nusabali

Konvergensi Media Pers Mahasiswa Akademika Unud Telusuri Bali Timur

-

  • www.nusabali.com-konvergensi-media-pers-mahasiswa-akademika-unud-telusuri-bali-timur

DENPASAR, NusaBali.com 

Tidak ingin berjalan sendiri-sendiri, seluruh civitas Pers Mahasiswa Akademika Unud yang terdiri dari berbagai divisi, berinisiatif untuk berkolaborasi membuat konvergensi media.

Program ini mencuat lantaran UKM Pers Akademika Unud memiliki beberapa divisi yang menghasilkan karya-karya jurnalistiknya masing-masing.

Konvergensi media tersebut sekaligus menjadi bagian dari kegiatan Jelajah Jurnalistik 2021 yang berlangsung 14 Juni 2021 hingga 4 Juli 2021. “Menghayati diri sebagai pers mahasiswa menjadi sebuah landasan terciptanya kegiatan Jelajah Jurnalistik. Dari sana terbesit ide untuk membuat konvergensi media,” ujar I Wayan Bagus Perana, Pimpinan Umum Pers Mahasiswa Akademika Universitas Udayana (Unud), dalam konferensi pers yang dilakukan secara daring, Minggu (11/7/2021). 

Bagus menjelaskan, konvergensi media ini diharapkan bisa menghimpun seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Pers Akademika dalam artian menghasilkan satu karya terpadu. 

UKM Pers Akademika Unud sendiri, ujar Bagus, terdiri dari beberapa divisi, yakni divisi redaksi yang memiliki luaran berupa tulisan harian website dan cetak dengan luaran mini newspaper dan majalah, divisi penelitian dan pengembangan (litbang) yang memiliki luaran karya riset dan kajian, dan divisi creativepreneurship dengan luaran advertorial.

Sementara itu Ketua Panitia Jelajah Jurnalistik 2021, Gede Iyan Merta Rustanaya, mengatakan kegiatan konvergensi media adalah upaya untuk mengintegrasikan media-media dalam Pers Akademika Unud guna mewujudkan arah tujuan pada topik tertentu. 

Iyan menjelaskan, sebagai bagian dari Jelajah Jurnalistik 2021, konvergensi media ini berupa perjalanan ke suatu wilayah untuk menggali potensi hingga problematika yang kemudian dapat diolah menjadi berbagai karya-karya jurnalistik. Di akhir, terang Iyan, konvergensi media Jelajah Jurnalistik 2021, memiliki luaran berupa 18 berita, 2 video, 4 infografis, 3 edisi mininewspaper, dan 1 buku.

“Kami mulai dari sekitar awal Maret sampai awal April 2021, prosesnya dari menentukan inti kegiatan seperti apa. Karena ini kan program baru yang dilakukan Pers Akademika. Setelah rembuk, menghasilkan tiga fokus kegiatan, yaitu konvergensi media, pengabdian masyarakat, dan penguatan internal,” terang Iyan. 

Isu besar yang menjadi nadi dari Jelajah Jurnalistik ialah kebencanaan. Isu kebencanaan dinilai paling relevan, lantaran belakangan ini Indonesia, khususnya Bali, hidup bertaut dengan daerah rawan bencana. Alhasil Kabupaten Karangasem akhirnya dipilih menjadi daerah yang disepakati untuk dijelajahi. Pasalnya, Karangasem dilihat sebagai salah satu wilayah yang memiliki risiko kebencanaan yang tinggi di Bali.

“Isu kebencanaan paling relevan jika kita tarik benang merahnya ke belakang, seperti adanya pandemi hingga erupsi gunung berapi. Bali lekat dengan hal tersebut, terutama Bali bagian timur,” papar Iyan. 

Adapun rangkaian Jelajah Jurnalistik dimulai dengan melakukan jelajah 10 desa yang ada di Kabupaten Karangasem. Kesepuluh desa tersebut adalah Desa Rendang, Desa Sebudi, Desa Tri Eka Buana, Desa Sibetan, Desa Bhuana Giri, Desa Amertha Bhuana, Desa Besakih, Desa Tulamben, Desa Ban, dan Desa Dukuh. Peliputan pun dimulai sejak tanggal 14 Juni 2021 hingga 29 Juni 2021 dengan jumlah peliputan sebanyak enam kali. 

Kegiatan kemudian berlanjut dengan puncak acara Jelajah Jurnalistik berupa penguatan internal dan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan pada tanggal 2-4 Juli 2021 di Bali Kuno Camp, Desa Tangkup, Kecamatan Sidemen, Karangasem.

Salah satu tim konvergensi media, Ni Komang Yuko Utami, membagikan ceritanya kala turut menjelajahi Desa Sebudi, Karangasem. Baginya, Desa Sebudi adalah desa terjauh yang dicapainya selama di Karangasem. Lebih-lebih, ada papan informasi ‘Anda Memasuki Kawasan Rawan Bencana Gunung Agung’ sangat melekat dalam ingatan gadis yang akrab disapa Yuko tersebut.

“Karena aku tidak pernah mendaki, sebab dulu punya riwayat vertigo, jadi tidak nyangka lagi sedikit sudah bisa masuk jalur pendakian,” ujarnya.

Pada akhirnya banyak hal yang dipetik Yuko selama Jelajah Jurnalistik, seperti mengobati kerinduan akan suasana desa misalnya. “Karena sudah banyak sekali desa yang bergeser menuju pola kota-sentris. Jadi lebih bersyukur juga karena warga di sana masih bertahan dengan keaslian mereka. Pokoknya salut buat seluruh masyarakat desa di sana,” ungkap Yuko. *adi

Komentar