nusabali

Prof Suryani Tagih Terwujudnya Graha Wredha dan Rumah Singgah Lansia

  • www.nusabali.com-prof-suryani-tagih-terwujudnya-graha-wredha-dan-rumah-singgah-lansia

DENPASAR, NusaBali.com - Setelah lebih dari setahun vakum karena pandemi, Yayasan Wreda Sejahtera (YWS) Bali kembali mengadakan pertemuan pada Sabtu (12/6/2021).

Dalam pertemuan yang diadakan di Duta Orchid Garden, Tohpati, Denpasar Timur,  dibahas program kerja YWS Bali di tengah masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sampai saat ini.

Hadir sebanyak 38 lansia usia 60-90 tahun. Bahkan ada seorang lansia yang sudah berusia 92 tahun. “Mereka datang dari seluruh YWS di Bali, kecuali Kabupaten Klungkung yang memang absen,” kata Dr dr Cokorda Bagus Jaya Lesmana SpKJ, pengurus YWS Bali.



Kegiatan yayasan yang yang memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan kelompok lansia ini diawali dengan menyanyikan lagu Mars YWS Bali, dan dilanjutkan dengan kegiatan meditasi bersama.

Sementara itu, Ketua Umum YWS Bali, Prof Dr Luh Ketut Suryani SpKJ menyebutkan bahwa pertemuan kali ini menjadi semacam temu kangen dengan para lansia di YWS Bali, karena  menurutnya sudah lama sekali tidak bertemu secara langsung.  “Kegiatan ini kami lakukan setelah selama pandemi praktis tidak ada kegiatan sama sekali karena menghindari penularan Covid-19,” ungkapnya.

Suryani menjelaskan dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa lansia harus tetap aktif, baik secara fisik maupun sosial, sesuai dengan  anjuran dari pemerintah. Lebih jauh Suryani menyebut meski berusia lanjut, lansia juga diharapkan tetap proaktif membantu generasi muda untuk bisa lebih berimajinasi dan merasa melalui cerita yang dituturkan kepada anak maupun cucu mereka.

“Handphone membuat anak pintar, tetapi  tidak bisa merasakan dan melukiskan dengan kata-kata,” terang Suryani, mantan guru besar Fakultas Kedokteran Unud.

Para lansia juga diharapkan tetap mengingatkan para generasi muda untuk membentuk anak-anak yang berkualitas. Di tengah masih maraknya kasus aborsi, lansia dapat berperan dengan mengingatkan bahwa menggugurkan juga termasuk pembunuhan. Suryani mengingatkan kembali bahwa salah satu penyebab adanya gangguan jiwa, yang masih marak di Bali, adalah karena pernah melakukan aborsi, dan janin yang digugurkan tidak pernah diingat apalagi didoakan.

Tidak lupa Suryani berpesan kepada Pemerintah Bali mengenai pembangunan Graha Wredha dan Rumah Singgah baik di tingkat provinsi mapun kabupaten/kota seperti yang telah diamanatkan dalam Perda Bali tentang Kesejahteraan Lansia.

“Lansia harus bahagia, berguna dan sejahtera, perlu diingatkan kembali soal komitmen pembangunan Graha Wredha dan Rumah Singgah Lansia” ujar Suryani.

Seperti diketahui dalam Perda Bali tentang Kesejahteraan Lansia, diatur mengenai kewajiban pemerintah daerah untuk menyediakan Graha Wredha dan Rumah Singgah bagi lansia. Graha Wredha berfungsi sebagai pusat kegiatan dan dan komunikasi lansia, sedangkan Rumah Singgah dijadikan tempat penitipan atau transit perawatan lansia secara sementara. *adi

Komentar