nusabali

Penyebar Hoax Setara dengan Teroris

  • www.nusabali.com-penyebar-hoax-setara-dengan-teroris

JAKARTA, NusaBali
Di era keterbukaan, beragam informasi mencuat ke permukaan. Namun tidak seluruhnya positif, lantaran terdapat informasi hoax yang beredar sehingga dapat memicu tindakan radikalisme.

Ketua Komisi Informasi (KI) Pusat I Gede Narayana, mengatakan penyebar hoax bisa disetarakan dengan teroris. “Pelaku terorisme dengan pembuat atau penyebar hoax dapat disetarakan, karena membahayakan dan merugikan negara. Mereka juga membuat gaduh,” ucap Gede Narayana, dalam Dialog Kebangsaan Prajaniti Hindu Indonesia yang digelar secara virtual, Sabtu (10/7).

Selain itu, hoax juga dapat membunuh karakter seseorang. Oleh karena itu, Gede Narayana mengajak semua pihak untuk menangkal radikalisme dan hoax di era keterbukaan informasi. Dia mengimbau kepada semua anak bangsa untuk mengisi media sosial dengan informasi menyejukkan.

Memberikan edukasi dan hiburan yang baik dan positif. Tidak membuat keributan yang destruktif serta kegaduhan di media sosial.

“Memberikan kritik boleh saja, tetapi dengan bijak dan santun agar dapat diterima dengan baik,” ucap pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Prajiniti Hindu Indonesia DKI Jakarta periode 2014–2019 ini.

Bila kritik tidak disampaikan dengan bijak dan santun, kata Gede Narayana, bakal menyebabkan perlawanan. Hal tersebut harus dihindari. Cara lain menangkal radikalisme dan hoax, dengan menjadikan empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Kebhinnekaan sebagai rujukan dalam memandang bangsa Indonesia.

Tak ketinggalan menyaring sebuah informasi yang masuk. Jangan langsung meneruskan ke pihak lain. Terlebih informasi yang diperoleh dari group-group WA tidak jelas siapa narasumbernya. Padahal kunci utama dalam informasi publik adalah akurat dan tidak simpang siur.

“Jika informasinya menyesatkan, untuk apa kita berpartisipasi membagikannya (sharing),” kata mantan Komisioner KPU Jakarta Pusat masa bakti 2008–2013 ini.

Sementara Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo, mengatakan penghancuran bangsa saat ini tidak hanya lewat militer. Melainkan dapat pula melalui hoax. Untuk itu, di era digital ini perlu kecerdasan dalam memilih sebuah konten. “Jangan ditelan mentah-mentah,” tegas Romo Benny.

Guna menyelamatkan ruang publik dari hoax, Romo Benny menyarankan agar setiap kalangan membuat konten positif dan semangat membangun.

“Hindari konten-konten pesimistis, negatif, SARA, dan nyinyir yang bisa membuat kita hilang harapan. Mari buat konten positif, informatif, edukatif, menghibur, dan inspiratif,” ujar Romo Benny. *k22

Komentar