nusabali

Jumlah Armada Tinggal 600 Unit

  • www.nusabali.com-jumlah-armada-tinggal-600-unit

PAWIBA kelimpungan songsong ‘pembukaan’ pariwisata Bali

DENPASAR,NusaBali

Kondisi yang dialami pengusaha angkutan wisata yang tergabung dalam wadah Persatuan Angkutan Wisata Bali (PAWIBA) sungguh ironis. Di saat komponen dan stakeholder kepariwisataan lain bersiap-siap menyongsong rencana ‘pembukaan’ pariwisata Bali, PAWIBA malah kelimpungan.

Mereka kehilangan banyak armada, karena banyak ditarik paksa akibat tidak mampu memenuhi kewajiban kepada lembaga pembiayaan. Atau ada yang terpaksa dijual untuk membayar cicilan utang tersebut. Akibatnya jumlah armada wisata jauh berkurang. 19 jumlah armada wisata anggota PAWIBA tercatat 2.500 unit. Tetapi kini hanya masih 600 unit.  “Separo lebih berkurang,” ujarnya, Jumat (11/6).

PAWIBA pun mengaku benar- benar dalam kondisi berat. Tidak hanya harus menanggung cicilan utang. Namun juga kesulitan untuk beroperasi, jika pariwisata Bali benar- benar mulai dibuka pada Juli depan.  “Untuk beroperasi butuh biaya,” kata Sudiartha.

Sementara karena pandemi, pariwisata macet sehingga pengelola angkutan wisata tidak ada pemasukkan. “Benar- benar berat beban kami,” lanjut Sudiartha. Sejumlah usaha telah dilakukan untuk bisa bertahan. Diantaranya bertemu dengan Kadin Bali menyampaikan persoalan yang dihadapi, sekaligus meminta pendampingan saat PAWIBA menyampaikan persoalan kepada stakeholder terkait, yakni ke DPRD Bali.

“Kami juga berencana audiensi dengan Bapak Gubernur,” katanya. Rencana tersebut dilakukan setelah sebelumnya PAWIBA menyampaikan persoalan yang mereka hadapi ke Komisi II DPRD Bali, pada Selasa (8/6). Sudiartha sangat berharap pengusaha angkutan mendapat keringanan penundaan pembayaran utang kepada lembaga pembiayaan. Yang kedua, dibantu pinjaman lunak atau soft loan untuk operasi terkait rencana dibukanya kembali pariwisata Bali pada Juli depan.  “Sama seperti pelaku pariwisata lain, kena dampak parah akibat pandemi,” harapnya. Armada, karena tidak beroperasi selama 1 tahun lebih tentu memerlukan perawatan, pergantian suku cadang perawatan lainnya agar bisa beroperasi secara layak. Untuk itulah diperlukan biaya, sehingga pengusaha membutuhkan pinjaman lunak. “Itulah antara lain aspirasi kami,” ujar Sudiartha. *K17

Komentar