nusabali

Patung Berkurang, Funiture Lebih Dicari

Dampak Seruan 'Stay at Home'

  • www.nusabali.com-patung-berkurang-funiture-lebih-dicari

DENPASAR,NusaBali
Produk art furniture menjadi trend di kala pandemi Covid-19. Hal tersebut karena faktor  orang kini lebih banyak berdiam di rumah agar tak mudah tertular virus Corona.

Otomatis mereka terutama di luar negeri banyak melakukan renovasi atau perbaikan perabotan demi memberikan kenyamanan dan betah di rumah.  Produk ukiran kayu, yang pada waktu sebelum pandemi ramai dipesan, jadi berkurang. Sebagai gantinya, konsumen lebih banyak memilih produk furniture.

“Itu yang cukup membantu pemasaran dalam masa sulit sekarang ini,” ujar Komang Arya Perbawa Budiasa, seorang perajin dan pemilik gallery di Peliatan, Ubud Gianyar.

Dikatakan Putu Aditya Perbawa Budiasa, usaha pokoknya adalah patung kayu, art funiture, rotan furniture. Sebelum pandemi Covid, Eropa, Amerika  dan Australia merupakan pasar produk kerajinannya.”Sekarang masih ada, namun volumenya berkurang,” ujarnya, Rabu (9/6).

Penurunan ekspor kata Perbawa Budiasa sampai 70 persen. Dulu sebulan rata-rata bisa mengekspor satu container. Nilainya relative antara ratusan juta bahkan sampai miliaran. “Itu kalau patung,” lanjutnya.

Untuk mensiasti itulah belakangan ini, Perbawa Budiasa lebih banyak memproduksi furniture. Pasarnya  tidak saja luar negeri, tetapi juga pasar domestik. Terutama  pembeli dari kota-kota besar seperti Jakarta, seperti yang terjadi pada tahun baru dan Lebaran lalu. Katanya, lumayan usahanya bisa menggeliat.

Katanya,  ‘semangat’ stay at home karena pandemi menyebabkan banyak orang cenderung melakukan renovasi rumah, mempercantik ruangan. Funiture salah satu peralatan dan perlengkapan yang dicari. Bukan patung. “Karena patung kan  untuk pajangan,” lanjutnya. *K17

Komentar