nusabali

Konsumen Lirik Produk Lebih Murah

Efek Pandemi

  • www.nusabali.com-konsumen-lirik-produk-lebih-murah

JAKARTA, NusaBali
Lembaga riset konsumen, Nielsen Indonesia mengungkapkan terjadi perubahan pola belanja konsumen Indonesia akibat pandemi corona.

Salah satunya, konsumen mulai sadar harga (price conscious) yang membuat mereka cenderung memilih produk dengan harga lebih murah.

Direktur Eksekutif Media Nielsen Indonesia Hellen Katherina menuturkan sebanyak 51 persen responden dari total 345 orang yang disurvei mengaku mempertimbangkan harga daripada merek saat belanja.

"Menariknya adalah, sebesar 51 persen responden bilang saya lebih mempertimbangkan harga daripada merek saat belanja," ujarnya dalam paparan riset Kehidupan Baru Konsumen Indonesia Setelah Satu Tahun Dalam Pandemi, seperti dilansir cnnindonesia.com, Kamis (17/6).

Namun, jumlah responden yang memiliki loyalitas pada merek juga cukup tinggi yakni 72 persen, atau sekitar 248 orang. Mereka menyatakan tetap menggunakan merek yang sama seperti sebelum covid-19. Meski tergolong loyal, namun Hellen menuturkan pertimbangan harga bisa mempengaruhi keputusan konsumen dalam berbelanja.

"Jadi, walaupun pada saat keluar rumah loyalitas merek tinggi, tapi saat ada di tempat kalau disuruh pilih, ada pilihan yang lebih murah, maka sekitar setengahnya (responden) itu mungkin tidak akan lagi setia terhadap brand, jadi ada pertimbangan," katanya.

Temuan lainnya, Nielsen Indonesia mencatat 21 persen responden mengaku sulit menemukan produk serupa yang digunakan sebelum pandemi covid-19. Meski persentasenya sedikit, Hellen menuturkan ini menjadi berkurangnya pasokan produk tertentu di pasar.

"Walaupun kecil ini berpotensi, artinya ada issue (masalah) pada ketersediaan barang yang bisa jadi konsumen akan berpindah ke produk lain," katanya.

Nielsen Indonesia juga merekam konsumen mulai banyak beraktivitas di luar rumah. Meskipun, 76 persen responden menuturkan mereka masih bekerja dari rumah (WFH) dan belajar dari rumah (SFH).

"Jadi, walaupun 76 persen dari responden mereka bilang mereka masih kerja dari rumah atau kalau sekolah dari rumah, tetapi ternyata persentase yang sudah melakukan kegiatan bersosialisasi di luar rumah itu sudah cukup tinggi," ujarnya.

Rinciannya, 71 persen responden keluar rumah untuk berkumpul bersama teman atau saudara. Kemudian, 69 persen sudah beribadah di tempat ibadah dan 51 persen sudah berani makan di restoran, bukan take away.

Serupa, 51 persen responden mulai memberanikan diri jalan-jalan ke pusat perbelanjaan dan 48 persen keluar rumah untuk acara kondangan atau ulang tahun.

"Kalau dari temuan di sini terlihat bahwa konsumen sebenarnya sudah pede keluar rumah selama mungkin confidence (kepercayaan) tempat yang dikunjungi melaksanakan protokol kesehatan sesuai standar yang ditentukan," ujarnya. *

Komentar