nusabali

Bupati Nengah Tamba Mendak Bajra Pusaka Jembrana

Dijemput dari Kediaman Ida Bagus Indugosa di Banjar Anyar, Desa Batuagung

  • www.nusabali.com-bupati-nengah-tamba-mendak-bajra-pusaka-jembrana

Versi Bupati Jembrana 1990-2000 Ida Bagus Indugosa, benda pusaka berupa ditemukan terkubur di sebelah utara Pura Jagatnatha Jembrana tahun 1995. Kerberadaan benda pusaka ini diketahui berdasarkan wangsit yang diterimanya saat upacara ngenteg linggih Pura Jagatnatha Jembrana.

NEGARA, NusaBali

Sejumlah benda sakral yang diyakini merupakan pusaka jagat Jembrana, dipendak (dijemput dengan upacara rutual khusus) oleh Bupati I Nengah Tamba untuk distanakan di Gedong Suci Pura Niti Praja Pemkab Jembrana di Negara. Yang terakhir dipendak pada Anggara Kliwon Perangbakat, Selasa (13/7), adalah sebuah benda pusaka berupa bajra (genta).

Upacara ritual mendak pajenengan pusaka bajra, Selasa kemarin, dilaksanakan Bupati Nengah Tamba bersama jajaran Pemkab Jembrana. Benda pusaka berupa bajra tersebut dipendak dari kediaman Bupati Jembrana 1990-2000, Ida Bagus Indugosa, di Banjar Anyar, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana. Ida Bagus Indugosa juga ikut dalam prosesi upacara mendak pajenganan tersebut. Adalah Bupati Nengah Tamba sendiri yang kemarin mundut pusaka bajra tersebut dari kediaman IB Indugosa menuju Pura Niti Praja Pemkab Jembrana.

Menurut IB Indugosa, pusaka berupa bajra tersebut awalnya ditemukan saat pembangunan Pura Niti Praja Pemkab Jembrana dan Pura Jagatnatha Jembrana tahun 1995 silam. Saat dilaksanakan upacara ngenteg linggih, Indugosa yang kala itu menjadi Bupati Jembrana mendapatkan wangsit (petunjuk secara niskala) bahwasanya terdapat benda pusaka yang terkubur di sebelah utara Pura Jagatnatha Jembrana.

Benar saja, setelah dilakukan penggalian berselang 11 hari pasca upacara ngenteg linggih, ditemukanlah pusaka berupa bajra terebut. “Pas itu tiang lihat ada cahaya bintang berbentuk pakayonan. Saat saya gali di lokasi yang dulunya sawah itu, ter-nyata ada bajra,” kenang Indugosa di sela upacara mendak pajenengan pusaka bajra, Selasa kemarin.

Indugosa menyebutkan, karena saat itu belum ada tempat yang representatif, maka pusaka bajra dengan tangkai berbentuk Sang Hyang Licin itu distanakan di gedong suci kediamannya di Banjar Anyar, Desa Batuagung. Akhirnya setelah mendengar ada keinginan Bupati Nengah Tamba untuk mengembalikan pusaka-pusaka Jembrana dan telah menyiapkan Gedong Suci di Pura Niti Praja Pemkab Jembrana, maka bajra yang dipercaya merupakan salah satu pusaka jagat Jembrana ini langsung diserahkan Indugosa.

“Dengan kembalinya pusaka ini ke Pura Niti Praja Pemkab Jembrana, saya berharap bisa membawa keselamatan dan kerahayuan kepada masyarakat Jembrana. Dan, apa yang menjadi program maupun kebijakan bupati Jembrana nantinya diharapkan bisa berjalan lancar,” terang Indugosa, yang menjabat Bupati Jembrana terakhir di era Orde Baru, sebelum naiknya Prof Drg I Gede Winasa.

Sementara itu, Bupati Nengah Tamba mengatakan upacara mendak pajenengan pusaka bajra tersebut adalah suatu upaya mengembalikan pusaka-pusaka jagat Jembrana dan menstanakan pada posisi seharusnya. Terlebih, saat ini telah disediakan bangunan Gedong Suci di Pura Niti Praja Pemkab Jembrana.

“Hari ini (kemarin) atas izin Ida Hyang Widhi Wasa, kita telah mengembalikan pusaka bajra yang kita stanakan di Gedong Suci Pura Niti Praja. Dalam upacara tadi, pusaka sudah dibunyikan. Dengan berstananya pusaka tersebut, diharapkan memberi restu tercapainya masyarakat Jembrana yang bahagia berlandaskan Tri Hita Karana, sesuai dengan misi kita,” ujar Bupati Tamba.

Menurut Bupati Tamba, pengembalian pusaka jagat Jembrana ini juga adalah bentuk pelestarian dan mengembalikan kewibawaan pemerintah secara sekala dan niskala. Tamba berharap jika ada masyarakat yang menyimpan pusaka-pusaka jagat Jembrana, agar bisa ditempatkan di Gedong Suci Pura Niti Praja Pemkab Jembrana. Degan menempatkan pusaka jagat Jembrana ke tempat seharusnya ini, diharapkan memberi energi positif dan mendorong pandemi Covid-19 dapat segera berlalu.

Sebelum melaksanakan upacara mendak pajenengan pusaka Jembrana kemarin, Bupati Tamba juga menggelar upacara guru piduka (meminta maaf kepada alam) yang diisi ritual mulang pakelem secara nyegara gunung untuk memohon pandemi dapat segera sirna. Upacara di segara (laut) dilaksanakan di Pura Segara Pengambengan, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara pada Radite Pon Prangbakat, Minggu (11/7) lalu. Sedangkan upacara di wana (hutan), dilaksanakan di Pura Pagu-bugan, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana pada Soma Wage Perangbakat, Senin (12/7).

“Kita sudah laksanakan upacara di segara dan wana. Hari ini (kemarin) kita lakukan upacara di Pura Niti Praja Pemkab Jembrana. Maka, Tri Mandala sudah kita jalankan semua sebagai bentuk jalan secara niskala. Harapannya, Ida Hyang Widhi Wasa memberikan keselamatan dan kerahayuan bagi jagat dan masyarakat Jembrana, sementara pandemi Covid-19 segera berakhir,” jelas Bupati asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara yang juga Wakil Ketua DPD Demokrat Bali ini. *ode

Komentar