nusabali

Usai Tusuk Istri hingga Tewas, Suami Nekat Mencoba Bunuh Diri

Tragedi maut di Desa Jagapati

  • www.nusabali.com-usai-tusuk-istri-hingga-tewas-suami-nekat-mencoba-bunuh-diri

MANGUPURA, NusaBali
Tragedi pembunuhan lingkup keluarga terjadi di Banjar Sibang, Desa Jagapati, Kecamatan Abiansemal, Badung, Jumat (18/6) malam pukul 20.00 Wita.

Korbannya adalah Ni Luh Putu Russiani, 24, yang tewas mengenaskan ditusuk oleh suaminya, I Made Maranada, 34. Setelah habisi nyawa istri, pelaku Made Maranada nekat mencoba bunuh diri dengan dengan menikam dadanya.

Beruntung, nyawa pelaku Made Maranada berhasil diselamatkan. Setelah nekat mencoba akhiri hidup dengan menikam dada sendiri menggunakan pisau dapur, pria berusia 34 tahun ini dilarikan keluarganya ke rumah sakit. Hingga Minggu (20/6), pelaku Made Maranada masih dirawat di RSD Badung Mangusada, Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi.

Sejauh ini, belum diketahui secara persis apa pemicu aksi suami bunuh istri, lalu pelaku nekat mencoba bunuh diri dengan cara menikam dadanya tersebut. Pasalnya, pelaku Made Maranada yang telah ditetapkan sebagai tersangka belum bisa dimintai keterangan karena masih dalam perawatan di rumah sakit.

Kasubbag Humas Polres Badung, Iptu Ketut Gede Oka Bawa, mengatakan peristiwa maut suami bunuh istri ini pertama kali diketahui ayah dari pelaku Made Maranada, yakini I Made Geliduh, 60. Peristiwa maut tersebut kemudian dilaporkan Made Geliduh kepada prajuru Desa Jagapati, I Wayan Kayun, 47. Selanjutnya, Wayan Kayun melaporkan kejadian itu ke Sentra Pelayanan Polisi Terpadu (SPKT) Polres Basung, Sabtu (19/6) dinihari pukul 03.30 Wita.

Berdasarkan laporan dengan nomor registrasi LP/B/114/VI/2021/SPKT/POLRES BADUNG/POLDA BALI itu, Sat Reskrim Polres Badung langsung menuju ke lokasi kejadian di Banjar Sibang, Desa Jagapati, untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi. Berdasarkan hasil olah TKP dan keterangan saksi-saksi, tersangka Made Maranada duduga menusuk istrinya di bagian leher hingga tewas menggunakan pisau dapur.

"Pisau dapur itu ditusukkan pada leher sebelah kiri hingga mengakibatkan korban meninggal dunia. Setelah istrinya meninggal, tersangka coba bunuh diri dengan menusuk dada sendiri, namun gagal. Tersangka belum kita periksa, karena masih dirawat intensif di rumah sakit," ungkap Iptu Oka Bawa, Minggu kemarin.

Iptu Oka Bawa mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan awal, korban Luh Putu Russiani menderita satu luka tusukan pada leher kiri. Sementara suaminya, tersangka Made Maranada, menderita satu luka tikaman pada tengah-tengah dada. "Tetapi, untuk pastinya berapa luka yang diderita, kita menunggu hasil pemeriksaan dokter,” tandas Iptu Oka Bawa.

Menurut Iptu Oka Bawa, jerat hukum untuk tersangka Made Maranada belum ditetapkan, apakah kena pasal pembunuhan atau kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Jerat hukum akan ditentukan setelah pemeriksaan tersangka.

Sementara itu, Kasubbag Humas RSUP Sanglah, Dewa Ketut Kresna, menjelaskan pasien atas nama I Made Maranada (tersangka pembunuh istri) sempat dirawat di IGD RSUP Sanglah. Pasien ini diterima di RSUP Sanglah, Sabtu siang sekitar pukul 11.00 Wita. Malamnya sekitar pukul 19.00 Wita, yang bersangkutan dipulangkan setelah mendapatkan penanganan di IGD RSUP Sanglah.

Sedangkan jenazah istrinya, Luh Putu Russiani, hingga Minggu kemarin masih berada di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah untuk dilakukan pemeriksaan luar (PL). Menurut dokter spesialis forensik yang bertugas kemarin, dr Ida Bagus Putu Alit, proses otopsi jenazah korban dibunuh suaminya ini masih menunggu hasil uji swab.

"Kalau hasil swab negatif, proses otopsi rencananya akan dilakukan Selasa (22/6) pagi. Sementara hasil PL-nya sampai sekarang belum ada laporan," kata dr IB Alit saat dihubungi terpisah, Minggu kemarin.

Belum diketahui pasti, kapan jenazah istri korban dibunuh suami ini akan dimakamkan. Korban Luh Putu Russiani berpulang buat selamanya tanpa meninggalkan anak, karena belum kunjung dikaruniai momongan dari pernikahannya dengan tersangka Made Maranada.

Sementara itu, ayah tersangka Made Maranada, I Made Geliduh, meng-aku tidak tahu persis apa yang menjadi persoalan di antara anak dan menantunya tersebut. Menurut Made Geliduh, tidak ada yang menyaksikan peristiwa pembunuhan malam itu, karena kejadianya di dalam rumah.

Made Geliduh mengatakan, dia dan keluarga lainnya baru sadar terjadi sesuatu setelah terdengar jeritan dari korban di dalam kamar. Namun, saat didatangi ke dalam kamarnya, perempuan berusia 24 tahun tersebut sudah dalam keadaan tewas bersimbah darah.

"Jujur saja tiang tidak tahu apa yang terjadi. Sebab, selama ini nggak pernah ada masalah. Di sini kami tinggal satu natah keluarga besar sebanyak 10 kepala keluarga (KK). Maka, saat terdengar ada teriakan, musibah ini dengan cepat kami ketahui," tutur Made Geliduh saat ditemui NusaBali di rumah duka kawasan Banjar Sibang, Desa Jagapati, Kecamatan Abiansemal, Minggu kemarin.

Terkait jenazah menantunya yang tewas dibunuh suami, menurut Made Geliduh, akan segera dikuburkan di Setra Desa Adat Jagapati begitu nanti prosedur pemeriksaan dari kepolisian selesai. "Karena masih dalam proses di kepolisian, kami ikuti saja," papar kakek berusia 60 tahun ini.

Made Geliduh mengatakan, tersangka Made Maranada baru 1,5 tahun menikah dengan Luh Putu Russiani. Dari pernikahan tersebut, mereka belum memiliki buah hati.

Menurut Made Geliduh, tersangka Made Maranada selama ini tidak bekerja, karena menderita penyakit epilepsi sejak menjelang tamat SMA. Sedangkan istrinya, korban Luh Putu Russiani, bekerja bekerja sebagai staf Tata Usaha di salah satu SD kawasan Kecamatan Abiansemal, Badung.

"Anak saya itu (Made Maranada) tidak bekerja karena punya sakit begitu. Mantu saya yang bekerja. Dia (korban) sudah saya anggap seperti anak sendiri, karena kami masih ada hubungan keluarga," papar Geliduh. *pol,ind

Komentar