nusabali

Museum Rempah Sang Natha Dibuka untuk Edukasi

Koleksi Seratusan Jenis Rempah

  • www.nusabali.com-museum-rempah-sang-natha-dibuka-untuk-edukasi

SINGARAJA, NusaBali
Buleleng kini memiliki satu museum baru, yakni Museum Rempah Sang Natha yang berlokasi di Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan.

Museum yang mengoleksi seratusan jenis tanaman rempah ini resmi dibuka pada Jumat (28/5) siang. Museum Rempah Sang Natha didirikan sebagai pusat informasi sekaligus studi khasanah tanaman rempah, khususnya di Buleleng.

Berdiri di atas lahan sekitar 1,2 hektare, Museum Rempah Sang Natha memiliki sedikitnya 130 jenis tanaman rempah. Bukan hanya tanaman rempah dari Buleleng dan Bali, berbagai jenis tanaman rempah dari Indonesia timur hingga India, disajikan di museum ini. Museum Rempah Sang Natha digagas dan didirikan oleh dua bersaudara Made Suyasa Wijaya Dwijaksara dan Gede Kresna.

Made Suyasa Wijaya menjelaskan, pembangunan Museum Rempah Sang Natha telah direncanakan sejak 6 tahun lalu. Mulai dari pembangunan rumah singgah hingga melengkapi tanaman rempah sesuai dengan standar minimal untuk pembangunan museum. Pembangunan museum ini didasari ketertarikannya dengan tanaman rempah yang memiliki sejarah panjang di Nusantara.

Kata Made Suyasa Wijaya, begitu pentingnya rempah yang memiliki nilai ekonomi tinggi, membuat Nusantara secara bergantian dikuasai oleh bangsa-bangsa Eropa pada zaman dahulu. “Saya mengawali dengan belajar tentang rempah-rempah, lalu berdiskusi dengan teman-teman yang mengerti tentang rempah. Kemudian saya putuskan untuk mendirikan museum ini,” jelas Made Suyasa Wijaya.

Made Suyasa Wijaya menyampaikan, museum rempah ini dibangun di atas lahan cengkih peninggalan keluarga. “Sebagai bentuk penghargaan kepada kakek kami, Natha, yang mewariskan lahan perkebunan cengkih ini ke ayah kami, kemudian meneruskan ke kami, maka museum rempah ini dinamakan Museum Rempah Sang Natha,” tutur Made Suyasa Wijaya.

Museum Rempah Sang Natha juga didirikan dengan maksud mengedukasi generasi muda mengenai rempah. Pasalnya, pada era yang serba modern ini, tak jarang rempah-rempah yang dijual dengan bentuk yang sudah diolah menjadi serbuk. Sehingga tak ayal banyak yang tidak mengetahui seperti apa pohon ataupun bentuk asli dari rempah-rempah yang telah diolah itu.

“Nantinya, generasi milenial bisa melakukan pembelajaran terkait rempah-rempah yang kami miliki, mulai dari jenis, fungsi, dan manfaatnya di museum ini. Mereka bisa mengetahui langsung dari tanamannya, serta bagaimana proses penanamannya. Karena ada rempah yang kami tanam langsung dan kami display,” ungkap Made Suyasa Wijaya.

Museum Rempah Sang Natha dikonsepkan sedikit berbeda dari museum rempah lainnya. Jika di museum rempah di luar negeri hanya menyajikan koleksi produk dan sejarah rempah, maka di museum ini dititikberatkan pada keberadaan tanaman rempah. Sehingga pengunjung bisa langsung berkenalan dengan vegetasinya, melihat buah atau umbi atau bijinya, serta melihat bagaimana ketika rempah tersebut sudah menjadi bubuk.

Konsep Museum Rempah Sang Natha, lanjut Made Suyasa Wijaya, terus dibahas dan dimatangkan. Di masa yang akan datang, di Museum Rempah Sang Natha juga akan dilakukan beberapa proses yang bisa langsung dilihat oleh pengunjung sekaligus dikemas sebagai buah tangan. Pengelola museum juga merancang sejumlah workshop yang menggunakan rempah-rempah seperti workshop kuliner hingga workshop pewarna alami.

Harapannya, Museum Rempah Sang Natha bisa menjadi model kepariwisataan masa depan yang menekankan titik keunggulan pada edukasi, berkegiatan di luar ruangan, mengunakan bahan-bahan lokal, dan sarat dengan aktivitas yang mengesankan. “Ini menjadi poin penting untuk menjaga kelangsungan museum rempah sehingga tetap berimbang mengusung semangat edukasi dan pariwisata,” tandas dia.

Mengingat masih dalam suasana pandemi Covid-19, Museum Rempah Sang Natha hanya akan dibuka atas reservasi saja. Itu pun dengan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Sembari menunggu situasi benar-benar normal kembali, pihak pengelola museum juga terus berupaya menyempurnakan formatnya sehingga museum ini bisa menjadi salah satu destinasi penting di Bali Utara.

Sementara itu, Asisten Administrasi Umum Setda Buleleng I Nyoman Genep dalam peresmian pembukaan museum mengatakan, Pemkab Buleleng sangat mengapresiasi pembangunan Museum Rempah Sang Natha. Menurutnya, keberadaan museum rempah ini, akan menjadi sarana edukasi bagi masyarakat mengenai rempah-rempah, khususnya bagi generasi milenial.

“Kehadiran museum ini semoga bisa menjadi sarana edukasi tentang tanaman rempah-rempah. Hal ini mengingat banyak di antara anak-anak saat ini tidak mengetahui jenis-jenis rempah yang ada. Serta menjadi alternatif wisata edukasi yang menjanjikan,” kata Nyoman Genep. *mz

Komentar