nusabali

FK Unud Wacanakan Kurikulum Berbasis Kearifan Lokal, Kesehatan Mental Jadi Perhatian

  • www.nusabali.com-fk-unud-wacanakan-kurikulum-berbasis-kearifan-lokal-kesehatan-mental-jadi-perhatian

DENPASAR, NusaBali.com - Adanya pandemi Covid-19 tidak hanya menyebabkan jatuhnya korban jiwa akibat terjangkit virus corona, namun juga memberikan pukulan psikologis bagi banyak orang.

Impitan ekonomi serta perubahan cara hidup, mulai dari cara bergaul dengan orang lain, cara melakukan aktivitas ekonomi, cara belajar, bahkan cara beribadah telah memaksa kesadaran orang untuk berganti secara cepat.

Tak pelak hal itu membutuhkan proses adaptasi atau perubahan cara berpikir yang tidak semua orang dapat menerimanya dengan baik. Banyak orang mengalami stres hingga depresi yang apabila tidak cepat ditangani dapat mengarah kepada penyakit gangguan mental. Di lain pihak, seringkali pengobatan yang menggunakan metode-metode kedokteran modern, yang berasal dari penelitian-penelitian yang dilakukan oleh peneliti asing, tidak selalu efektif dilakukan dalam lingkup tempat yang lebih spesifik, seperti di Bali misalnya.  

Melihat fenomena tersebut Fakultas Kedokteran (FK)  Universitas Udayana, sebagai salah satu institusi pendidikan kedokteran terdepan di Bali, berinisitaif untuk membangun kurikulum berbasis kearifan lokal untuk bisa mengatasi permasalahan tersebut.

“Kami, terutama pada Program Studi Psikiatri dan Departemen Spesialis Psikiatri, berencana membuat kurikulum berbasis kearifan lokal supaya nantinya dapat menjadi pilihan bagi mahasiswa dalam mempelajari cara menangani pasien gangguan mental,” ungkap Prof Dr dr I Ketut Suyasa SpB SpOT (K), Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Jumat (18/6/2021).

Ia juga melihat dengan mengembangkan program berbasis kearifan lokal tersebut, Fakultas Kedokteran Unud akan memiliki identitas atau keunikan tersendiri yang pada akhirnya dapat menjadi pertimbangan para calon mahasiswa untuk memilih pendidikannya di Fakultas Kedokteran Unud.

Prof Suyasa menyebut, apabila jadi terlaksana, maka program ini akan menjadi bentuk pengembangan dari program Interprofessional Education (IPE) yang sudah dilakukan sebelumnya.

“Di Interprofessional Education itu, mahasiswa S1 Kedokteran bergabung dengan prodi-prodi yang lain, misal mahasiswa keperawatan, farmasi, fisioterapi, psikologi, mereka secara berkelompok terjun ke masyarakat dan mempunyai binaan. Jadi sebenarnya pendekatan sosial masyarakat sudah berjalan,” terang Prof Suyasa.

Sementara itu, dimintai tanggapannya mengenai hal yang diwacanakan Fakultas Kedokteran Unud tersebut, Prof Dr Luh Ketut Suryani SpKJ (K), seorang psikiater yang dikenal memiliki pendekatan kearifan lokal (mind, body, spirit, sosio-budaya) dalam kesehatan mental, menyambut baik apabila hal tersebut dapat direalisasikan.

“Saya merasa bangga, terharu, dan terkejut, mendengar hal tersebut. Semoga saja wacana tersebut dapat direalisasikan,” ujar Prof Suryani.

Menurut Prof Suryani, penanganan gangguan mental melalui pendekatan kearifan lokal (mind, body, spirit, sosio-budaya), khususnya di Bali, akan mampu membawa citra baik psikiatri pada masyarakat Bali itu sendiri. Hal itu karena psikiater akan dianggap melihat manusia sesuai dengan kepercayaan masyarakat, yakni melihat manusia secara keseluruhannya, fisik, mental, dan spiritual.

Ia juga menambahkan bahwa konsep mind, body, spirit, sosio-budaya, seperti yang diusungnya, sebenarnya telah diterima dan dilakukan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam praktik kesehatan mental saat ini.  *adi

Komentar