nusabali

Denpasar Fashion Festival 2021 Usung Tema Jana Wastra Nusantara

  • www.nusabali.com-denpasar-fashion-festival-2021-usung-tema-jana-wastra-nusantara

DENPASAR, NusaBali.com - Para desainer Bali diuji kreasi terbaiknya untuk menampilkan desain ready to wear (siap pakai) dan daily use (penggunaan harian) dengan menggunakan wastra (kain) tradisional Bali di ajang Denpasar Fashion Festival 2021.

Festival yang sudah berlangsung sejak lima tahun lalu ini diharapkan bisa semakin mengangkat kain tradisional Bali. “Para desainer diminta mengaplikasikan wastra tradisional Bali, salah satunya  kain endek,” ujar I Wayan Hendaryana, Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Selasa (29/6/2021).

Dalam rancangan yang dibikin, peserta lomba harus memadupadankan kain tradisional,  dengan syarat komposisi kain tradisional Bali paling tidak 30 persen dari total kain yang digunakan. “Ini sesuai tema

Jana Wastra Nusantara di mana para desainer wajib mengaplikasikan kain tradisional Bali dalam pakaian sehari-hari,” tambah Wayan Hendaryana.

Adapun peserta Denpasar Fashion Festival tidak hanya untuk para desainer yang ada di Kota Denpasar saja, melainkan peserta dari kabupaten lain dipersilakan mendaftar dan mengikuti kontes ini asalkan berdomisili di Bali.

Festival tahunan ini menggandeng sejumlah lembaga seperti ISI (Institut Seni Indonesia) Denpasar, IDB (Institut Design & Bisnis) Bali, Bkraf (Badan Kreatif) Denpasar, serta pemerintah daerah, bertujuan untuk menyalurkan kreativitas para desainer muda karena di masa pandemi tentunya para kreator perlu wadah untuk menyalurkan hasil karyanya.

Hendaryana pun melanjutkan bahwa yang terlibat dalam Denpasar Fashion Festival tidak hanya melibatkan butik-butik saja, namun juga memperhatikan aspek hulu-hilirnya. “Di samping melibatkan butik-butik, kegiatan ini juga ingin melibatkan produsen kain tradisional Bali yang berasal dari kabupaten lain di Bali, yang nantinya akan menciptakan sebuah keterkaitan dan berkesinambungan. Istilahnya misalnya desainernya dari Kota Denpasar, kainnya dari Kabupaten Klungkung, seperti itu,” ujarnya.

Adapun persyaratan lainnya yakni karya harus mengandung unsur rempah-rempah Indonesia, desain berupa sketsa dikerjakan pada kertas A4 full color, dengan menyertakan judul karya dan konsep desain, lalu peserta dapat mengirim maksimal tiga karya di setiap kategori.

Adapun kategori dibagi menjadi dua yakni desain busana pria dan wanita, nantinya di setiap kategori akan dipilih masing-masing 5 pemenang, dan pendaftaran tidak dipungut biaya.

“Sejauh ini antusias para desainer sangat baik, terbukti dengan adanya pertanyaan yang masuk setiap harinya lumayan banyak menanyakan perihal Denpasar Fashion Festival ini, untuk jumlah karya biasanya baru akan dapat dikalkulasi pada tanggal 9 Juli 2021 nanti karena biasanya peserta lomba akan mengirimkan di akhir untuk mencegah peniruan dan lain sebagainya,” ujar Hendaryana.

Sebagai event tahunan, Denpasar Fashion Festival  dimaksudkan merangsang tingkat kreativitas generasi muda Bali pada umumnya dan pemuda Kota Denpasar khususnya. “Terbukti setiap tahun ada saja talent-talent muda baru yang muncul, dan memang itu salah satu tujuannya, di festival ini tidak melombakan yang sudah berlangganan menjadi juara, namun mencoba untuk menumbuhkan calon-calon atau bibit-bibit desainer muda yang berprestasi, dan nanti untuk merealisasikan karyanya kami dari pemerintah akan mendukung sepenuhnya dari dana pembiayaan,” tegas Hendaryana.

Para calon peserta Denpasar fashion festival dapat mengirimkan karyanya paling lambat sampai 9 Juli 2021 ke email [email protected], nanti para pemenang akan diberikan dana untuk merealisasikan karyanya yang akan digunakan pada acara Denpasar Fashion on The Street, dan para pemenang nantinya akan memperoleh hadiah uang tunai yakni juara 1 sebesar Rp 2juta, juara 2 sebesar Rp 1,5 juta, juara 3 Rp 1 juta, Runner Up 1 Rp 500.000, dan Runner Up 2 Rp 500.000.

Hendaryana pun berharap nantinya para desainer muda Bali khususnya kota Denpasar dapat mempromosikan karyanya ke tingkat yang lebih profesional sehingga dapat mengharumkan nama Bali di bidang fesyen. “Jika ada para desainer yang berprestasi, kami dari pemerintah daerah tentunya akan memfasilitasi para desainer untuk terus berkarya dengan mempromosikan karya-karyanya ke lembaga-lembaga seperti bank dan kantor-kantor yang memerlukan pakaian sehari-hari namun bernuansa kain tradisional Bali yang dapat menjadi seragam kerja, hal tersebut tentunya akan sangat berpengaruh untuk eksistensi para desainer muda Bali,” tutupnya. *rma

Komentar