nusabali

Pedagang Cenderamata Pantai Sanur Sudah Bisa 'Bernafas'

  • www.nusabali.com-pedagang-cenderamata-pantai-sanur-sudah-bisa-bernafas

DENPASAR, NusaBali.com –  Kondisi pariwisata Bali masih jauh dari normal, namun dibandingkan pada awal-awal pandemi, sudah terbilang lumayan karena roda perekonomian tidak berhenti total.

Suasana di Pantai Sanur misalnya, walaupun didominasi wisatawan lokal, namun geliat kedatangan wisatawan ini membuat ekonomi juga menggeliat. “Kalau awal pandemi sempat tutup hingga empat bulan. Setelah itu buka di bulan Agustus hanya untuk perawatan barang saja. Kalau tidak dibersihkan takutnya barang-barang akan rusak dan tidak dapat dijual kembali,” ujar Wayan Murja, penjual cenderamata, souvenir dan pakaian pantai di Pantai Sanur.

Murja sudah merasakan pasang surut berdagang karena lelaki 60 tahun ini sudah berjualan selama 30 tahun di area pantai dengan bermodalkan sebuah kios, Murja menjual dagangannya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Ketut Darmini, yang juga merupakan pemilik kios di salah satu jejeran pedagang cenderamata di Pantai Sanur, juga mengungkapkan hal yang sama. Dirinya merasakan cobaan yang sangat berat, pada saat awal pandemi melanda, karena tidak dapat membuka untuk berjualan.

“Saya baru mulai berjualan pada awal tahun 2021 ini, cobaan sangat banyak, rencananya saya berjualan pada saat akhir tahun 2020, pandemi memberikan pengaruh yang besar kepada saya, tidak hanya mempengaruhi perekonomian keluarga, tapi pandemi menyerang psikis saya sehingga saya sempat sakit lama, beban pikiran juga memikirkan kios, tapi sekarang bersyukur sudah bisa berjualan lagi dengan sehat,” ujarnya.

Pada saat dikunjungi Jumat (18/6/21), terlihat sudah beberapa pengunjung memilih dan melihat-lihat barang dagangan yang dipajang oleh beberapa pemilik kios di Pantai Sanur. “Dari awal tahun 2021 saya sudah kedatangan beberapa pengunjung, kadang 5 orang sampai 10 orang saja per harinya, tapi saya tetap buka hingga sekarang pengunjung sudah sampai 50 orang per harinya, istilahnya dari awal pandemi kami di sini para pedagang sesak kesulitan bernafas, kini sudah bisa bernafas lega melihat kunjungan dari wisatawan lokal yang menghidupi suasana dan perekonomian kami disini sebagai pedagang cenderamata,” ujar Darmini.

Susanti Dewi, 19, salah satu pengunjung Pantai Sanur yang sedang melihat-lihat dagangan cenderamata di sekitar kios pun mengungkapkan bahwa dirinya terkadang membeli cenderamata untuk dijadikan sebagai oleh-oleh. “Biasanya kalau pedagang di tempat wisata kesannya mahal, tapi kalau di Pantai Sanur ini tidak mahal, saya terkadang membeli cenderamata di sini juga, kadang membeli baju pantai, gelang-gelang, dan menurut saya barangnya juga bagus,” ujarnya

Para pedagang cenderamata seperti Murja dan Darmini dapat ditemu di Pantai Sanur, dekat dengan Restoran Ikan Mak Beng dan berjalan kaki sekitar 100 meter ke Selatan, terlihat beberapa kios berjejer tanpa nama, dan beberapa pedagang stand by di depan kios-kios yang bersiap menyapa para pengunjung pantai dengan ramah dan bersahabat. “Berbagai macam cenderamata kami jual di sini, ada gelang, kalung, topi, kaca mata, baju pantai, celana pendek, kain, dan mainan seperti layang-layang, harganya sangat murah mulai dari Rp 5.000 saja untuk harga sebuah kerajinan gelang, hingga paling mahal itu hanya Rp 60.000 saja untuk sepotong pakaian pantai. Kami jual murah saja tapi dengan kualitas yang bagus,” ungkap Darmini.



Murja pun berharap kunjungan wisatawan lokal untuk pergi ke Pantai Sanur terus mengalami kenaikan, karena dengan ramainya pengunjung, para pedagang akan memiliki peluang lebih tinggi untuk menawarkan barang dagangannya. “Saya mengerti hampir sebagian besar masyarakat mengalami sitiuasi yang sulit di masa pandemi ini, namun jika masyarakat saling mendukung satu sama lain, saya yakin berangsur-angsur situasi Bali akan membaik,” tutupnya. *rma

Komentar