nusabali

Pulangkan Barang Sisa dan Jual Rongsokan

Kiat Pedagang Pasca Pasar Blahbatuh Terbakar

  • www.nusabali.com-pulangkan-barang-sisa-dan-jual-rongsokan

Kini para pedagang kios/los dan pedagang pelataran kesulitan mencari tempat berdagang sementara.

GIANYAR, NusaBali

Jajaran Polres Gianyar telah membuka police line yang sempat mengelilingi area pasar pasca Pasar Blahbatuh, Desa/Kecamatan Blahbatuh, Kamis (17/6) siang. Akibatnya, para pedagang dan warga masuk ke area pasar yang hanya tersisa puing-puing.

Ada yang sekedar melihat, ada pula yang mengorek-ngorek sisa kebakaran yang masih layak pakai. Tampak pula, pedagang pada los sebelah timur berupaya memilah barang dagangan yang masih utuh. Salah seorang pedagang, Ni Wayan Sutiari,50, mengatakan losnya selamat dari sambaran api. Barang dagangan yang luput dari amukan api, akan dirumahkan. "Mau saya angkut bawa ke rumah. Sambil menunggu informasi relokasi pedagang," jelas pedagang asal Desa Sumita, Kecamatan Gianyar ini.

Pedagang lain, Ni Made Sumiati hanya bisa mengambil rak-rak besinya yang sudah hangus. Rencananya, Sumiati akan menjualnya per kilogram kepada pemulung. "Dari pada rugi total, besi rak tempat jualan pakaian saya jual kepada pemulung," katanya.

Tampak para pemulung mengamankan barang rongsokan dari dalam pasar yang sudah ludes terbakar. Seorang koordinator pemulung, Yono mengaku barang-barang ini dibeli secara menafsir, ada juga ditimbang. Untuk selanjutkan rongsokan itu akan dijual kembali kepada seorang pengepul di Jalan Gatot Subroto, Denpasar, untuk dikirim ke Surabaya. Guna mengantisipasi pencurian besi, para pemilik didatangkan ke pasar, dijaga polisi serta staf Pasar Umum Blahbatuh. Kini para pedagang kios/los dan pedagang pelataran kesulitan mencari tempat berdagang sementara. Wayan Rinti, salah satu pedagang bunga di Pelataran di Pasar Umum Blahbatuh, Kamis (17/6), mengatakan memilih menumpang berjualan di Pasar Yadnya untuk bisa bertahan hidup di masa pandemi.

Dia belum mengetahui lokasi tempat relokasi bagi pedagang Pasar Umum Blahbatuh. Kedaan ini membuat pedagang gundah mencari cara bertahan hidup pasca bencana kebakaran pasar. "Di tengah kondisi pandemi, kami dihadapkan bencana kebakaran pasar tempat berjualan, kami harus bangkit untuk bertahan hidup," tuturnya.

Senada dikatakan Ketut Reji, pedagang pelataran Pasar Umum Blahbatuh yang lain, sampai saat ini belum ada kabar jelas terkait tempat relokasi bagi pedagang Pasar Umum Blahbatuh. Ia berharap ada kejelasan tempat berjualan bagi para pedagang. Reji menambahkan jika pemerintah bisa menyediakan tempat relokasi pedagang tentu bisa segera kembali berjualan. Untuk sementara, pedagang tentu memilih  menumpang berjualan di pasar-pasar yang lokasinya berdekatan dengan kawasan Desa Blahbatuh.

Ditemui terpisah, Panglingsir Puri Ageng Blahbatuh Anak Agung Alit Kakarsana mengatakan Pasar Blahbatuh ada saat ini sejak tahun 1980an, dari sebelumnya di telajakan puri. "Awal-awal zaman kemerdekaan, Puri Blahbatuh dijadikan pusat fasilitas umum untuk masyarakat oleh pemerintah kala itu," jelasnya.

Saat itu, kata dia, dinamai pasar tenten dengan Pura Melanting di sebelah barat daya puri. Semakin berkembangnya pasar tenten, membuat telajakan puri tidak memungkinkan lagi sebagai tempat jual beli. Sehingga sekitar tahun 1987, pedagang dipindah ke Pasar Blahbatuh. "Setelah pasar di bangun, lahan telajakan puri kembali dimanfaatkan puri," kenangnya. *nvi

Komentar