nusabali

3 Program Inovasi Pemkab Klungkung Lolos Top KIPP 2021

Kemarin Bupati Suwirta Pemaparan TOSS, Dorkesmas, Uyah Kusamba

  • www.nusabali.com-3-program-inovasi-pemkab-klungkung-lolos-top-kipp-2021

SEMARAPURA, NusaBali
Tiga program inovatif Pemkab Klungkung tembus nominasi Top Inovasi Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) di Lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD Tahun 2021.

Ketiga program inovatif tersebut, masing-masing Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Gema Santi, Datangi Obati dan Rawat Kesehatan Masyarakat (Dorkesmas), serta Uyah Kusamba. Ketiga program yang digagas Bupati I Nyoman Suwirta ini menjadikan Klungkung satu-satunya kabupaten di Indonesia yang lolos di semua kelompok Top Inovasi KIPPP 2021. Program inovasi TOSS Gema Santi bersaing dengan 102 program inovasi se-Indonesia. Saat ini, sudah berhasil tembus 15 besar Top Inovasi KIPP, untuk selanjutnya mencari 5 besar.

Sedangkan inovasi Dorkesmas bersaing dengan 49 inovasi se-Indonesia. Saat ini, Dorkesmas sudah masuk 15 besar Top Inovasi KIPP, untuk selanjutnya mengincar posisi 5 besar. Sebaliknya, untuk kelompok umum inovasi Uyah Kusamba, bersaing ketat dengan 1.458 inovasi se-Indonesia. Saat ini, inovasi Uyah Kusamba sudah masuk 90 besar Top Inovasi KIPP untuk selanjutnya mencari posisi 40 besar.

Sekda Kabupaten Klungkung, I Gede Putu Winastra, mengatakan kegiatan ini digelar oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB). Tiga program inovasi dari Pemkab Klungkung ini sudah diumumkan lolos nominasi TOP Inovasi KIPP Tahun 2021 pada 20 Mei lalu. “Kemudian, semua program ini kembali diuji. Kami bersyukur tiga program inovasi dari Klungkung lolos di semua kriteria," ujar Winastra di Semarapura, Senin (12/7).

Pemaparan dan wawancara KIPP Tahun 2021 untuk tiga program inovasi yang lolos nominasi ini telah disampaikan Bupati Nyoman Suwirta secara virtual dari Ruang Rapat Praja Mandala Kantor Bupati Klungkung di Semarapura, Senin pagi. Acara pemaparan program inovasi tersebut dihadiri pula Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung I Ketut Suadnyana, Kepala Dinas Kesehatan  Klungkung dr Ni Made Adi Swapatni, dan pimpinan OPD terkait lainnya.

Sebelum tiga program ini lolos nomonasi Top KIPP Tahun 2021, dua program inovatif Pemkab Klungkung lainnya sudah ditetapkan dalam Top Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2018, yakni Beli Mahal Jual Murah (Bima Juara) dan Tempat Olah Sampah Sementara (TOSS). Berkat dua program inovasi tersebut, Klungkung memperoleh Dana Insentif Daerah (DID), yang digunakan untuk penguatan dan pengembangan inovasi ini di tempat lain.

Bupati Suwirta mengatakan, untuk mempercepat pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, dibutuhkan program terobosan yang efisien. Program ini juga mampu memberi manfaat kepada masyarakat. Bupati Suwirta bersyukur karena Klungkung mampu menciptakan sejumlah program inovatis, yang mana 3 di antaranya diakui di tingkat nasional tahun 2021 ini.

"Tidaklah mudah menciptakan program terobosan yang efisien, outputnya jelas, dan bermanfaat bagi masyarakat," ujar Bupati Suwirta saat ditemui NusaBali seusai memaparkan dan wawancara KIPP Tahun 2021, Senin kemarin.

Menurut Bupati Suwirta, 3 program inovasi dari Klungkung berhasil lolos nominasi Top Inovasi KIPP Tahun 2021. Kompetisi ini diikuti oleh semua kabupaten/kota se-Indonesia. "Saya sangat bersyukur, karena saya melihat hanya Kabupaten Klungkung yang lolos ketiga-tiganya di Indonesia. Semoga apa yang kita lakukan ini nantinya membuahkan hasil maksimal," harap Bupati asal kawasan seberang Banjar Ceningan, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung ini.

Suwirta menyebutkan, inovasi ini tentunya suatu percepatan untuk menggali potensi dan menyelesaikan masslah. "Jadi, inovasi ini sebenernya merupakan program yang sudah ada, kemudian kita percepat dengan konsep inovasi/branding inovasi," katanya.

Program TOSS Gema Santi sendiri merupakan langkah pemerintah dalam memerangi sampah, dengan kerja sama antara Pemkab Klungkung dengan Sekolah Tinggi Teknik (STT) PLN Jakarta. Dalam program ini, sampah diolah menjadi energi (waste management & waste to energy) melalui proses peuyeumisasi, briketisasi/peletisasi, dan gasifikasi.

Program ini memiliki keunggulan, antara lain, tidak adanya proses pemilahan sampah. Sampah akan diolah secara langsung dengan menggunakan bio activator, di mana dalam waktu 3 hari bau hilang dan dalam waktu 10 hari volume sampah sudah berkurang. "Program ini menghasilkan briket dan pelet yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk proses memasak dan listrik. Yang terpenting, Klungkung bisa bersih dari sampah,” tandas Suwirta.

Untuk mendukung inovasi TOSS Cema Santi, Bupati bersama dinas terkait lingkup Pemkab Klungkung sudah rutin turun untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat, tentang bagaimana cara mengajarkan memilah sampah dari sumber atau telajakan rumah masing-masing.

Sementara, inovasi garam beryodium dengan label Uyah Kusamba Gema Santi, merupakan solusi bagaimana cara agar garam ini bisa menjadi mata pencaharian khusus bagi petani garam lokal. Di samping itu, harga garam bisa stabil. Uyah Kusamba ini sudah dijual di toko-toko swalayan yang ada di Kabupaten Klungkung, dengan harga pasaran Rp 5.000 per 250 gram atau Rp 20.000 per kilogram.

Untuk bahan baku garam, koperasi membeli per kilogram dari petani garam lokal dengan harga Rp 10.000. Untuk produksi garam beryodium, dalam sebulan dapat menghasilkan 1.200 bungkus. "Garam ini kini diolah dan dikemas secara modern, sehingga menghasilkan garam bercita rasa gurih yang bermanfaat bagi kesehatan dengan kandungan yodiumnya," kata Suwirta.

Pemkab Klungkung dalam merevitalisasi Uyah Kusamba melalui Pokja Garam, telah menghasilkan beberapa keunggulan, yakni Indikasi Geografis (IG) merupakan bentuk pengakuan terhadap asal Uyah Kusamba, sehingga garam ini memiliki identitas yang berdampak pada reputasi, kualitas, dan karateristik. Selain itu, Standar Nasional Indonesia (SNI) juga menyatakan Uyah Kusamba sudah memenuhi standar Indonesia. "Izin edar BPPOM yang menyatakan Uyah Kusamba sudah boleh beredar di pasar Indonesia," tegas kader PDIP ini.

Sebaliknya, dalam program inovasi Dorkesmas (Datangi Obati dan Rawat Kesehatan Masyarakat) milik Pemkab Klungkung, para petugas medis mendatangi/memberikan pelayanan bagi masyarakat Klungkung sampai ke daerah pelosok menggunakan sepeda motor, khususnya warga yang tidak bisa ke Puskesmas sesuai wilayah Puskesmas masing-masing. "Walaupun kecil gerakan kita, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting," tandas Suwirta. *wan

Komentar