Lima Pembudidaya Ikan Koi 'Disuntik' Bantuan Indukan

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (KPP) Buleleng, Gede Putra Aryana, Selasa (13/7) kemarin mengatakan, seluruh bantuan yang diberikan berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Pusat. Kelima Pokdakan tersebut diantaranya Pokdakan Ulik Mupu Sari Desa Gitgit, Pokdakan Beraban Sari Desa Pakisan, Pokdakan Ulam Sari Desa Pegayaman, Pokdakan Tirta Buana Desa Ambengan, dan Pokdakan Mina Pijinan Desa Kedis.

“Bantuan indukan ini diberikan pemerintah, karena melihat penghobi ikan koi pada masa pandemi mengalami peningkatan. Sehingga ada peluang baru yang digeluti masyarakat,” kata Putra Aryana. Mantan Camat Busungbiu ini juga mengatakan, masing-masing Pokdakan akan menerima bantuan 27 indukan. Bantuan indukan ini pun diatur dengan menggunakan strategi tertentu. Seekor indukan betina harus didampingi dua ekor pejantan. Bahkan harus didampingi tiga ekor pejantan. Jika jumlah pejantan kurang, dikhawatirkan proses pemijahan tidak optimal. Sehingga telur yang dihasilkan tak bisa dibuahi seluruhnya.

Dia pun mengatakan jika dapat dibudidayakan dengan maksimal, satu indukan dapat menghasilkan tiga ribu benih. Selanjutnya ribuan benih itu akan disortir. Hanya benih yang memiliki komposisi warna yang bagus, bentuk ideal dan tubuh besar yang disiapkan untuk kontes. Sisa hasil sortiran akan diarahkan untuk budi daya rumahan.

“Ikan kualitas kontes harganya bisa mulai dari lima juta sampai dua puluh juta. Bisa diatas itu juga kalau sudah pernah menang kontes bisa sampai ratusan juta,” imbuh pejabat asal Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini. Sedangkan untuk budidaya rumahan satu ekor koi bisa terjual dengan harga Rp 10.000 – Rp 15.000. Meskipun terpaut harga yang jauh, budidaya ikan koi ini tetap dinilai sangat menjanjikan. *k23