nusabali

ITB STIKOM Bali Kompromikan Biaya Calon Mahasiswa Baru, Solusi Nomor Dua Malah Bikin Kaya

  • www.nusabali.com-itb-stikom-bali-kompromikan-biaya-calon-mahasiswa-baru-solusi-nomor-dua-malah-bikin-kaya

DENPASAR, NusaBali.com – Masalah kelangsungan pendidikan di masa pandemi bukan hanya menyangkut soal pembelajaran tatap muka. Namun kemampuan melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi juga menjadi isu di saat perekonomian masih mengalami masa-masa sulit.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menyebutkan pada Triwulan I-2021, pertumbuhan ekonomi Bali masih terkontraksi minus 9,85 persen. Kondisi ini bisa dipahami karena sektor pariwisata yang menggerakkan perekonomian Bali masih belum normal dan belum bisa menerima wisatawan mancanegara.

Problema krama Bali untuk melanjutkan jenjang pendidikan putra-putrinya itu pun direspons oleh ITB STIKOM Bali dengan memfasilitasi lulusan SMA/SMK/MA agar tetap bisa melanjutkan kuliahnya.

"Asal mereka mendaftarkan diri, ikut tes dan dinyatakan lulus, kami menawarkan berbagai kemudahan cara membayar biaya kuliah agar mereka bisa kuliah di ITB STIKOM Bali tanpa hambatan," kata Wakil Rektor 3 Bidang Kerja Sama dan Inovasi ITB STIKOM Bali, Made Sarjana SE MM, Kamis (17/6/2021).

Made Sarjana menguraikan beberapa solusi atau kemudahan yang disiapkan. Pertama, biaya kuliah dibayar dengan cara menyicil sesuai kemampuan orang tua. Kedua, selama menjadi mahasiswa ITB STIKOM Bali, mendapat kemudahan untuk mengikuti magang di Jepang selama 3 tahun sehingga hasil magang bisa untuk membayar kuliah, bahkan bisa membantu keluarganya yang lain.

Ketiga, tersedia banyak beasiswa baik dari pemerintah yang dikelola oleh ITB STIKOM Bali maupun beasiswa dari ITB STIKOM sendiri untuk membantu anak-anak dengan latar belakang ekonomi yang kurang mampu.

"Dengan berbagai kemudahan di atas, para orang tua tidak perlu khawatir menyekolahkan putra putrinya di ITB STIKOM Bali. Intinya, bagi kami, uang jangan menjadi alasan yang menghalangi orang tua untuk menyekolahkan anaknya di ITB STIKOM Bali," tegas Made Sarjana.

Program magang ke Jepang sendiri menjadi salah satu andalan ITB STIKOM Bali sejak 2016. Mahasiswa yang mengikuti program ini pun punya potensi penghasilan berkisar antara Rp 15 juta sampai Rp 28 juta per bulan dengan biaya hidup sekitar Rp 5 juta.

Mahasiswa yang magang, akan cuti selama dua semester dan melaksanakan perkuliahan secara online selama empat semester untuk program magang tiga tahun. Sementara jika hanya mengambil program magang setahun, mahasiswa tidak perlu cuti.  “Jadi setelah tiga tahun di sana (Jepang), mereka kembali ke Bali untuk melanjutkan dua semester sisanya,” jelas Rektor ITB STIKOM Bali Dr Dadang Hermawan beberapa waktu lalu.

Hubungan antara ITB STIKOM Bali dan negara Jepang sendiri memang terasa harmonis. Beberapa kerja sama ITB STIKOM Bali yang selama ini telah terjalin dengan Jepang antara lain, ITB STIKOM Bali dan Bunkyo University. 

Kerja sama ini salah satunya dalam bentuk academic exchange seperti joint research, exchange research scholars, staff, dan lainnya.  Kemudian kerjasama ITB STIKOM Bali dengan Fujitsu Corporation Ltd, Tokyo. Kedua pihak telah mencapai kesepakatan menjalin kerjasama magang untuk mahasiswa ITB STIKOM Bali di perusahaan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) terbesar ke-3 di dunia tersebut.
 
Persahabatan kedua pihak makin tambah erat, ketika salah seorang pendiri ITB STIKOM Bali Prof Dr I Made Bandem MA pada awal 2020 mendapat anugerah bintang jasa ‘The Order of The Rising Sun Gold Rays with Neck Ribbon’ oleh Kaisar Jepang, Naruhito.

“Dengan anugerah yang diberikan Kaisar Jepang kepada Prof Bandem, semakin meningkatkan persahabatan dan kerja sama antara ITB STIKOM Bali dengan Jepang di segala bidang utamanya perguruan tinggi seperti magang, pertukaran mahasiswa dan dosen,” ujar Dadang Hermawan kala itu.

Sementara itu terkait situasi pandemi yang belum tahu kapan berakhirnya, kebiasaan-kebiasaan baru dengan pengoptimalan dunia digital semakin menjadi tuntutan dunia. “Saat pandemi banyak karyawan di-PHK atau dirumahkan, tapi permintaan sarjana komputer atau sarjana teknologi informasi terus meningkat. Karena itu, pilihan kuliah di bidang teknologi informasi tak bisa ditawar lagi,” imbuh Made Sarjana.

Dunia yang berubah signifikan ke arah pelayanan digital, bisnis online atau yang mengandalkan teknologi informasi ini diharapkan tidak dilewatkan.  “Apalagi remaja sekarang ini adalah Generasi Z atau generasi internet yang sejak kecil sudah mengenal teknologi, akrab dengan gadget canggih dan dunia maya. Dan kami, ITB STIKOM Bali adalah kampusnya Generasi Z di era new normal," pungkas Made Sarjana. *mao

Komentar