nusabali

Trenggono Ungkap Kondisi Mangrove Kritis

  • www.nusabali.com-trenggono-ungkap-kondisi-mangrove-kritis

JAKARTA, NusaBali
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengajak masyarakat ikut serta dalam menjaga kelestarian ekosistem laut.

Imbauan itu disampaikannya dalam rangka memperingati Hari Laut Sedunia, Selasa (8/6) dan World Coral Triangle Day, Rabu (9/6).

"Perayaan yang berdekatan ini menjadi simbol, bahwa laut dan terumbu karang pada dasarnya tidak dapat dipisahkan, serta perlu untuk terus dijaga dan dilestarikan," ujar Trenggono, dalam keterangan tertulis, seperti dilansir detikcom, Selasa (8/6).

Lebih lanjut, Trenggono berharap masyarakat dapat mulai menghilangkan kebiasaan buruk dalam membuang sampah sembarangan serta mulai mengikuti gerakan restorasi karang dan mangrove. Gerakan ini tersebut digaungkan sebagai langkah bersama dalam menghadirkan laut yang sehat dan ekonomi yang berkelanjutan.

Kerusakan ekosistem laut sebagian besar ditengarai ulah manusia. Berdasarkan data, terdapat jutaan ton sampah rumah tangga yang mencemari laut setiap tahunnya, terutama plastik.

Keberadaan sampah-sampah tersebut pada akhirnya mengganggu kelangsungan hidup flora dan fauna (biota) laut di dalamnya.

Selain sampah, kerusakan terumbu karang dan mangrove juga menjadi persoalan tersendiri bagi kesehatan laut Indonesia. Sebagai upaya perbaikan, pemerintah melalui kementerian/lembaga dan instansi pemerintah lainnya menggalakkan sejumah program restorasi.

Untuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) misalnya, melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun lalu berhasil merestorasi sekitar 74,3 hektare atau setara 93.685 berbagai jenis struktur terumbu karang yang ditempatkan di beberapa kawasan pesisir Pulau Dewata (Nusa Dua, Pandawa, Sanur, Serangan dan Buleleng).

Sedangkan untuk mangrove, KKP melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) sepanjang tahun lalu saja telah melakukan penanaman 2.975.129 batang mangrove dengan luas area mencapai 448,18 hektar. Luasan ini melampaui target yang ditetapkan sebesar 200 hektar.

"Kami memiliki komitmen juga terhadap kesehatan laut, untuk melakukan restorasi terhadap wilayah pesisir yang kritis terhadap kerusakan tanaman mangrove. Dan ini sudah kami lakukan, total mangrove di Indonesia luasnya 3,3 juta hektare yang kritis 647 ribu hektare. Kami sudah melakukan restorasi kurang lebih sekitar 3.000 hektare," tegasnya.

Trenggono menjelaskan pengelolaan sektor kelautan dan perikanan Indonesia harus mengedepankan prinsip ekonomi biru. Dengan demikian, sumber daya alam perikanan dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Sementara di tingkat internasional, Pemerintah Indonesia aktif mengikuti forum maupun dialog yang berkaitan dengan kesehatan laut. Misalnya pada 2009, Indonesia menginisiasi untuk menjaga dan memanfaatkan wilayah laut serta terumbu karang di daerah segitiga terumbu karang secara berkelanjutan. *

Komentar