nusabali

Bocah Kadek Ayu Krisna Dewi Kerap Main Sendirian hingga ke Setra

  • www.nusabali.com-bocah-kadek-ayu-krisna-dewi-kerap-main-sendirian-hingga-ke-setra

Sekitar 6 jam sebelum ditemukan tewas mengambang dalam cubang, bocah Kadek Ayu Krisna Dewi sempat bercengkrama dengan kedua orangtua dan kakaknya, lalu pergi diam-diam ke lokasi TKP

Cubang air di halaman rumah keluarga Made Toya ini berukuran 3 meter x 2 meter, dengan kedalaman air 1,5 meter dan tinggi dinding sekitar 0,5 meter. Kesehariannya, rumah di mana cubang ini berada tidak ditempati, karena keluarga Made Toya tinggal di Denpasar. Jadi, tidak ada yang tahu kalau bocah Krisna Dewi nyemplung di dalam cubang tersebut.

Sampai akhirnya kematian tragis bocah Krisna Dewi diketahui oleh ibunya, Ketut Sukarti, Kamis sore pukul 17.00 Wita atau sekitar 6 jam setelah bercengkrama. Ketut Sukarti sendiri tergerak mencari bocah Krisna Dewi, setelah sadar anak bungsunya yang menderita keterbelakangan mental ini lama tidak kelihatan di rumah.

Awalnya, Ketut Sukarti mencari anaknya di sekitar rumah. Saat pencarian terakhir di halaman rumah keluarga Made Toya yang berjarak 200 meter dari rumahnya, Sukarti terkejut menemukan putri ciliknya telah tewas mengambang.

Sukarti pun langsung menjerit minta tolong. Selanjutnya, datang ayah korban, Nengah Cenik, serta kakek dan neneknya, I Nyoman Widiana, 81, dan Ni Nyoman Widiani, 78 ke lokasi. Sang kakek, Nyoman Widiana, pun langsung masuk ke dalam cubang untuk mengevakuasi cucunya, Krisna Dewi. Kemudian, bocah malang ini dibawa ke Puskesmas Selat. Namun, hal itu sia-sia, karena anak tersebut sejatinya sudah tak bernyawa saat ditemukan.

Jasad korban kemudian dibawa kembali ke rumah duka di Banjar Lusuh Kauh, Desa Peringsari, Kecamatan Selat. Rencananya, jenazah bocah korban nyemplung ke cubang ini akan dikuburkan keluarganya di Setra Desa Pakraman Selat pada Sukra Wage Wayang, Jumat (30/12).

Bocah Ayu Krisna Dewi sendiri diduga nyemplung ke dalam cubang, karena terpeleset. Pasalnya, daat dilakukan pemeriksaan, dinding cubang yang tingginya hanya 50 cm tersebut licin karena berlumut. Sedangkan penutup cubang yang terbuat dari kayu, telah keropos.

Petugas kepolisian yang dipimpin langsung Kapolsek Selat, AKP I Made Sudartawan, kemarin sore sempat tyerjun ke lokasi TKP di sumur maut terebut. Demikian pula Kelian Banjar Lusuh Kauh, I Nyoman Lusur, yang terjun bersama Kepala Desa (Perbekel) Peringsari I Wayan Bawa. Polisi menyimpulkan musibah maut ini murni karena kelalaian orangtua dalam menjaga anaknya yang menderita keterbelakangan mental.

Sementara itu, ayah korban, Nengah Cenik, menceritakan bahwa anak bungsunya yang tewas di sumur tersebut selama ini tidak bisa bergaul, karena bicaranya tidak jelas. Maklum, bocah perempuan berusia 7 tahun ini mengalami keterbelakangan mental sejak lahir. Meski demikian, anak ini suka bermain sendirian ke areal yang jauh dari rumahnya, bahkan sampai di setra (kuburan).

“Anak saya ini sering hilang, bermain hingga ke Setra Desa Pakraman Selat yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumah,” cerita Nengah Cenik, yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang batu. * k16

Komentar