nusabali

Pasang Tarif Losmen, Fasilitas Bintang Lima

Jurus Hotel Bertahan di Masa Pandemi

  • www.nusabali.com-pasang-tarif-losmen-fasilitas-bintang-lima

DENPASAR,NusaBali
Pelaku pariwisata Bali terutama pengelola akomodasi seperti hotel, villa dan jenis akomodasi lainnya, benar- benar melakukan promosi ekstrem untuk mendapatkan wisatawan.

Promosi tak sekadar diskon, tetapi benar- benar banting harga. Jurus pasang tarif kaki lima, fasilitas bintang lima pun ditempuh demi bertahan di masa pandemi.


Misalnya dari harga kamar Rp 3 juta per malam, kini dilego dengan harga Rp 1 juta bahkan di bawah Rp 1 juta per malam. Atau dari harga Rp 1,5 juta  dipangkas hanya tinggal Rp 400.000.

Semuanya itu bertujuan untuk ‘memanjakan’ wisatawan. Meksipun harus diakui, upaya itupun belum tentu berhasil. Kalaupun ada tamu, jumlahnya juga tidak seberapa. Jadi sekadar menghidupkan suasana. Jauh dari untung.

Kalangan pelaku pariwisata mengiyakan hal itu. “Iya memang, untuk memberi semangat saja,” ujar Ketua Bali Villa Association (BVA) Gede Sukarta, Jumat(4/6).

Karena bagaimana pun hotel, vila, akomodasi lainnya perlu perawatan untuk menjaga kondisi tetap fresh sehingga layak ditinggali.

Karena itulah diupayakan untuk tetap adada. Meski hanya sebatas tamu domestik atau wisnus, karena wisman sampai saat ini masih paceklik.

 “Belakangan memang ada peningkatan antara 8 persen sampai 10 persen. Itu hanya sampling saja,” lanjutnya.

Sukarta pun menekankan, harga tersebut bersifat tentatif, sesuai dengan sikon. Misalnya itu hanya diberlakukan untuk wisatawan yang masuk last minute atau hanya bermalam semalam saja.

Walau tarif miring, namun kata Sukarta fasilitas yang diterima wisatawan tidak asal-asalan. “Fasilitas hotel bintang 5, harga losmen,” ujarnya mengulang ungkapan lumrah di kalangan industri pariwisata di kala musim paceklik wisatawan, dalam hal ini wisman.

Terpisah Wakil Ketua DPP Indonesia Hotel Geneneal Manager Association(IHGMA) Made Ramia Adnyana mengiyakan soal ‘banting-bantingan’ harga kamar hotel di musim paceklik turis ini.

 “Itu namanya flexible rate dan dynamic rate,” ujar Ramia Adnyana. Dikatakan diskon tidak berlaku lagi, karena tarif pokok juga sudah ditiadakan. Karena yang diberlakukan adalah tarif saat itu atau riil time.

Upaya-upaya tersebut untuk merangsang agar wisatawan atau tamu tertarik datang dan menginap pada hotel, vila dan jenis akomodasi lainnya yang ada di Bali.

Karena itulah ada ‘inovasi’ dari kalangan manajemen atau pengelola hotel/villa. Salah satunya adalah penetapan harga kamar jauh dari harga normal. Menurutnya tiap manejemen hotel, tentu punya cara sendiri-sendiri.

Kenyataanya kata Ramia Adnyana, tamu masih tetap ‘sepi’ karena dampak pandemi Covid-19 ini. Jangankan wisman, wisatawan domestik juga tidak banyak. *k17.

Komentar