nusabali

Bencana Terjang Badung Utara

  • www.nusabali.com-bencana-terjang-badung-utara

Selain banjir yang memutuskan jembatan di Banjar Semanik, Desa Pelaga, bencana tanah
longsor juga terjadi di Banjar Sekar Mukti, Desa Belok Sidan.

Jembatan di Pelaga Putus, Warga 4 Banjar Sempat Terisolasi


MANGUPURA, NusaBali
Banjir kembali memutuskan jalan di Kabupaten Badung. Jembatan penghubung empat banjar di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Rabu (21/12) malam putus diterjang banjir besar. Bencana yang tidak terduga ini terjadi sekitar pukul 20.00 Wita. Selain banjir, wilayah Gumi Keris paling utara juga alami bencana longsor di beberapa titik.

Jembatan putus terletak di perbatasan Banjar Dinas Semanik dan Banjar Dinas Pelaga. Berdasarakan pantauan lapangan, Kamis (22/12) badan jalan dengan lebar sekitar 3 meter dan panjang 5 meter nyaris putus total. Hanya struktur pondasi di kedua sisi yang masih tampak kokoh. Karena tak bisa lagi dilalui kendaraan, petugas kepolisian dibantu BPBD Badung, aparat desa setempat serta aparat dari Kecamatan Petang memberi garis polisi di lokasi.

Menurut informasi warga, banjir besar juga pernah terjadi sekitar tahun 2010 lalu. Tetapi tidak sebesar sekarang hingga mengakibatkan putusnya jembatan.

Perbekel Desa Pelaga, I Gusti Lanang Umbara, ditemui di lokasi mengatakan, sebelum jembatan jebol, air bah yang mengalir dari hulu Hutan Puncak Mangu sempat menutupi badan jalan dengan tinggi kurang lebih 10 cm. Banjir juga membawa potongan-potongan kayu gelondongan dari ukuran kecil dan besar. Pihaknya menduga, struktur jembatan tidak kuat akibat terjangan banjir yang sangat besar.

“Kalau hari biasa airnya hanya mengalir kecil tapi ini tumben besar sekali. Lihat saja kayu-kayu besar juga ikut terbawa banjir,” kata Lanang Umbara sambil menunjuk tumpukan kayu gelondongan yang ada bantaran sungai. Sebelum banjir besar, menurutnya, wilayah Desa Pelaga sekitarnya memang sedang diguyur hujan sangat lebat.

Beruntung, kata dia, bencana tidak merenggut korban jiwa mengingat terjadi saat malam hari. Kendati demikian, warga dari empat banjar sempat terisolasi, yakni Banjar Semanik, Banjar Tiyingan, Banjar Auman, dan Banjar Munduk Tiying. Pasalnya, akses jalan alternatif yang tembus banjar Sandakan, Desa Sulangai, Kecamatan Petang sempat tutup longsor. “Kalau kemarin terisolasi warga kami. Tapi sekarang sudah bisa lewat jalan yang tembus Sandakan, karena longsornya sudah dibersihkan,” katanya.

Lanang Umbara kini berharap pemerintah cepat mengambil langkah penanganan agar aktivitas warga bisa kembali normal. Untuk di Desa Pelaga, ungkap Lanang Umbara, ada sembilan titik bencana yang tercatat. “Lima titik di Banjar Semanik termasuk yang ini (jembatan putus, red). Sedangkan di Banjar Tiyingan ada empat titik,” ungkapnya. Termasuk salah satunya kediaman perbekel sendiri di Banjar Semanik ikut terkena dampak longsor. “Merajan di rumah kena longsor,” tandasnya.

Camat Petang, I Gusti Ariawan mengatakan, bencana yang terjadi kali ini akibat intensitas hujan tinggi disertai angin kencang mengguyur Desa Pelaga, Petang pada Rabu (21/12). Hujan terjadi dari pukul 13.00 Wita hingga pukul 21.00 Wita. Akibatnya, kata dia, bencana terjadi di sejumlah titik. “Yang paling parah adalah di Banjar Semanik, hingga memutuskan akses jalan,” ungkapnya.

Menurut Ariawan, pihaknya bersama BPBD Badung telah menurunkan tim untuk melakukan evakuasi terhadap sejumlah titik bencana. “Sejak subuh alat berat sudah kami kerahkan, jadi dua titik bencana sudah teratasi.” Pihaknya juga berharap dampak dari bencana tersebut harus segera tertangani, sehingga tidak menganggu aktivitas masyarakat.

Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa, saat meninjau lokasi bencana di Banjar Tiyingan mengatakan akan segera berkoordinasi dengan jajaranya untuk menyusun rencanan ke depan pascabencana. “Ini harus menjadi perhatian serius, karena curah hujan semakin memuncak. Kami harus melakukan kajian komprehensif membuat perencanaan ke depan,” jelasnya.

Wabup Suiasa meminta tim BPBD Badung melakukan inventarisasi lokasi bencana yang terjadi, dan melakukan langkah darurat agar lokasi bencana bisa teratasi, sehingga tidak menganggu aktivitas masyarakat. “Jalan yang terkena bencana merupakan akses masyarakat agar segera dapat dilalui, tetapi dengan jaminan keamanan,” tegasnya seraya menambahkan akan membahas rencana detail penanganan bencana yang terjadi di Badung.

Sementara Kepala BPBD Badung, I Nyoman Wijaya mengaku sudah menerjunkan tim untuk melakukan penanganan kedaruratan. Saat ini, akunya, tim masih bekerja di lapangan. “Bencana terjadi dimana-mana, sekarang tim kami masih bekerja di lapangan,” kata dia. Selain bencana banjir yang memutuskan jembatan di Banjar Semanik, di tempat lain juga terjadi bencana tanah longsor. Paling parah terjadi di Banjar Sekar Mukti, Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang. Salah satu rumah rusak berat adalah milik Ketut Karyana. “Senderan di belakang rumahnya longsor dan menimpa bagian belakang rumah pak Karyana. Tapi syukur tidak ada korban jiwa,” tandasnya. * asa

Komentar