nusabali

Sambut Musim Layang-Layang di Bali, Seragam Rare Angon Dilombakan

  • www.nusabali.com-sambut-musim-layang-layang-di-bali-seragam-rare-angon-dilombakan

DENPASAR, NusaBali.com – Musim layang-layang sudah dekat. Tapi bukan hanya kreasi layang-layang saja yang disiapkan oleh rare angon, busana atau kostum para pemain layang-layang juga sudah menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir.

Seragam tim rare angon (sebutan untuk pemain layang-layang) ini tak mau kalah dengan seragam yang biasa dikenakan saat pengarakan ogoh-ogoh  di malam pangerupukan menyambut Hari Suci Nyepi. Sama-sama melibatkan dukungan sejumlah orang, penggunaan seragam juga menambah keren penampilan tim malayangan.

Menyikapi musim layangan pada Juli-Agustus mendatang,  Bkraf Denpasar pun menggelar Lomba Desain Baju Melayangan sebagai wadah penyaluran kreativitas masyarakat Bali.

“Kegiatan lomba dalam rangka menyambut musim layangan tahun ini dan sebagai media promosi budaya malayangan di Bali,” kata I Wayan Hendaryana, Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Selasa (29/6/2021).

Musim layang-layang ini juga bisa menambah khazanah pariwisata di Bali yang bukan melulu pariwisata akomodasi, travel, hotel, vila atau restoran. “Budaya malayangan ini juga dapat menjadi daya tarik tersendiri dan dapat menjadi wisata khusus yang hanya ada di bulan-bulan tertentu, seperti ogoh-ogoh yang terlaksana di bulan Maret dan ogoh-ogoh sudah diminati oleh wisatawan. Harapan ke depannya, budaya malayangan di Bali akan menuju seperti itu,” ujar Wayan Hendaryana.

Keberadaan layang-layang di Bali sejauh ini  memiliki peminat dan komunitas yang lumayan besar, sehingga dari tahun ke tahun budaya malayangan di Bali terus mengalami perkembangan. “Seperti yang telah dikenal, contohnya di Sanur, banyak undagi (arsitek) layangan yang berpengalaman, dan tokoh seperti Dek Soto, banyak memiliki penggemar dan peminat dari seluruh kabupaten di Bali,” ujar Hendaryana.

Kegiatan malayangan pun tidak hanya diadakan di daerah pesisir saja, namun hingga daerah pegunungan juga bisa dimainkan. “Sejatinya jika melihat minat masyarakat Bali terhadap layangan tersebut, maka sesungguhnya layangan dapat diolah menjadi hal yang bernilai ekonomis, terbukti dengan maraknya penjual layangan pada musimnya,” tambah Wayan Hendaryana.

Sementara itu Lomba Desain Baju Melayangan  ini merupakan kegiatan lomba desain yang pertama kali diadakan. Lomba yang dapat diikuti oleh seluruh masyarakat yang berdomisili di Bali ini memiliki beberapa syarat perlombaan seperti kategori yang dapat dipilih yaitu janggan, pecuk dan bebean.

Karya yang dikumpulkan berupa sketsa digital berformat JPEG atau PDF, karya yang dikumpulkan terdiri dari desain kategori yang dipilih serta desain yang sudah teraplikasikan ke dalam mockup baju. “Peserta  dapat mengikuti semua kategori dengan maksimal satu karya di setiap kategorinya,” kata Wayan Hedaryana.

Karya dikirimkan melalui email ke [email protected] disertakan dengan formulir pendaftaran yang dapat discan melalui QR di pamflet kegiatan. Pendaftarannya gratis, durasi pengiriman karya dari tanggal 14 Juni – 9 Juli 2021. Sedangkan pengumuman pemenang tanggal 10-12 Juli 2021 dan pameran akan diselenggarakan pada 26-31 Juli 2021. “Saya yakin antusias masyarakat akan tinggi, karena berkaca dengan lomba sketsa ogoh-ogoh yang telah diadakan sebelumnya dapat menarik perhatian masyarakat Bali,” ujar Wayan Hendaryana.

Hendaryana pun mengungkapkan bahwa nantinya karya yang terpilih akan dipamerkan dan diharapkan dapat menjadi referensi untuk desain baju komunitas layangan yang ada di Bali.

“Selama ini banyak komunitas layangan di Bali yang aktif mengikuti lomba-lomba layangan, di lomba desain baju malayangan kali ini mencoba untuk menampilkan sejumlah referensi menarik untuk desain baju komunitas layangan di Bali, selain itu rencana ke depannya adalah menjadikan baju malayangan ini sebagai salah satu souvenir yang tersedia di pasar-pasar seni untuk mengenalkan identitas Bali,” tutupnya. *rma

Komentar