nusabali

Doa dan Disiplin Menafikan Petaka

  • www.nusabali.com-doa-dan-disiplin-menafikan-petaka

Mircea Eliade, sejarawan, filsuf, penulis fiksi Rumania dan profesor di Universitas Chicago, menjelaskan bahwa  homo religious adalah tipe manusia yang hidup dalam suatu alam sakral, penuh dengan nilai-nilai keagamaan.

Penghayatan terhadap Kemahakuasaan Pencipta ikut menentukan cara hidup. Setiap orang pasti menginginkan hidup yang damai. Sambil belajar memahami dan bersahabat dengan diri sendiri, yang harus dilakukan agar bisa menjalani hidup damai, yaitu berdoa.

Doa menjadi kekuatan positif bagi seseorang untuk bisa terhindar dari petaka. Doa bukan saja kekuatan, tetapi juga permohonan agar Tuhan selalu memberkati dan melindungi. Sebagai ciptaan-Nya, tidak ada tempat lain untuk memohon perlindungan kecuali kepada-Nya! Saat ini,  krama Bali tengah menghadapi ancaman serius virus Covid-19 dengan segala bentuk mutasinya. Krama Bali telah memohon agar cobaan yang dihadapi segera menjauh. Semoga Tuhan memurnikan energi alam ini, sehingga krama Bali dapat membangun kehidupan sejahtera, sentosa penuh kedamaian!

Namun doa itu masih belum terkabul sepenuhnya dalam waktu singkat! Dari kenyataan tersebut, ada pembelajaran lain yang mesti diperhatikan , yaitu: ketidak-displinan. Menurut Sigmund Freud, seorang Austria keturunan Yahudi dan pendiri aliran psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi, ketidak-displinan merupakan nafsu yang memuat dorongan untuk melakukan sesuatu. Ketidak-disiplinan akan mendorong seseorang keluar rumah, berkerumun atau beraktivitas. Dalam pandangan psikoanalisis manusia adalah homo volens—manusia yang berkeinginan! Mungkin, kedisiplinan akan dapat mengefektifkan doa yang baik. Berperilaku disiplin adalah pembelajaran. Belajar menurut psikoanalisis adalah  mengubah  perilaku untuk menaati prokes.

Kedisiplinan tidak pernah menyoal, apakah manusia baik atau jelek, miskin atau kaya, berpendidikan atau tidak, rasional atau emosional. Kedisiplinan hanya menyoal bagaimana perilakunya dikendalikan oleh kesadaran akan bahaya virus corona bagi diri dan orang lain! Sigmund Freud mengenalkan ego, superego dan id dalam diri manusia. Sekalipun banyak kontroversi atas teori ini, tetapi kenyataannya masih banyak digunakan. Superego dan id digambarkan sebagai alam bawah sadar, keduanya lebih besar dari ego.  Masalahnya, apabila id sama dengan ego, maka superego sama dengan nol, sehingga superego tidak berfungsi! Sejalan dengan teori psikoanalisis, apabila ego untuk berkerumun, tidak menjaga jarak, dan/atau tidak mencuci tangan, maka imunitas diri sama dengan nol! Ketika imunitas nol, maka virus corona akan merebak dan membinasakan!

Kebijakan pemerintah tentang PSBB dan PPKM merupakan strategi untuk mengendalikan Covid-19. Menurut teori Sigmund Freud kebijakan ini merupakan optimalisasi superego, sehingga  dapat meminimalkan penularan dan dampak negatif  Covid-19. Superego merupakan penguatan kedisiplinan terhadap prokes. Optimalisasi superego ini dapat diterapkan oleh siapa saja dan di mana saja tanpa suatu perlawanan!

Sekalipun terdapat kontroversi antara homo religious dan homo valens, tetapi dalam melawan Covid-19 keduanya saling melengkapi, membutuhkan, dan berinteraksi positif.  Dengan doa dan disiplin, semua segmen masyarakat disiplin pada protokol kesehatan, menggunakan masker yang baik dan benar, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan yang berpotensi menimbulkan penularan! Setiap orang diminta untuk menguatkan  kemampuan menelusuri dengan manajemen yang efektif. Selain itu, pemerintah juga melakukan vaksinasi, perbaikan tindakan, termasuk meningkatkan fasilitas kesehatan, seperti tempat tidur, ruang Intensive Care Unit (ICU), maupun tempat isolasi/karantina.

Secara umum, kedisiplinan akan meningkatkan semua aspek kehidupan. Disiplin untuk mematuhi prokes, maka akan terbentuk kebiasaan baik. Kebiasaan adalah perilaku berulang yang menumbuh-kembangkan kesadaran untuk membangun dan menjaga imunitas diri. Berdoa kepada-Nya adalah perbuatan mulia agar harapan untuk terhindar dari Covid-19 dikabulkan-Nya. Semoga! *

Prof.Dewa Komang Tantra,MSc.,Ph.D.

Komentar