nusabali

Giliran Pura Dalem dan Prajapati Desa Adat Tajen Dibobol Bromocorah

Pasca Kasus Pencurian Pratima di Pura Bale Agung Umakaang Desa Geluntung, Kecamatan Marga

  • www.nusabali.com-giliran-pura-dalem-dan-prajapati-desa-adat-tajen-dibobol-bromocorah

Kapolsek Penebel, AKP I Nyoman Artadana, mengatakan dalam rapat koordinasi pasca kasus pencurian pratima di Pura Bale Agung Umkakaang, desa adat se-Kecamatan Penebel telah didorong untuk lakukan pakemitan di pura-pura

TABANAN, NusaBali

Belum terungkap kasus pencurian pratima (benda sakral) di Pura Bale Agung Umakaang di Desa Geluntung, Kecamatan Marga, Tabanan, kini kasus serupa menimpa Pura Dalem dan Prajapati Desa Adat Tajen, Kecamatan Penebel, Tabanan. Sejumlah pratima di Pura Dalem dan Prajapati Desa Adat Tajen diketahui sudah hilang digondol bromocorah (penjahat), Senin (28/6) siang.

Kasus pencurian pratima di Pura dalem dan Prajapati Desa Adat Tajen ini baru ditehui Senin siang sekitar pukul 12.00 Wita, ketika pamangku Pura Dalem Jro Mangku I Wayan Raden dan Pamangku Pura Prajapati, Jro Mangku Ida Bagus Putu Wisnem, melakukan persembahyangan. Hadir pula dalam persembahyangan siang itu adalah pamangku Palinggih Ratu Nyoman, Jro Mangku I Gede Made Sumantra.

Jro Mangku Gede Made Sumantra menyebutkan, awalnya mereka tidak ngeh terjadinya pencurian pratima tersebut. Seperti biasa, Senin siang itu para pamangku tangkil ke Pura Dalem dan Prajapati Desa Adat Tajen ntuk bersih-bersih dan sekaligus melaksanakan persembahyangan. Nah, setelah sembahyang di Pura Prajapati, baru diketahui terjadi pencurian pratima.

"Yang pertama kali mengetahui kasus pencurian ini adalah Jro Mangku Prajapati, di mana sejumlah sangku telah hilang. Selain itu, 15 keping pis bolong (uang kepeng) asli yang disimpan di tempat penyimpanan peralatan upakara Pura Prajapati juga hilang," ungkap Jro Mangku Sumantra di lokasi TKP, Selasa (29/6).

Begitu mengetahui sejumlah sangku dan pis bolong hilang, Jro Mangku Sumantra langsung melakukan pemeriksaan di tempat peralatan upakara di Palinggih Ratu Nyoman, yang berada di Nista Mandala Pura Dalem. Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan di Utama Mandala Pura Dalem.

Setelah diperiksa, kata Jro Mangku Sumantra, tempat penyimpanan peralatan upakara di Utama Mandala Pura Dalem juga sudah berantakan. Berdasarkan pemeriksaan, sejumlah sangku juga sudah hilang. Total ada 13 sangku yang hilang, masing-masing 8 sangku di Pura Dalem dan 5 sangku di Palinggih Ratu Nyoman. "Waktu kami periksa, awalnya pintu dalam keadaan tertutup. Namun, begitu dibuka, sudah dalam keadaan tak terkunci," beber Jro Mangku Sumantra.

Menyusul bobolmnya pratima di Pura Dalem dan Pura Prajapati, Jro Mangku Sumantra langsung menemui Bendesa Adat Tajen, I Gusti Nyoman Ardika, untuk melaporkan peristiwa ini. Kemudian, Bendesa I Gusti Nyoman Ardika melaporkan kejadian ini ke Bhabinkamtibmas Desa Tajen, yang siang itu sedang mengawasi vaksinasi massal di Kantor Perbekel Tajen.

Menurut Jro Mangku Sumantra, ini buat kedua kalinya terjadi peristiwa pencurian pratima di Pura Dalem dan Pura Prajapati. Kejadian pertama sebelumnya terjadi sekitar 15 tahun silam. Untungnya, kata Jro Mangku Sumantra, dalam kasus pencurian kedua kalinya ini, tiga tapakan Rangda masih aman, karena ruang penyimpanannya digembok dan dipasangi terali.

Jro Mangku Sumantra menyebutkan, sebelum pratima diketahui hilang, dia bersama pamangku lainnya terakhir kali melaksanakan persembahyangan di Pura Dalem dan Pura Prajapati, Jumat (25/6) malam pukul 20.00 Wita. Saat itu, semua dalam keadaan aman, termasuk tempat penyimpanan peralatan upacara.

Sementara itu, Bendesa Adat Tajen, I Gusti Nyoman Ardika, menyatakan pasca kasus pencurian pratima di Pura Dalem dan Pura Prajapati, pihaknya akan menggelar upacara pecaruan bersarana siap brumbun tepat Tumpek Kandang pada Saniscara Kliwon Uye, Sabtu (3/7) nanti. Tujuannya, untuk pembersihan secara niskala dan sekaligus ngaturang guru piduka di Pura Dalem.

Selain itu, kata Ardika, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan krama untuk membahas rencana digelarnya pekemitan (jaga malam di pura, Red). "Untuk pekemitan, segera akan kami bahas. Kami takut kejadian serupa terulang, apalagi krama kami juga banyak menaruh sepeda motor di pinggir jalan," terang Ardika.

Ardika menambahkan, selain pencurian di Pura Dalem dan Pura Prajapati, sebuah gudang benih ikan milik warga yang berjarak sekitar 50 meter dari Pura Dalem juga dibobol maling. Barang yang hilang di gudang benih ikan ini berupa satu tabung gas, satu kompor, dan satu lampu. Kejadian ini terungkap 25 Juni 2021 pagi, ketika karyawan pembenihan ikan hendak mengirim benih ke Kintamani, Bangli. "Kemu-ngkinan pencurian ini terjadi berbarengan," papar Ardika.

Sementara itu, Kapolsek Penebel AKP I Nyoman Artadana menjelaskan, pelaku pencurian pratima di Pura Dalem dan Pura Prajapati Desa Adat Tajen masih dalam penyelidikan. Sejumlah saksi juga telah diperiksa. "Dari hasil pemeruksaan, jumlah sangku yang hilang mencapai 20 unit. Sangku ini terbuat dari bahan perak dan kuningan," papar AKP Artadana saat dikonfirmasi terpisah, Selasa kemarin.

Menurut AKP Artadana, sebelum peristiwa pencurian pratima ini merebak, pihaknya sudah sempat rapat koordinasi bersama dengan Bendesa Alitan Majelis Dresa Adat (MDA) Kecamatan Penebel dan para Bendesa Adat se-Kecamatan Penebel untuk membahas keamaman di pura. Atensi ini dilakukan setelah terjadi kasus pencurian pratima di Pura Bale Agung Umakaan Desa Adat Geluntug, Kecamatan Marga, Rabu (23/6) pagi.

AKP Artadana menyebutkan, saat rapat koordinasi itu, para bendesa adat diimbau agar menyediakan tempat aman untuk penyimpanan pratima. Salah satunya, di rumah pamangku. Jika tidak memungkinkan, krama diminta untuk melaksanakan pakemitan di pura. "Kita sudah lakukan patroli rutin, namun sekarang kembali diketatkan," katanya. *des

Komentar