nusabali

Prof Antara Akademisi Fakultas Teknik Pertama yang Jadi Rektor Unud

  • www.nusabali.com-prof-antara-akademisi-fakultas-teknik-pertama-yang-jadi-rektor-unud

DENPASAR, NusaBali
Universitas Udayana (Unud) mengukir sejarah untuk kali pertama dipimpin Rektor dari Fakultas Teknik. Dia adalah Prof Dr Ir I Nyoman Gde Antara M Eng, 57, yang terpilih sebagai Rektor Unud 2021-2025, Selasa (6/7).

Dalam pemilihan Rektor Unud yang digelar secara daring, Selasa kemarin, Prof Dr Ir I Nyoman Gde Antara M Eng mengungguli dua rivalnya: Prof Dr dr I Ketut Suyasa SpB SpOT (K), 54 (akademisi dari Fakultas Kedokteran) dan Dr I Wayan Budiasa SP MP, 50 (akademisi dari Fakultas Pertanian). Prof Antara yang kini masih menjabat Wakil Rektor Bidang Akademik Unud, terpilih sebagai Rektor Unud 2021-2025 dengan mendominasi 81 suara. Sedangkan Prof Suyasa yang kini menjabat Dekan Fakultas Kedokteran, meraih 31 suara. Sebaliknya, Dr Budiasa yang kini dosen Fakultas Pertanian hanya kebagian 10 suara.

Ada 122 suara yang diperebutkan dalam pemilihan Rektor Unud ini. Rinciannya, 79 suara (65 persen) milik Senat Unud dan 43 suara (35 persen) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

“Semua anggota Senat Unud pemilik hak suara hadir untuk memberikan suaranya. Begitu meng-klik dari rumah masing-masing, suara langsung masuk dan ditampilkan di layar monitor panitia. Hasil akhirnya, Prof Antara mendapatkan suara tertinggi,” ujar Ketua Panitia Pemilihan Rektor Unud, Prof I Gede Mahardika, saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa kemarin.

Prof Mahardika menyebutkan, meski digelar secara online di tengah situasi Covid-19, namun pelaksanaan pemilihan Rektor Unud 2021-2025 berjalan lancar. “Astungkara, tidak ada gangguan internet saat pemilihan Rektor Unud tadi. Sebelumnya, kami sempat perkirakan pemilihan berlangsung selama 3 jam, karena pertama kali kami dilakukan secara online. Ternyata, tidak sampai 2 jam sudah selesai,” terang Guru Besar Fakultas Peternakan Unud ini.

Prof Dr Ir I Nyoman Gde Antara M Eng sendiri terpilih jadi Rektor Unud 2021-2025 untuk menggantikan Prof Dr dr AA Raka Sudewi SpS (K), akademisi dari Fakultas Ke-dokteran Unud yang sebelumnya menjabat Rektor Unud 2017-2021. Prof Raka Sedewi sendiri sebelumnya terpilih menjadi Rektor Unud, 20 Juni 2017 silam.

Kala itu, Prof Raka Sudewi mengungguli dua calon lainnya: Prof Dr Drh I Made Damriyasa MS (guru besar dari Fakultas Kedokteran Hewan Unud yang kini jadi Rektor Unhi Denpasar) dan Dr Drs AA Ngurah Gunawan MT (akademisi dari Fakultas MIPA Unud). Yang heboh, Prof Raka Sudewi terpilih setelah hanya unggul 1 suara atas Prof Damriyasa---yang kini menjadi Rektor Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar.

Prof Raka Sudewi pun mengukir sejarah sebagai perempuan pertama terpilih jadi Rektor Unud. Selain itu, Prof Raka Sudewi juga melanjutkan dominasi akademisi Unud yang nyaris selalu memenangkan pemilihan Rektor Unud. Dari 11 figur Rektor Unud sejak awal berdirinya, tercatat baru 2 orang dari luar Fakultas Kedokteran. Mereka masing-masing Prof Dr Ida Bagus Mantra (Fakultas Sastra Unud) dan Prof Dr Ir Wayan Sutawan (dari Fakultas Pertanian Unud).

Kini, Prof Antara menjadi akademisi ketiga dari luar Fakultas Kedokteran yang terpilih jadi Rektor Unud, setelah Prof Ida Bagus Mantra dan Prof Sutawan. Prof Antara pun mengukir sejarah sebagai akademisi Fakultas Teknik pertama yang menjadi Rektor Unud.

Dalam kepemimpinannya sebagai Rektor Unud 2021-2025 nanti, Prof Antara akan dida-mpingi Dr Ir I Made Rai Maya Tenaja MP sebagai Calon Wakil Rektor I, Prof Dr Drs I Gusti Bagus Wiksuana (sebagai Calon Wakil Rektor II), Prof Dr Ir Ngakan Putu Gede Suardana (sebagai Calon Wakil Rektor III), dan Prof Dr dr I Putu Gede Adiatmika MKes (sebagai Calon Wakil Rektor IV).

Saat dihubungi NusaBali, Selasa kemarin, Prof Antara mengaku bersyukur terpilih jadi Rektor Unud, terlebih karena pemilihan berlangsung lancar tanpa hambatan. Prof Antara mengaku sejujurnya sedikit deg-degan dalam pemilihan ini. Sebab, ini merupakan perhelatan level tinggi yang akan membawa arah Unud ke depan. “Sebenarnya, deg-degannya bukan hanya tadi saja. Karena ini lembaga yang besar sekali, dengan puluhan ribu mahasiswa, ribuan dosen dan pegawai, serta mengelola ratusan hektare lahan. Sehingga ini tidak boleh main-main,” jelas Prof Antara.

Disinggung soal keberhasilannya terpilih menjadi Rektor Unud yang bukan dari Fakultas Kedokteran, menurut Prof Antara, tidak ada masalah dengan almamater asal. Jangan sampai ada dikotomi rektor dari Fakultas Kedokteran dan Non Fakultas Kedokteran. Setiap akademisi yang memenuhi syarat berhak mendaftarkan diri menjadi rektor.

“Kita tidak memandang latar belakang dari fakultas mana. Semua punya hak. Putra-putri terbaik Udayana yang mampu menjaga kredibilitas serta meningkatkan integritas institusi, pasti didukung oleh teman-teman senat dan civitas akademika. Rata-rata kan akademik orangnya, pasti tidak main-main dalam memberikan dukungan terhadap calon,” papar akademisi kelahiran 7 Augustus 1964 ini.

Prof Antara mengungkapkan, keinginannya maju sebagai Rektor Unud selanjutnya adalah termotivasi untuk memajukan Unud sebagaimana universitas-universitas lainnya, baik yang ada di Bali, Indonesia, maupun luar negeri. “Saya lama belajar di Jepang dan mengenyam pendidikan serta pengalaman di universitas di Korea dan Amerika Serikat. Saya lihat Unud sulit sekali berkembang. Saya berkeyakinan Unud pasti bisa maju, yang penting ada kemauan bersama,” katanya.

Hal yang paling pertama dilihat dari Unud adalah tidak adanya ekosistem pendidikan tinggi yang berkualitas dan terintegrasi menyangkut pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi, keberadaan infrastruktur, dan situasi akademik sehari-hari. Tantangan Unud saat ini adalah bagaimana meracik suatu perguruan tinggi yang diminati.

“Jadi, adanya konektivitas antara unit satu dengan unit yang lain sebagai unit-unit pendukung bagaimana universitas itu akan dijalankan,” jelas akademisi dari Banjar Tengah Kaler, Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi, Badung yang menempuh pendidikan S1 di ITS Surabaya (1990), S2 Nagaoka University of Technology, Nagaoka City, Jepang (2001), dan S3 Nagaoka University of Technology, Nagaoka City, Jepang (2004) ini.

“Contoh kecilnya begini. Mahasiswa Fakultas Pertanian kenal dengan mahasiswa Fakultas Kedokteran, kenalnya cuma saat pengenalan mahasiswa baru. Setelah 4 tahun waktunya wisuda, mereka baru ketemu lagi. Jadi, menurut saya, situasi ini tidak akademik banget. Karena itu, saya rasa perlu integrasi antara fakultas satu dengan fakultas lain, sehingga fanatisme terhadap almamaternya tumbuh. Bukan lagi memandang prodinya lagi, tapi melihat Udayana-nya.”

Prof Antara sendiri telah mengawali kariernya dari bawah di Unud. Dia pernah menjabat Ketua Laboratorium Metaturgi Prodi Teknik Mesin Unud (2004-2006), lalu Sekretaris Lembaga Penelitian Unud (2010-2012), Ketua Bidang Penelitian LPPL Unud (2012-2014), Ketua LPPM Unud (2014-2017), hingga Wakil Rektor Bidang Akademik Unud (2017-2021). *ind

Komentar