nusabali

Griya Kongco Dwipayana Sambut Waisak Istimewa, Bertepatan Purnama

  • www.nusabali.com-griya-kongco-dwipayana-sambut-waisak-istimewa-bertepatan-purnama

DENPASAR, NusaBali.com - Griya Kongco Dwipayana Denpasar siap menyambut umat Buddha yang ingin bersembahyang dalam rangka hari raya Waisak pada Rabu (26/5/2021),.

“Walaupun tidak ada persiapan khusus untuk Waisak, kami siap menerima umat Buddha yang ingin bersembayang. Kebetulan juga besok hari Purnama, jadi akan banyak yang datang,” ungkap Ida Bagus Adnyana, Ratu Pemangku di Griya Kongco Dwipayana, Selasa (25/5/2021).

Tidak ada persiapan khusus di tempat peribadatan bagi umat Tridharma (Hindu, Buddha, Konghucu) berlokasi berlokasi di kawasan Tanah Kilap, Pemogan, Denpasar Selatan ini. Hanya beberapa orang yang ngayah membersihkan alat-alat ibadah termasuk bersih-bersih halaman kongco. “Bersih-bersih ini sudah biasa menjelang hari raya. Apalagi besok selain Waisak juga bertepatan dengan hari Purnama,” kata Ida Bagus Adnyana yang akrab disapa Atu Mangku ini.

Griya Kongo Dwipayana sendiri merupakan tempat ibadah yang dibangun untuk persembahyangan umat Tridharma, yaitu Hindu, Buddha, Konghucu. Selain di hari raya Waisak, tempat ibadah yang dirintis Ida Bagus Adnyana sejak tahun 1987 tersebut juga digunakan oleh umat Hindu merayakan hari raya seperti Galungan dan Kuningan. Namun, perayaan yang paling meriah adalah perayaan tahun baru Tionghoa, Imlek, yang dirayakan setiap tahun.

Ida Bagus Adnyana pun menambahkan kalau hari raya Waisak kali ini merupakan hari Waisak yang tidak biasa. “Tidak biasanya Waisak jatuh pas hari Purnama, biasanya selang sehari. Ini terakhir terjadi 18 tahun yang lalu,” ujar Ratu Peranda asal Klungkung ini.  



Menurutnya, di tahun-tahun sebelumnya, pada hari raya Waisak Griya Kongco Dwipayana selalu dipadati oleh umat Buddha yang bersembahyang. “Tahun-tahun sebelumnya tidak bertepatan dengan Purnama saja di sini ramai yang sembahyang. Untuk besok karena juga Purnama kemungkinan ramai sampai jam 12 malam,” kata Adnyana.

Dirinya pun menambahkan bahwa selama pandemi Covid-19 tidak ada pembatasan umat yang datang ke Griya Kongco Dwipayana. Hal tersebut dikarenakan setiap pamedek atau umat yang datang bersembahyang melakukan persembahyangan secara langsung dan sendiri-sendiri, sehingga tidak terjadi antrean yang mengakibatkan kerumunan.

Namun, Atu Mangku mengakui bahwa protokol kesehatan tetap dijalankan. Telah disiapkan alat pengukur suhu, handsanitizer, dan bagi pengunjung yang lupa membawa masker pihaknya juga menyediakan masker gratis.

Menurut Atu Mangku, bagi umat Buddha yang ingin bersembahyang tidak harus mengikuti aturan upacara tertentu, melainkan sembahyang seperti biasa. Demikian pula sebaliknya bagi umat Hindu yang datang untuk sembahyang Purnama, bisa sembahyang sendiri-sendiri. “Sembahyang seperti baisa saja, tidak ada aturan tertentu. Yang Buddha pakai dupa, yang Hindu pakai canangsari, yang Konghucu juga dipersilakan dengan caranya seperti biasa” terang Ida Bagus Adnyana.

Sejarah Griya Kongco Dwipayana sendiri tidak terlepas dari ditemukannya batu bertuliskan Dinasti Qing yang diyakini berusia 500 tahun. Berdasarkan hal itu maka Ida Bagus Adnyana yang memang menekuni spiritual mulai merintis untuk membangun tempat ibadah bagi umat Konghucu maupun Buddha. Namun, karena Ida Bagus Adnyana juga meyakini di lokasi saat ini, Tanah Kilap, juga menjadi tempat yang pernah disinggahi Ida Bathara Ratu Niang Sakti, maka saat ini di dalam Griya Kongco Dwipayana, selain terdapat patung Dewa Dewi Konghucu dan patung Buddha, juga ditemui adanya palinggih Hindu tempat pemujaan Ratu Niang Sakti, Ratu Gede Mas Mecaling, dan Padmasana. *adi

Komentar