga dapat mengancam keberadaan satwa itu sendiri,” tutupnya. *rma

Komentar